Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

PERCAKAPAN INDAH ANTARA IMAM ALI AS DAN SAYYIDAH FATHIMAH ZAHRA AS.

1 Pendapat 05.0 / 5


1 Dzulhijjah adalah hari dimana dua insan yang paling mulia di sisi Allah dan Rasul-Nya mengikat janji samawi dalam sebuah ikatan pernikahan yaitu Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fathimah Azzahra salamulloh ‘alaihima. Dalam mengenang peristiwa tersebut penulis persembahkan sebuah riwayat yang menceritakan tentang keharmonisan kedua insan tersebut.

Di dalam Kitab Manaqib Amirul Mukminin, oleh Syadzan bin Jibril, bahwa suatu hari Imam Ali dan Sayyidah Fathimah sedang duduk berdua di salah satu kebun kurma menikmati buah kurma, kemudian terjadilah sebuah percakapan ini….

Imam Ali as berkata kepada Sayyidah Fathimah,
“Yaa Fathimah… sungguh Nabi lebih mencintai aku daripada engkau..”
Sayyidah Fathimah menjawab, “tidak…bahkan Nabi lebih mencintai aku daripada engkau….”
Imam pun berkata, “mari kita pergi darisini dan tanyakan kepada Nabi…”

Maka keduanya pun mendatangi nabi Saww..
Di hadapan nabi, Imam Ali as bertanya….
“Yaa Rasulullah…siapa yang lebih engkau cintai, aku ataukah Fathimah…?”

Nabi Saww menjawab,
“Fathimah lebih aku cintai, akan tetapi, Ali lebih aku muliakan di hati…”

Bergetar Imam Ali seraya berkata,
Yaa Fathimah…tidak jarang aku katakan kepadamu bahwa aku adalah putra Fathimah ( binti Asad, ibunda Imam Ali) yang memiliki ketakwaan..”

Maka Sayyidah Fathimah pun berkata…
“Aku adalah putri dari Sayyidah Khadijah Al Kubra..”

Lalu Imam Ali berkata,
“Aku adalah kebanggaannya manusia..”

Sayyidah Fathimah pun berkata lagi,
“Aku adalah putri Sidratul Muntaha.. (Nabi Muhammad Saww)

Imam Ali berkata lagi,
“Aku adalah putra Shofa (bukit Shofa-Makkah)”

Maka Sayyidah Fathimah pun membalas,
“Aku adalah putri dari ayat yang dimaksud, ‘man danaa fatadalla wa kaana min rabbihi kaqooba qawsayni aw adna’ (QS 53 : 8-9)…”

Kemudian Imam Ali berkata lagi,
“Aku adalah putra yg dilahirkan di tempat yg jauh lagi terjaga (Ka’bah)”

Sayyidah Fathimah kembali berkata,
“Aku adalah yang dinikahkan-NYA di langit”

Imam Ali kemudian berkata lagi,
“Aku adalah sesempurnanya sebuah keberanian”

Sayyidah Fathimah pun berkata lagi,
“Aku adalah putri Ahmad Sang Nabi..”

Imam Ali pun berkata lagi,
“Aku adalah pohon yang tumbuh di bukit Thursinai..”

Sayyidah Fathimah membalas,
“Aku adalah pohon yang dahannya tumbuh sepanjang waktu…”

Imam Ali lalu membalas, “Aku adalah ‘sang Berita Besar itu’….”

Sayyidah Fathimah berkata,
“Akulah putri ‘Sebaik-baiknya makhluk’…”

Imam Ali lalu berkata,
“Akulah yg namanya berasal dari Nama Allah (Aalii dan aku Ali)..”

Sayyidah Fathimah pun berkata,
“Akupun yang demikian (Faathirussamawaati wal Ardh) – ‘Dialah Sang Pencipta langit dan bumi’, dan aku adalah Faathimah Azzahra’…”

Imam Ali lalu berkata,
“Akulah yang Allah jadikan ‘Nafsunnabiiy – jiwanya nabi’ sebagaimana dalam al-Qur’an; ‘afusana wa anfusakum’…”

Sayyidah Fathimah pun berkata,
“Aku juga yang disertakan yaa ‘Ali, dalam FirmaNYA; ‘nisaa ana wa nisaa akum’…”

Imam Ali pun berkata,
“Aku yang mengajarkan syiahku al-Qur’an…”

Sayyidah Fathimah pun menjawab,
“Akulah yang Allah jadikan seorang terbebas dari api neraka lantaran mencintaiku…”

Kemudian Imam Ali berkata,
“Yaa Faathimah… aku ini adalah Atthuur…”

Sayyidah Fathimah pun membalas,
“Aku adalah ‘Al kitaabul masthuur’…”

Imam Ali lalu berkata,
“Aku adalah ‘Arriqqul Mansyuur’…”

Sayyidah Fathimah membalas,
“Aku adalah ‘Al Baitul Ma’muur’…”

Imam Ali berkata,
“Aku adalah atap yang ditinggikan…”

Sayyidah Fathimah berkata,
“Aku adalah lautan yang terbentang…”

Melihat dan mendengar percakapan keduanya, maka Rasulullah Saww berkata,
“Yaa Faathimah jangan bercakap kepada ‘Ali, karena ia menguasai dalil-dalil..

Lalu Sayyidah Fathimah berkata kepada Rasulullah,
“Wahai ayah… aku adalah putri seorang yg diturunkan kepadanya al-Qur’an…”
Lalu Ia pun menoleh kepada ayahnya lagi seraya berkata,
Wahai ayahku…. janganlah engkau membelaku dari percakapanku dengan Putra Pamanmu, biarkanlah aku bersamanya…”

Tiba-tiba Imam Ali berkata,
“Bagaimana mungkin ayahmu tidak terlibat disini, sedangkan aku darinya, semua kesulitan-kesulitannya sudah aku bantu melepaskannya…”

Yaa ‘Ali…,”ucap Sayyidah Fathimah,”
“Aku adalah ruh nya dan dagingnya serta darahnya…”

Mendengar itu Imam Ali bergetar seraya berkata,
“Aku adalah lembaran-lembaran al-Qur’an…”

“Dan aku adalah ‘Mushaf’ nya, “ujar Sayyidah Fathimah”….

Kemudian Imam Ali bangkit dari tempatnya, dan pada saat yg bersamaan turunlah Malaikat Jibril beserta 4 ribu malaikat lainnya kepada Rasullah Saww, seraya berkata,
“Katakan kepada Fathimah bahwasannya Allah mengucapkan salam padanya…dan Allah berfirman padamu hendaklah kau bangun dan cium bahu Ali bin Abi Thalib, maka Sayyidah Fathimah pun mengikuti Rasulullah mencium bahu Imam ‘Ali seraya berbisik di telinga Imam Ali,
“Engkau adalah ‘Nun wal Qalam’, Engkau adalah ‘Pelita dalam Kegelapan’, Engkau adalah ‘tiap pertanyaan “kapan” dan engkau adalah penjawabnya’, Engkau adalah yg dipuji pada ayat; ‘hal ataa..’, Engkau adalah cahaya dari cahaya, Engkau adalah Rahasia dari Rahasia, Engkau adalah ayat al-Jabbaar…,Engkau adalah pemilik pedang Dzulfiqar, Engkau adalah ‘Ali bin Abi Thalib…! Shalawat Allah dan SalamNYA padamu…
اَللَّهُمَّ صلِّ عَلَ مُحَمَّدٍوَآلِ مُحَمَّدٍ
وَعَجِّلْ فَرَجَهُم