Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Seorang Tunanetra Yang Mengenal Imam Baqir as

1 Pendapat 05.0 / 5

Abu Bashir mengatakan, “Saya bersama Imam Baqir as masuk masjid di Madinah. Masyarakat dalam kondisi lalu lalang. Kepada saya Imam Baqir as berkata, “Tanyakan kepada masyarakat, apakah mereka melihat aku?”
Setiap orang yang aku tanya mengatakan tidak melihat Abu Ja’far [Imam Baqir as] padahal Imam Bagir berdiri di sampingku. Pada saat itu datanglah salah seorang pecinta sejati Imam Baqir as yang tunanetra; namanya Abu Harun. Imam Baqir as berkata, “Tanyakan padanya.”


Abu Bashir mengatakan, “Saya bertanya kepada Abu Harun, Apakah engkau melihat Abu Ja’far?”
Dia berkata, “Bukannya beliau berdiri di sampingmu.”
Saya berkata, “Bagaimana engkau tahu?”
Dia berkata, “Bagaimana aku tidak tahu, sementara beliau adalah cahaya yang terang dan memancar.”


Penghambaan Kepada Allah
Seorang lelaki sedang melewati kebun kurma. Dia melihat Imam Baqir as sedang sibuk bertani di bawah suhu yang panas. Dia berpikir, sebaiknya aku nasihati Imam supaya dia tidak lagi bertani di bawah suhu yang panas dan membakar ini.


Dia mendekati Imam. Setelah mengucapkan salam, dia berkata, “Wahai putra Rasulullah! Apakah benar, karena untuk mendapatkan harta dunia Anda bekerja di bawa suhu yang panas? Bila kematian menjemput Anda, apa yang harus Anda lakukan?”
Setelah menjawab salamnya, Imam berkata, “Hai hamba Allah! Bila pada saat ini kematian mendatangiku, maka dengan bangga aku menyambutnya, karena aku dalam keadaan menghamba kepada Allah. Dengan pekerjaan ini, aku tidak lagi membutuhkan orang lain seperti kamu.”


Lelaki itu malu mendengar ucapan ini dan berkata, “Aku ingin menasihati Anda, namun Anda menasihati saya.”
Kemudian dia pergi dan telah jauh dari Imam Baqir as.