Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Peringatan Hari Arbain Imam Husein as

3 Pendapat 05.0 / 5
Arbain Imam Husain As (Bahasa Arab: الأربعين الحسيني) adalah peringatan 40 hari pasca syahidnya Imam Husain As di Karbala beserta para sahabat-sahabatnya tahun 61 H/680 M. Peristiwa penting ini diperingati setiap tanggal 20 bulan Shafar menurut perhitungan kalender tahun Hijriah. Secara umum dikenal sebagaimana catatan sejarah, bahwa tanggal 20 Shafar tahun 61 H/680 M adalah hari kembalinya para tahanan yang terdiri dari keluarga Nabi Saw setelah melalui perjalanan panjang yang melelahkan dan menyedihkan dari Syam ke Madinah dan kembali ke Karbala untuk menziarahi jenazah Imam Husain As. Pada hari itu, Jabir bin Abdillah al-Anshari menziarahi makam Imam Husain As. Pada peringatan hari Arbain, di Iran dan negara-negara mayoritas berpenduduk muslim Syiah lainnya diliburkan secara resmi. Umat muslim Syiah pada peringatan hari Arbain disibukkan dengan penyelenggaraan majelis-majelis duka yang dilakukan di tempat-tempat umum dan secara terbuka. Mereka dengan berjalan kaki di jalan-jalan utama, sambil menyenandungkan syair-syair duka mengenang kesyahidan Imam Husain As dan para pahlawan Karbala. Dari hadis yang diriwayatkan Imam Askari As, ziarah Arbain adalah salah satu ciri dari orang-orang Mukmin. Berdasarkan hadis tersebut, umat muslim Syiah dari berbagai penjuru negeri melakukan perjalanan yang dimulai dari kota Najaf menuju kota Karbala dengan berjalan kaki. Ini adalah salah satu tradisi penting dari peringatan hari Arbain yang disemarakkan oleh muslim Syiah sedunia. Berjalan kaki untuk melakukan ziarah Arbain di Karbala, adalah salah satu pelaksanaan dari anjuran para Imam Maksum As yang disampaikan melalui sabda-sabdanya.
 
Kembalinya Tawanan-tawanan Ahlulbait ke Karbala
 
Riwayat mengenai apakah para tahanan dari kalangan Ahlulbait As dalam perjalanan untuk dibawa kembali menuju Madinah mampir di Karbala untuk menziarahi makam Imam Husain As atau tidak menjadi perdebatan di kalangan ahli sejarah. Sebagian berpendapat, seperti Muhaddits Syaikh Nuri dalam kitab Lu’lu’ wa Marjān [1]dan muridnya Syaikh ‘Abbas Qummi dalam kitab Muntaha al-Amāl [2]meyakini ziarah Arbain bukan dilakukan pada tahun pertama dari peristiwa tragedi Karbala sebab sangat tidak memungkinkan perjalanan ziarah tersebut dilakukan pada saat itu. Di antara alasannya, 40 hari adalah waktu yang sangat singkat dan tidak memungkinkan dalam tempo waktu sesingkat itu dapat melakukan perjalanan dengan berjalan kaki melalui rute dari Karbala ke Kufah selanjutnya ke Syam dan dibawa ke Madinah melalui Karbala. Selain Syaikh Nuri, Sayyid Ibnu Thawus dalam Iqbāl al-A’māl juga meragukan adanya peristiwa ziarah Arba’in pada tahun yang sama dengan peristiwa Asyura di Karbala. [3]
 
Selain itu dalil lainnya adalah tidak ditemukannya riwayat muktabar mengenai hal tersebut dalam kitab-kitab klasik tarikh Islam. [4]
 
Sebagian penulis sejarah meyakini kembalinya para tahanan Ahlulbait Imam Husain As ke Karbala dalam perjalanan dari Syam menuju Madinah terjadi pada akhir bulan Shafar dan awal-awal bulan Rabiul Awal atau bahkan setelah itu. Sebagian lagi berpendapat, ziarah Arbain yang dilakukan Ahlulbait di makam Imam Husain As terjadi pada tahun-tahun setelahnya.
 
Sementara pendapat lain menyebutkan bahwa kafilah tahanan Ahlulbait dalam perjalanan dari Syam menuju Irak tiba di Karbala pada hari ke 40 pasca tragedi Asyura dan mereka melakukan ziarah di makam Imam Husain As pada waktu itu. Pendapat versi ini terdapat dalam kitab Luhūf Sayyid Ibnu Thawus. Disebutkan bahwa Ahlulbait pada pada ziarah tersebut disaksikan oleh Jabir bin Abdullah al-Anshari dan sejumlah dari kalangan Bani Hasyim. [5]
 
Mereka yang menerima pendapat ini, terdiri dari penulis sejarah yang meyakini bahwa kafilah tahanan Ahlulbait dari Syam ke Irak dan tiba pada hari ke 40 pasca tragedi Asyura di Karbala adalah suatu hal yang sangat mungkin terutama setelah melakukan penghitungan jumlah hari yang dihabiskan kafilah tahanan di Kufah dan Syam. [6] Kitab yang ditulis untuk menegaskan peristiwa tersebut diantaranya adalah kitab riset mengenai peristiwa awal hari Arba’in Imam Husain As yang ditulis oleh Sayyid Muhammad Ali Qhadi Thabathabai.
 
 
 
Ziarah Jabir bin Abdullah al-Anshari
 
Jabir bin Abdullah al-Anshari adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad Saw yang dikenal sebagai pelopor dan pelaku pertama ziarah Arbain di makam Imam Husain As di Karbala. Ia pada hari ke 40 setelah peristiwa syahadah Imam Husain tahun 61 H dengan bersama ‘Athia ‘Aufi tiba di Karbala dengan niat melakukan ziarah di makam Imam Husain As. [7]

Peringatan Hari Arbain di Karbala
 
Ziarah Arbain
 
Dalam hadis yang disampaikan Imam Hasan Askari As, lima karakteristik yang harus dimiliki seorang Mukmin diantaranya adalah melakukan ziarah Arbain. [8]Sementara bacaan ziarah Arba’in diriwayatkan dari Imam Ja’far Shadiq As. [9] Syaikh ‘Abbas Qummi menuliskan bacaan ziarah tersebut pada bab 3 dalam kitab Mafatih al-Jinān yang disusunnya, dan menyebut bacaan ziarah tersebut dengan nama Ziarah Arba’in. Sedangkan Qadhi Thabathabai menyebutkan bacaan ziarah tersebut dengan nama “Maradd al-Ra’s”[10].
 
“Maradd al-Ra’s” (مَرَدّ الرَّأس‌) artinya adalah kembalinya kepala, dengan maksud hari Arba’in adalah hari kembalinya kepala Imam Husain As yang sebelumnya telah dipisahkan dari tubuhnya pada hari Asyura dan pada hari ke 40 setelah peristiwa tersebut itulah, kepala itu dikembalikan oleh para tahanan Ahlulbait As, memakamkannya sekaligus melakukan ziarah.
 
Catatan Kaki
1.Lu’lu wa Marjān, hlm. 208-209.
 2. Muntaha al-Amāl, hlm. 524-525.
 3. Ibnu Thawus, Iqbāl al-A’māl, jld. 2, hlm. 589.
 4. Lihat misalnya: Subhani Niyah, Tahqiqi Darbare Arbain Husaini, Ranjabar, hlm. 168-172.
 5.Al-Luhuf ‘ala Qatli al-Thufuf, hlm. 225.
 6. Lihat misalnya: Ranjbar, 172-187; Fadhil, seluruh artikel.
 7. Safinah al-Bihār, jld. 8, hlm. 383.
 8. Tahdzib al-Ahkām, jld. 6, hlm. 52.
 9. Tahdzib al-Ahkām, jld. 6, hlm. 113.
 10. Qadhi Thabathabai, hlm. 2.