Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Lelaki Ini Adalah Budak Zainul Abidin

1 Pendapat 05.0 / 5

Sudah berapa lama hujan tidak turun di Madinah. Kekeringan telah melanda tanah-tanah pertanian. Masyarakat telah mengalami kesusahan. Akhirnya mereka memutuskan untuk melakukan salat meminta hujan dan bermunajat kepada Allah supaya diturunkan hujan.
Said bin Musayib salah seorang warga Madinah pada saat itu pandangan matanya tertuju pada seorang budak kulit hitam yang sedang berada di atas bukit dan jauh dari orang-orang sedang bermunajat. Said memerhatikan sikap lelaki kulit hitam ini. Dia benar-benar tenggelam dalam munajat sehingga tidak tahu bahwa Said sedang berada di sisinya. Sebelum doanya selesai, awan hitang telah menyelimuti langit kota. Budak kulit hitam ini memandang ke langit. Begitu dia melihat awan tebal, dia bersyukur kepada Allah, tersenyum dan pergi.
Tidak lama kemudian, hujan turun begitu lebat sehingga khawatir terjadi banjir. Said merasa bahwa munajat budak kulit hitam itulah yang menyebabkan turunnya hujan di kota ini setelah lama terjadi kekeringan. Dia membuntuti budak tersebut, dalam upaya ingin mengetahui bahwa dibawah pendidikan siapakah budak ini?
Said sedang membuntuti budak ini sampai dia masuk ke rumahnya Ali bin Husein as dan dia juga meminta izin untuk masuk ke dalam rumah tuannya. Said berkata kepada Imam Zainul Abidin as, “Wahai putra Rasulullah! Saya datang untuk membeli budak ini dari Anda, bila Anda menyetujuinya.”
Imam berkata, “Saya bisa menjual budak ini kepadamu.”
Kemudian beliau berkata kepada budaknya, “Hai hamba Allah! Dari sejak saat ini engkau akan mengabdi kepada Said bin Musayib, maka ikutilah dia.”
Budak itu berkata kepada Said, “Apa yang menyebabkan engkau memisahkan aku dan maulaku?” 
Said bin Musayib menjelaskan apa yang telah terjadi kepada budak dan Imam Sajjad as dan berkata, “Engkau mulia dan dekat di sisi Allah dan aku ingin memiliki budak seperti ini di rumahku.”
Kondisi budak menjadi berubah. Dia mengangkat tangannya ke langit dan berkata, “Ya Allah! Ada rahasia antara aku dan Engkau. Karena sekarang rahasia itu sudah terungkap, maka kembalikanlah aku pada diri-Mu.”
Imam, Said dan semua orang yang ada di rumah Imam merasa trenyuh dengan kata-kata budak ini dan mereka menangis. Said pun keluar dari rumah Imam dengan menangis dan pada saat yang sama dia menyesal.
Begitu Said bin Musayib sampai di rumahnya, salah seorang budak Imam menyampaikan pesan dan berkata, “Hai Said! Imam berkata, bila engkau mau, engkau bisa ikut acara pemakaman budak itu!”