Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Pentingnya Memahami Konsep Mahdiisme

1 Pendapat 05.0 / 5

Dewasa ini, konsep Mahdiisme semakin banyak diperbincangkan di tengah eskalasi penindasan dan diskriminasi di dunia. Konsep ini membawa optimisme di tengah masyarakat agar ketidakadilan segera berakhir dan mengobarkan semangat mereka untuk melawan para penindas dan kekuatan-kekuatan arogan.

Hari ini adalah tanggal 9 Rabiul Awal yang bertepatan dengan dimulainya era kepemimpinan Imam Mahdi as. Dunia sedang menanti kemunculan Juru Selamat dan sudah tidak sabar untuk mendengar pekikan “Aku adalah al-Mahdi" di samping Ka'bah. Kemunculan al-Mahdi as tentu saja akan mengkahiri penderitaan dan kepedihan umat manusia. Ketika itu, kezaliman dan ketidakadilan akan sirna dari bumi, dan hak orang-orang tertindas dan terzalimi akan dipulihkan di bawah pemerintahan global Imam Mahdi as.

Salah satu kewajiban para penanti Imam Mahdi as adalah senantiasa mendoakan beliau dan memohon kepada Allah Swt agar menyegerakan kemunculan Juru Selamat. Salah satu doa yang dianjurkan untuk dibaca adalah:

"Ya Allah! Jadikanlah untuk wali Mu al-Hujjah putra Imam Hasan Askari, semoga shalawat dan salam selalu tercurah atasnya dan atas ayah-ayahnya, pada masa ini dan pada setiap masa, sebagai wali dan penjaga amanat ajaran-ajaran Mu, sebagai pemimpin dan penolong hamba-hamba Mu, sebagai petunjuk dan tonggak keadilan, sehingga dengannya bumi-Mu akan dipenuhi oleh ketaatan, rasa nikmat, dan kenyamanan selamanya. Amin Ya Rabbal 'Alamin.

Imam Mahdi as dilahirkan pada pertengahan Sya'ban tahun 255 Hijriah di kota Samarra, Irak. Beliau adalah putra Imam Hasan Askari as. Masa kehidupan dan kepemimpinan Imam Askari as termasuk di antara era yang paling mencekam bagi Ahlul Bait Nabi as. Khalifah Abbasiyah, Al-Mu'tamid – dari informasi yang ia terima – mengetahui bahwa Juru Selamat yang akan memerangi para penindas dan menegakkan pemerintahan yang adil, akan lahir di rumah Imam Askari as. Untuk itu, Al-Mu'tamid berusaha keras untuk mencegah terwujudnya janji Tuhan ini.

Akan tetapi, Imam Mahdi as terlahir ke dunia atas kehendak Allah Swt dan atas perintah-Nya pula, ia akan menjalani fase keghaiban. Tuhan menyembunyikan Juru Selamat dari pandangan umum dan ia akan dimunculkan pada masa yang tepat untuk menyebarkan keadilan di bumi. Dalam pesan-pesannya kepada Imam Mahdi, Sang Juru Selamat, Imam Askari as mengatakan, "Allah akan menghancurkan para penindas dengan tanganmu, menghidupkan syiar-syiar agama, menerangi ufuk bumi, dan menciptakan kedaiaman dan perdamaian di seluruh penjuru bumi."

Banyak agama dan aliran kepercayaan membahas tentang konsep Messiah yang akan menghadirkan prospek yang cerah untuk dunia. Sisi kesamaan semua agama langit adalah keyakinan tentang kemunculan sosok yang akan membersihkan dunia dari kehinaan dan kezaliman serta membawa perdamaian dan persahabatan bagi umat manusia.

Pada dasarnya, agama-agama langit yang lain juga sedang menanti kedatangan seorang Messiah dan reformis sejati, di mana ia akan memusnahkan kezaliman serta menggantinya dengan keadilan dan kebebasan. Mereka semua percaya bahwa suatu saat nanti kerusakan dan kezaliman akan sirna. Pada masa itu, Juru Selamat akan muncul untuk memulihkan kondisi yang kacau. Menurut keyakinan umat Islam, sosok reformis sejati ini adalah Imam Mahdi as, di mana akan memenuhi dunia dengan keadilan dan kedamaian setelah sebelumnya dipenuhi oleh kezaliman dan kerusakan.

Juru Selamat dikenal sebagai al-Mahdi dalam Islam, Messiah dalam agama Kristen, dan Saoshyant dalam ajaran Zoroaster. Meskipun umat Kristiani meyakini konsep messianisme, namun paham Liberal sebagai sistem pemikiran di Barat tidak menerima konsep tersebut. Mereka menganggap konsep messianisme dan keyakinan tentang kemenangan kebenaran atas kebatilan sebagai sebuah utopia. Padahal, semua nabi berbicara tentang kelahiran Juru Selamat dan banyak filosof juga membuktikan kebenaran konsep itu lewat argumentasi akal dan nash.

Saat ini, keyakinan tentang konsep Mahdiisme semakin menguat di dunia. Keyakinan ini menghembuskan optimisme dan memiliki banyak pengaruh positif bagi individu dan masyarakat. Karena sistem materialisme tidak dapat mengingkari meningkatnya tren tersebut di dunia, maka sebagian pemikir Barat berusaha memperkenalkan Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama) versi mereka kepada masyarakat.

Mereka memanfaatkan instrumen seni dan dunia perfilman untuk menyimpangkan konsep Al-Madinah Al-Fadhilah dan memperkenalkan Amerika Serikat sebagai masyarakat ideal dan penyelamat dunia. Usaha memperkenalkan masyarakat Amerika sebagai masyarakat teladan dan ideal adalah sebuah gagasan yang sia-sia dan bahkan melecehkan. Sebab, para pemimpin negara itu adalah representasi dari sistem materialisme; mereka akan melakukan kejahatan apapun di berbagai pelosok dunia demi mempertahankan sistem tersebut.

Perlu dicatat bahwa pemikiran Mahdiisme menghadapi ancaman dari dua arah dalam situasi dunia saat ini. Dari satu sisi, para pengincar kekuasaan dan kaum materialis dunia menilai kemunculan seorang reformis dan terciptanya keadilan akan merugikan kepentingan ilegal mereka. Mereka berupaya mencegah penyebaran konsep optimisme dan konstruktif ini atau menciptakan penyimpangan dalam konsep Mahdiisme.

Dari sisi lain, pemikiran Mahdiisme – sama seperti semua keyakinan suci – tidak terbebas dari ancaman distorsi dan khurafat. Ada banyak penafsiran keliru yang diberikan tentang Mahdiisme dan konsep penantian. Misalnya saja di Amerika, sebagian orang yang menamakan dirinya penanti Messiah, berpendapat bahwa kerusakan yang lebih besar harus diciptakan di dunia sehingga mempercepat kemunculan Juru Selamat.

Interpretasi seperti itu dapat ditemukan di tengah Kristen dan juga sebagian Muslim. Oleh karena itu, konsep Mahdiisme Islami harus diperkenalkan dengan bersandar pada al-Quran dan hadis yang berbicara tentang kemunculan Juru Selamat. Kaum Muslim harus bersiap terlebih dahulu sebelum mempersiapkan ruang kehadiran Imam Mahdi as. Konsekuensi dari kesiapan ini adalah mempertebal keimanan dan spiritualitas serta meningkatkan kualitas pengenalan tentang Imam Mahdi as.

Menurut konsep penantian yang hakiki, pertama-tama kita harus mengenal dan menanamkan keyakinan tentang al-Mahdi. Kita harus benar-benar mengenal Juru Selamat sebelum kemunculannya. Orang yang mengenal Imam Mahdi as, ia akan menemukan sosok reformis sejati ini benar-benar akan membela kebenaran dan keadilan serta menentang kezaliman, diskriminasi, dan kerusakan.

Seorang penanti harus mengumpulkan segenap kemampuannya untuk menghadapi kebatilan, menegakkan keadilan, dan menyerukan persatuan. Seorang penanti harus aktif melawan dekadensi moral di masyarakat. Para penanti al-Mahdi harus memperjuangkan kebenaran dan keadilan di setiap waktu dan tempat serta memerangi kezaliman dan kerusakan.

Dalam Islam, Juru Selamat adalah sosok yang akan membebaskan seluruh penduduk bumi dan menghadiahkan keadilan sosial, kemenangan, dan kesejahteraan kepada mereka. Imam Mahdi as – sebagai Juru Selamat – adalah kepribadian universal di mana pada masanya, trik-trik batil akan hancur dan pelita kebenaran akan memancar sehingga semua orang menyambutnya dengan antusias. Allah Swt berjanji akan mewariskan bumi ini kepada orang-orang yang shaleh. Dalam surat al-Anbiya ayat 105, Allah Swt berfirman, "Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh."

Juru Selamat bertugas menciptakan perdamaian, dan keamanan serta menegakkan keadilan di seluruh penjuru bumi. Pemerintah yang paling ideal dan paling adil di muka bumi akan ditegakkan oleh seorang pemimpin yang shaleh. Ia akan memperbaiki dan memakmurkan dunia sehingga tidak ada lagi titik kerusahan di planet ini. Pada masa itu, akal manusia akan mencapai puncak kesempurnaan, persamaan benar-benar tercipta, tidak ada lagi orang yang angkuh atau ingin menindas orang lain.

Pada akhirnya, agresi, perang, dan konflik akan lenyap dari muka bumi dan ibarat musim semi, segala hal di bumi ini akan tampak baru dan segar. Menurut berbagai riwayat, menjelang kemunculan al-Mahdi, akan terdengar seruan dari langit yang dapat dipahami oleh seluruh manusia dengan bahasa mereka masing-masing. Seruan ini bersifat global dan akan menggemparkan dunia.

Dalam pemikiran Islam, diskriminasi dan ketidakadilan termasuk di antara faktor-faktor yang melenyapkan peradaban. Jadi, sosok yang bisa menerapkan keadilan di dunia adalah orang yang benar-benar berkomitmen terhadap kebenaran dan keadilan itu sendiri.