Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Daya Tarik Alquran Terhadap Raja Najasyi

0 Pendapat 00.0 / 5

Banyak kaum muslimin pada masa permulaan Islam yang pergi hijrah ke Habasyah akibat tekanan yang semakin kuat yang dilakukan oleh kaum musyrikin Makkah. Ketika mereka disambut dan diterima dengan baik oleh raja Habasyah, kaum musyrikin segera mengirimkan beberapa orang delegasinya untuk menjumpai Najasyi (raja Habasyah) dengan membawa hadiah yang melimpah agar orang-orang Islam itu dikembalikan ke Makkah. Pada awalnya delegasi-delegasi itu sangat berambisi untuk mendekati raja Habasyah. Sesampainya mereka dihadapan raja, mereka berkata: “Wahai raja, sekelompok orang-orang bodoh dari kalangan kami ini telah berlindung (mohon suaka politik) di negaramu. Mereka mengangkat agamanya dan tidak mau mengikuti agamamu. Mereka membawa agama baru yang mereka buat, kami dan juga kamu tidak mengenalnya. Kami telah mengutus kepadamu para pembesar kaum mereka, yaitu ayah-ayah, paman dan suku mereka, agar engkau mengembalikan orang-orang ini kepada mereka. Karena mereka lebih berhak untuk memantaunya, dan lebih mengetahui bagaimana membuat mereka jera dan melakukan sangsi.

Dari semua sisi, pertemuan tersebut menguntungkan orang-orang kafir, karena mereka telah menyiapkan berbagai mukadimah agar dapat mengambil sikap yang menguntungkan mereka. Tetapi berkat kebaikan dan kemuliaan Najasyi, dia meminta kepada kaum muslimin untuk menjelaskan sikap mereka. Mulailah Ja’far bin Abi Thalib Ra angkat bicara dengan memperkenalkan Islam, Rasulullah Saw dan Al-Qur’an. Najasyi minta agar ia membacakan sebagian ayat-ayat Al-Qur’an.

Memperhatikan situasi dan kondisi, waktu, tempat dan orang-orang yang hadir pada waktu itu memeluk agama masehi, maka Ja’far membacakan ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kelahiran Isa As. Seketika itu, pertemuan yang tadinya dan sejak awal menguntungkan orang-orang kafir dan membahayakan orang-orang Islam, berbalik menjadikan kaum muslimin beruntung. Mendengar ayat-ayat Al-Qur’an tersebut, mulailah Najasyi dan pemuka-pemuka agamanya meneteskan air matanya.  Kefasihan Al-Qur’an, balagah dan gaya tariknya, sedemikian kuatnya mempengaruhi Najasyi sehingga ia menolak dan mengembalikan hadiah-hadiah orang-orang kafir yang diberikan kepadanya. Sementara itu, ja’far dan kaum muslimin diizinkan untuk tinggal di Habasyah sampai kapan saja yang mereka inginkan.[1]

 

 CATATAN :

 

[1] . Lihat Sirah Ibnu Hisyam jilid 1 hal. 334-335.