Hati-Hati dengan Saudara Setan !
Kehidupan manusia tak pernah terlepas dari
bisikan dan gangguan setan. Namun dari sekian
banyak ayat Al-Qur’an yang membicarakan
tentang hubungan setan dengan manusia, ada
satu ayat yang menyebutkan kelompok manusia
yang disebut “saudara setan”.
Menjadi saudara setan artinya bukan lagi
mendapat gangguan setan namun telah sampai
pada tahap bergerak dan mendukung rencana
setan. Siapakah yang disebut saudara setan
itu?
Allah swt Berfirman,
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُواْ إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُوراً
“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros
(menghamburkan harta) itu adalah saudara
setan dan setan itu sangat ingkar kepada
Tuhan-nya.” (QS.al-Isra’:27)
Kelompok yang disebut saudara setan oleh Al-
Qur’an adalah mereka yang suka menghamburkan
hartanya untuk hal-hal yang sia-sia dan
mengeluarkannya bukan pada tempatnya. Tentu
label “saudara setan” bukanlah hal yang
main-main.
Kenapa sampai disebut saudara setan?
Karena ada kesamaan antara perbuatan
menghamburkan harta dengan perbuatan setan.
Orang yang suka menghamburkan hartanya
berarti ia telah mengingkari nikmat Allah
swt. Artinya, dia sama sekali tidak
menghargai Sang Pemberi Nikmat.
Ingkar terhadap nikmat Allah itulah yang
membuatnya sejalan dengan setan. Karena itu
Allah Mengakhiri ayat ini dengan kalimat “dan
setan itu sangat ingkar kepada Tuhan-nya.”
Kalimat ini memberi isyarat bahwa orang yang
menghamburkan hartanya termasuk golongan
orang-orang yang ingkar.
Dalam ayat lain Allah Berfirman,
وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَاناً فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
“Dan barangsiapa berpaling dari pengajaran
Allah Yang Maha Pengasih (al-Quran), Kami
Biarkan setan (menyesatkannya) dan menjadi
teman karibnya.” (QS.az-Zukhruf:36)
Seorang mukmin adalah saudara bagi mukmin
lainnya. Namun seorang yang mubadzir adalah
saudara setan.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
“Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu
bersaudara.” (QS.al-Hujurat:10)
Seorang pemboros yang suka menghamburkan
hartanya tidak layak mendapatkan penghormatan
karena perbuatannya bukanlah kedermawanan.
Bahkan dalam urusan infaq pun, Allah Melarang
hamba-Nya untuk boros dan memberikan seluruh
hartanya.
وَلاَ تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلاَ تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُوماً مَّحْسُوراً
“Dan janganlah engkau jadikan tanganmu
terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula)
engkau terlalu mengulurkannya (sangat
pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan
menyesal.” (QS.al-Isra’:29)
Maka janganlah kikir dan jangan boros.
Jadikan diri kita berada ditengah. Melakukan
segala sesuatu dengan seimbang. Syukuri
nikmat Allah dan hargai pemberian-Nya. Jangan
hamburkan nikmat itu dengan sia-sia.
Adakah dari kita yang ingin menjadi saudara
setan? Semoga Allah Menjauhkan kita dari
godaan serta bisikan busukya.