Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Husein bin Ali, Bahtera Penyelamat dan Pelita Hidayah

2 Pendapat 05.0 / 5

Pada hari ini, tanggal 3 Sya'ban tepatnya pada tahun ke 4 hijriah, penghulu para syahid dan pemimpin pengikut syiah, air mata setiap mukmin, imam yang zahid dan abid, seorang yang syahid secara terasingkan dan kehausan di padang Nainawa, Imam Husein as lahir. Ketika berita kelahiran Imam Husein as sampai kepada Rasulullah saww, beliau langsung datang ke rumah Amirul Mukminin dan berkata kepada Asma supaya membawa anak yang baru lahir itu ke hadapan beliau. Asma membawa Imam Husein as dalam keadaan badan suci beliau terbungkus kain putih, dan diberikan kepada Rasulullah saww. Kemudian Beliau mengumandangkan azan di telinga sebelah kanan Imam Husein as dan Iqamah di sebelah telinga kiri beliau.

 

Pada hari pertama atau hari ketujuh dari kelahiran Imam Husain as, aminul wahyu malaikat Jibril turun ke bumi, mendatangi Rasulullah saww dan berkata: "Salam Allah swt kepadamu wahai Rasulullah saww, berilah nama anak yang baru lahir itu dengan nama putra Harun yaitu Syubair, yang dalam bahasa arab dikatakan Husein. Karena Ali as untukmu bagaikan kedudukan Harun di sisi Musa bin Imran, hanya saja engkau adalah penutup para nabi."

 

Dengan demikian nama yang penuh keagungan ini untuk putra kedua Fathimah sekali lagi dipilih kembali oleh Allah swt, pada hari ini seluruh malaikat berbondong-bondong datang menemui Rasulullah untuk mengucapkan selamat atas kelahiran putra kedua Fathimah dan Ali as. Dan sebagian dari mereka juga membawa tanah kuburan Imam Husein as, dan mengucapkan ta'ziah atau belasungkawa kepada beliau.

 

Husein bin Ali as selama enam tahun hidup di bawah bimbingan kakeknya, Rasulullah Saw. Kasih sayang besar yang dilimpahkan Rasulullah kepada cucunya ini menunjukkan posisi tinggi Husein bin Ali as. Salman Farsi mengatakan, Aku menyaksikan Rasulullah meletakkah Husein di pangkuannya dan sambil menciuminya, beliau bersabda: "Kamu (Husein) adalah manusia besar dan ayah dari orang-orang besar. Kamu adalah Imam, anak Imam dan ayah dari para Imam. Kamu adalah hujjah Allah, anak hujjah Allah dan ayah dari para hujjah Allah yang berjumlah sembilan orang dan yang terakhir adalah Mahdi (al-Qaim)."

 

Anas bin Malik juga meriwayatkan, ketika ditanya siapa di antara Ahlul Baitnya yang paling cintai Nabi. Ia berkata, Rasul senantiasa mendekap Hasan dan Husein, membelai kepala mereka dan menciuminya. Hubungan tertinggi dan paling dekat antara Nabi dan Imam Husein dapat ditemukan dari perkataan Rasulullah. Beliau bersabda, "Husein dariku dan Aku dari Husein."

 

Tak diragukan lagi, salah satu metode terbaik mendidik adalah pedidikan dengan cara menunjukkan teladan nyata. Oleh karena itu, al-Quran menegaskan Rasulullah adalah teladan terbaik. Membicarakan sosok Husein bin Ali dan kesempurnaan yang abadi akan membantu manusia meraih sifat-sifat luhur serta kesempurnaan tersebut. Husein bin Ali adalah teladan keagungan, rahmat, kehormatan, di mana keberadaan beliau telah menyirami tanah yang kering dan mengenyangkan dahaga umat manusia.

 

Husein bin Ali selain pemimpin para syuhada dan pencari kebenaran, beliau juga pelopor keagungan dan  keutamaan manusia serta Islam. Ideologi Huseini bukan sekedar ideologi jihad dan perang melawan kezaliman Bani Umayyah, namun pengikut beliau sebelumnya telah terbukti berhasil dalam jihad akbar dan memerangi hawa nafsu. Mereka ini juga dikenal sebagai pribadi-pribadi besar di tengah umat Islam.

 

Imam Husein adalah manifestasi keberanian dan teladan kerendahan hati serta berpasrah diri kepada kehendak Allah Swt. Memperingati kelahiran Imam Husein senantiasa diiringi dengan kesan atas kesyahidan penghulu pemuda surga ini. Sejarah moral dan perilaku beliau menunjukkan semangat tinggi dan didikan Ilahi dalam diri Imam Husein. Husein bin Ali sama seperti ayah dan kakeknya bahwa setiap manusia berdasarkan kapasitas yang dimilikinya akan dihiasi dengan sifat-sifat Ilahi.

 

Imam Husein as berkata, "Wahai umat manusia, hiduplah kalian dengan nilai-nilai moral yang luhur dan berlomba-lombalah kalian untuk memperoleh bekal kebahagiaan. Jika kalian berbuat baik kepada seseorang, namun ia tak membalas kebaikanmu, janganlah khawatir. Sebab Allah swt akan memberimu ganjaran yang terbaik. Ketahuilah, kebutuhan masyarakat kepada kalian merupakan nikmat ilahi. Maka, jangan kalian lewatkan kenikmatan itu supaya kalian bisa terhindar dari azab ilahi."

 

Perjuangan Husein bin Ali melawan kezaliman telah membuka peluang bagi penjelasan nilai-nilai luhur akhlak serta menghancurkan kendala-kendala yang mencegah manusia memiliki sifat akhlak mulia. Aktivitas Bani Umayyah membuat ajaran akhlak Rasulullah di tengah umat Islam mulai pudar. Iklim di tengah masyarakat mulai condong ke arah moral yang bejat. Hal ini belum di tambah dengan kian transparannya kezaliman dan kefasadan pemimpin Bani Umayyah.

 

Kondisi ini memaksa Imam Husein untuk bangkit dan berjuang melawan pemerintah zalim. Namun perjuangan beliau ini di tahap awal lebih mengarah kepada menganjurkan perbuatan baik dan mencegah kemungkaran. Oleh karena itu, perjuangan beliau harus kita cermati dalam kaca mata misi Ilahi yakni mengajar dan mendidik manusia dengan akhlak mulia. Seluruh upaya Imam Husein dikerahkan untuk menjalankan tugas suci ini sehingga akhlak masyarakat dapat diperbaiki.

 

Dalam kondisi seperti inilah, Imam Husein memainkan peran sebagai guru dan pendidik nilai-nilai luhur kemanusiaan kepada umat Islam. Beliau dengan segenap kekuatan yang dimilikinya mulai mendidik masyarakat untuk membersihkan diri  dengan tujuan membangunkan umat Islam yang terlelap dalam tidur panjang. Imam Husein juga seperti dokter yang dengan baik mengetahui penderitaan dan penyakit pribadi serta masyarakat. Atas izin Allah, Imam Husein juga mengetahui obat yang dibutuhkan masyarakat Islam dan mulai memberi pengarahan kepada umat kakeknya ini.

 

Resep yang diberikan Imam Husein kepada masyarakat Islam ada dua. Pertama, kembali kepada sumber utama agama serta mengamalkan dengan benar ajaran al-Quran dan sunnah Rasulullah. Kedua, patuh dan mengikuti setiap perkataan pemimpin sejati umat. Oleh karena itu, solusi tunggal untuk terhindar dari kehancuran dan meraih kebahagiaan adalah berpegang teguh kepada Ahlul Bait Nabi serta mereguk ajaran murni al-Quran dari mereka. Ini merupakan hal yang ditekankan oleh Imam Husein untuk menyelamatkan masyarakat yang telah menyimpang.

 

Imam Husein adalah seorang hamba Allah yang taat dan sisi relijius senantiasa terpancar dari kehidupan beliau. Perilaku, tutur kata dan sikap Imam Husein berdasarkan pada ajaran Ilahi. Beliau dikenal sangat menyukai tamu, pemaaf, memperhatikan kebutuhan famili dan keluarganya serta memenuhi kebutuhan mereka yang membutuhkan. Beliau juga sosok yang murah hati dan suka membantu orang lain, memberi baju mereka yang telanjang dan mengenyangkan mereka yang kelaparan.

 

Suatu ketika, Imam Husain as melewati orang-orang fakir yang sedang makan roti kering hasil sedekah yang sudah dihancurkan. Ia mengucapkan salam kepada mereka. Mereka mengajaknya untuk makan bersama. Ia pun duduk bersama mereka dan berkata: "Sekiranya roti ini tidak berasal dari sedekah, pasti aku ikut makan bersama mereka." Kemudian ia mengundang mereka ke rumahnya dan memberi mereka makan, pakaian, dan juga membagi-bagikan uang kepada mereka.

 

Imam Husain as telah meneladani dan mengikuti jejak langkah kakeknya, Rasulullah saw. Para ahli sejarah menulis bahwa Imam Husein biasa bergaul dan duduk bersama orang-orang miskin dan berbuat baik kepada mereka, sehingga orang fakir tidak menjauh karena kefakirannya dan orang kaya tidak congkak dengan kekayaannya.

 

Para ahli sejarah menulis: "Seorang budak Imam Husein as telah melakukan keburukan kepadanya dan berhak untuk diberikan pelajaran. Ia menyuruh supaya budak itu diberi pelajaran. Budak itu segera bangkit dan berkata, 'Wahai tuanku, sesungguhnya Allah berfirman, 'Wal k?zhim?n(al) ghaizh (Dan orang-orang yang menahan amarah).' Kemudian Imam menghadapinya dengan penuh kemurahan seraya berkata, 'Biarkanlah dia. Aku telah menahan amarahku.' Budak itu segera menimpali, 'Wal '?f?na 'aninn?s (Dan orang-orang yang memaafkan kesalahan manusia).' Imam Husein berkata: 'Aku telah memaafkanmu.' Budak itu segera menambahkan untuk memperoleh kebaikannya, 'Wall?hu yuhibbul muhsin?n (Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan).' Imam Husein as berkata, 'Engkau bebas karena Allah.' Kemudian Imam Husein as menyuruh agar budak itu diberi hadiah yang banyak supaya mencukupi biaya hidupnya sehingga ia tidak terpaksa meminta-minta kepada orang lain."