Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Selamat Jalan Ibunda Bidadari Surga

2 Pendapat 05.0 / 5
Sayyidah Fatimah kecil memeluk erat ayahnya, Nabi Muhammad saw. sambil menangis dan berkata, “Ayah! Di mana ibuku?
 
Dia mengulangi pertanyaan itu, “Ayah! Di mana ibuku?
 
Nabi pun terdiam dan memeluknya. Pemandangan menyedihkan itu membuat para malaikat menangis. Saat itu malaikat Jibril a.s. turun seraya berkata, “Wahai Nabi! Allah swt. menyampaikan salam kepadamu dan berfirman, “Katakan kepada Fatimah untuk berhenti menangis dan jangan bersedih! Ibunya Khadijah telah berada di surga, di istana yang terbuat dari emas dan ditemani oleh Asiyah dan Maryam.
 
Kepergian  Sayyidah Khadijah, tidak hanya membuat Fatimah kecil menderita, tapi juga membuat  Rasulullah saw. terpukul sehingga tahun wafat Sayyidah Khadijah disebut dengan “Tahun Duka Cita”.
 
Tidak hanya Rasulullah saw. dan Sayyidah Fatimah a.s., pasti semua orang yang mengenal beliau juga merasakan kesedihan yang sama.
 
Adakah yang belum mengenal Sayyidah Khadijah?
 
Beliau adalah wanita pertama yang beriman kepada Allah ketika Rasulullah saw. mengajaknya menuju jalan Tuhannya. Beliau lah yang membantu Rasulullah saw. dalam mengibarkan bendera Islam.
 
Beliau yang senantiasa menenteramkan dan menghibur Rasul saat kaumnya mendustakan risalah yang dibawanya. Begitulah Rasulullah saw. menyifati istri tercintanya:
 
“Dia (Khadijah) beriman kepadaku disaat orang-orang mengingkariku. Ia membenarkanku saat orang mendustakanku. Dan ia membantuku dengan hartanya ketika orang-orang tiada mau membantuku.”
 
Sayyidah Khadijah a.s. senantiasa siaga membela suaminya, Nabi Muhammad saw. dengan harta dan jiwanya dalam menegakkan agama Allah swt. dan selalu menghibur Nabi dalam setiap kesedihan yang dialaminya karena gangguan orang-orang kafir Quraiys. Dan sungguh beliau layak untuk memasuki surga Allah swt, sebagaimana sabda Nabi:
 
“Wanita yang utama dan yang pertama akan masuk surga ialah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad saw., Maryam binti ‘Imran dan Asiyah binti Muzahim, isteri Fir’aun.”
 
Kini wanita mulia ini pergi untuk selamanya meninggalkan suami dan puteri tercintanya, Zahra a.s.
 
Sebelum ajal menjemput, beliau berwasiat kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah! Jika aku belum melaksanakan tugas dengan baik, maafkan aku.”
 
Rasul menjawab, “Aku tidak melihat kekurangan dari dirimu. Engkau telah berusaha melakukan yang terbaik. Engkau sudah bekerja keras di rumahku dan telah menggunakan seluruh hartamu di jalan Allah swt.”
 
“Wahai Rasulullah! Jagalah puteri kita, Fatimah. Sepeninggalku dia akan menjadi yatim dan terasing. Jangan biarkan wanita Quraisy menyakitinya. Jangan biarkan seseorang menamparnya. Jangan biarkan orang berteriak di hadapannya,” lanjut Khadijah.
 
Khadijah a.s. menyambung wasiatnya, “Wahai Rasulullah! Aku ingin menyampaikan sesuatu tapi aku malu. Aku akan menyampaikannya kepada puteriku, Fatimah biar dia yang menyampaikannya kepada Anda.”
 
Lalu beliau memanggil Sayyidah Fatimah kecil dan berkata kepadanya, “ Wahai puteriku! Tolong samapaikan kepada ayahmu, ibu takut memasuki liang lahat, maka ibu meminta dikafani dengan pakaian yang digunakan oleh ayahmu ketika menerima wahyu.”
 
Sayyidah Fathimah kecil pun berlari keluar dari kamar ibundanya dan menyampaikan hal tersebut kepada Nabi. Rasulullah mengabulkan permintaan isteri tercintanya dan memberikan baju yang dimintanya. Sayyidah Khadijah sangat bahagia menerimanya.
 
Selang beberapa waktu berlalu, Sayyidah Khadijah pun wafat dan Rasulullah saw. sendiri yang memandikan dan mengkafani beliau. Ketika Rasul sedang sibuk mengkafani istri tercintanya, tiba-tiba malaikat Jibril datang dengan membawa kafan dari surga seraya berkata kepada Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah! Tuhanmu menyampaikan salam kepadamu dan berfirman, “Isterimu Khadijah telah menginfakkan seluruh hartanya di jalan-Ku maka sudah sepantasnya aku menyiapkan kafannya.”
 
Sayyidah Khadijah Kubra a.s. wafat pada tanggal 10 bulan Ramadhan tahun 10 bi’tsah (kenabian) dan dimakamkan di “Hajun” Mekkah (pemakaman Abu Thalib a.s.).
 
Sayyidah Khadijah pergi meninggalkan sejuta kebaikan, kebijakan, dan kesetiaan. Kebaikan beliau tidak pernah lepas dari ingatan Nabi saw. Beliau benar-benar seorang isteri yang mendapat tempat tersendiri di dalam hati Rasulullah saw. Cinta kasih beliau kepada Khadijah dapat kita simak dari ucapan ‘Aisyah, “Belum pernah aku cemburu terhadap isteri-isteri Nabi saw. sebagaimana cemburuku pada Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya. Tetapi Nabi saw. selalu menyebut-nyebut namanya, bahkan adakalanya menyembelih kambing dan dibagikannya kepada kawan-kawan Khadijah. Bahkan pernah aku tegur, “Seakan-akan di dunia ini tidak ada wanita selain Khadijah.” Lalu Nabi menyebut beberapa kebaikan Khadijah, dia dahulu begini dan begitu, selain itu, aku mendapat anak daripadanya.”
 
Beberapa Keagungan dan Keutamaan Sayyidah Khadijah Kubra:
1.Iman dan Islam: Khadijah adalah wanita mukminah dan muslimah pertama. Beliau termasuk dalam kelompok As-Sabiqun Al-Awwalun dan hamba-hamba yang dekat dengan All Balasan yang akan diberikan adalah surga Na’im.
2.Wanita termulia di dunia dan akhirat. Sebaik-baik wanita seluruh semesta adalah Maryam, Asiyah, Khadijah, dan Fatimah.
3.Wanita terkaya di Hijaz
4.Isteri terbaik Nabi saw.
5.Ibu Fatimah Zahra a.s.
6.Kedermawanan dan infak yang tidak tertandingi: Seluruh harta kekayaan yang dimiliki diinfakkan di jalan Allah swt dan mendukung dakwah Nabi saw.
7.Kesabaran menghadapi berbagai tekanan kaum musyrik, cemoohan penduduk Makkah, derita di Syi’ib Abi Thalib dan lain-l
8.Pembelaan terhadap dakwah Nabi saw.
9.Ilmu dan makrifat yang sempurna.
10.Kafan dari Tuhan.
11.Mendapat salam dari Jibril: Pada malam isra’ mi’raj, Jibrils. berkata kepada Nabi saw., Sampaikanlah salam Allah dan salamku kepada Khadijah. Saat kembali ke rumah, Nabi saw. menyampaikan salam tersebut.
 
Selamat jalan Bunda Khadijah Khubra. Tuntun dan syafaati kami ke surga Nai’m-Nya…