Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Imam Ali as

Anak Yatim Gaza dan Warisan Imam Ali bin Abi Thalib di Malam Lailatul Qadr (2)

Anak Yatim Gaza dan Warisan Imam Ali bin Abi Thalib di Malam Lailatul Qadr (2)

Jika kita ingin mengikuti jejak Rasulullah dan Imam Ali, kita tidak bisa hanya berhenti pada doa dan simpati. Kita harus bergerak. Hari Quds yang akan kita peringati di penghujung Ramadan 2025 bukan sekadar demonstrasi, tetapi juga momentum untuk membuktikan bahwa kita tidak melupakan mereka yang ditinggalkan.  

Baca Yang lain

Anak Yatim Gaza dan Warisan Imam Ali bin Abi Thalib di Malam Lailatul Qadr (1)

Anak Yatim Gaza dan Warisan Imam Ali bin Abi Thalib di Malam Lailatul Qadr (1) Anak-anak Gaza hari ini hidup dalam bayang-bayang kehancuran dan kehilangan. Mereka adalah saksi atas kebiadaban penjajahan, yatim yang ditinggalkan oleh para syuhada, dan generasi yang dipaksa dewasa lebih cepat akibat perang yang tak berkesudahan. Sejak agresi besar-besaran yang dimulai pada 7 Oktober 2023, jumlah anak yatim di Palestina meningkat drastis. 

Baca Yang lain

Karakter dalam Diri Imam Ali

Karakter dalam Diri Imam Ali Imam Ali a.s. adalah seorang alim dan arif, seorang sufi sekaligus pemimpin sosial, seorang zahid dan prajurit, hakim dan pekerja, khatib dan penulis. Singkatnya, beliau adalah manusia sempurna dengan segala daya tariknya, yang menyinari kehidupan umat dengan kebijaksanaan, keteguhan, dan kasih sayang. []  

Baca Yang lain

Perjalanan Terakhir Imam Ali Menuju Masjid

Perjalanan Terakhir Imam Ali Menuju Masjid Maka Imam Ridha menjawab: ‘Apa yang engkau katakan memang benar, tetapi beliau sendiri yang memilih agar pada malam itu ketetapan Allah Azza wa Jalla terlaksana.[]

Baca Yang lain

Peristiwa Duka di Bulan Ramadhan

Peristiwa Duka di Bulan Ramadhan Akhirnya, pada tanggal 21 Ramadhan, Imam Ali a.s. mengembuskan napas terakhirnya dan meraih kesyahidannya.[]  

Baca Yang lain

Imam Ali Selalu Menunggu Kesyahidannya

Imam Ali Selalu Menunggu Kesyahidannya Dua hari sebelum kesyahidannya, pedang beracun Ibnu Muljam menebas kepala Imam Ali a.s. saat beliau tengah menunaikan salat. Dalam keadaan terluka parah, beliau masih sempat mengucapkan, “Demi Tuhan Ka’bah, aku bahagia.” Ya, Amirul Mukminin telah syahid di jalan Allah SWT, tanpa sedikit pun rasa takut menyambut kematiannya.[]

Baca Yang lain

Pribadi Imam Ali yang Membuat Kagum

Pribadi Imam Ali yang Membuat Kagum Amirul Mukminin, Imam Ali a.s., adalah sosok yang luar biasa dan sangat langka dalam sejarah umat manusia. Perjalanan hidupnya membuat banyak orang berdecak kagum, bahkan musuh-musuhnya pun mengakui keutamaan yang beliau miliki, meskipun mereka terus-menerus memusuhinya tanpa henti.  

Baca Yang lain

Berhati-Hati Terhadap Fatamorgana Dunia: Renungan atas Nasihat Imam Ali a.s.

Berhati-Hati Terhadap Fatamorgana Dunia: Renungan atas Nasihat Imam Ali a.s. Dalam sebuah surat yang penuh hikmah kepada Salman Farisi, Sang Pembuka Gerbang Ilmu, Imam Ali bin Abi Thalib a.s., mengukir peringatan yang menggugah hati: “Amma ba’du, ketahuilah bahwa perumpamaan dunia ibarat seekor ular: permukaannya lembut saat disentuh, namun bisannya mematikan. Seorang anak kecil yang polos akan terpikat oleh kelembutannya, sementara sang arif bijak menjauhkan diri, mengenal bahaya yang tersembunyi di balik pesonanya.

Baca Yang lain

Hati yang Paling Baik Menurut Imam Ali

Hati yang Paling Baik Menurut Imam Ali “Amirul Mukminin, Imam Ali a.s., menggandeng tanganku dan membawaku keluar kota. Ketika kami sampai di hutan belantara, beliau menarik napas dalam-dalam lalu berkata, ‘Wahai Kumail, hati ini adalah wadah bagi hikmah dan ilmu. Hati yang paling baik adalah hati yang mampu memberikan lebih banyak ruang bagi ilmu dan hikmah. Ingatlah selalu apa yang aku katakan kepadamu.’”  

Baca Yang lain

DIAGUNGKAN KARENA KELAHIRAN IDEOLOGIS

DIAGUNGKAN KARENA KELAHIRAN IDEOLOGIS Atas dasar itu, makna kelahiran tokoh suci perlu diekspansi agar meliputi bagian kedua dan terakhir atau episode kehidupan historisnya. Bila hal itu dilakukan, maka alasan paling relevan memperingati kelahiran Imam Husain adalah menggali dimensi eksistensial dan transendentalntal yang justru karena kelahiran dan aktivitasnya seluruh fase kehidupannya dikenang dan dieksplorasi.

Baca Yang lain

Aktivitas Imam Ali pada era tiga khalifah pertama setelah Nabi

Aktivitas Imam Ali pada era tiga khalifah pertama setelah Nabi Menyelesaikan permasalahan kaum lemah: Bekerja dan berjuang untuk menafkahi kehidupan banyak orang miskin dan membutuhkan. Bahkan beliau membangun kebun-kebun dengan tangannya sendiri, menggali sumur dan saluran air, lalu mendedikasikannya untuk jalan Allah.

Baca Yang lain

Keutamaan Imam Ali dalam Al-Quran dan Hadis

Keutamaan Imam Ali dalam Al-Quran dan Hadis Setelah umat Islam berhijrah ke Madinah, dimulailah perjuangan Nabi Muhammad Saw melawan kaum musyrik, dan munafik, dan Ahli Kitab. Sayidna Ali ikut serta dalam semua perang, kecuali pada Perang Tabuk, di mana ia tetap berada di Madinah atas perintah Nabi untuk mencegah konspirasi kaum musyrik dan kemungkinan pemberontakan kaum munafik ketika itu.

Baca Yang lain

Siapakah Sayidina Ali bin Abi Thalib, dan Mengapa Pencinta Ahlul Bait Menyebutnya sebagai Imam Mereka? (1)

Siapakah Sayidina Ali bin Abi Thalib, dan Mengapa Pencinta Ahlul Bait Menyebutnya sebagai Imam Mereka? (1) Sayidina Ali bin Abi Thalib, Imam pertama Syiah, seorang sahabat, perawi, sepupu dan menantu Nabi Muhammad Saw, juru tulis wahyu, dan khalifah keempat.  

Baca Yang lain

Aliran Politik Imam Ali, Politiknya Para Nabi (2)

Aliran Politik Imam Ali, Politiknya Para Nabi (2) Sebagian orang berpendapat bahwa Imam Ali as bukanlah seorang politikus ulung. Mereka mengajukan beberapa argumen untuk mendukung pandangan ini, mulai dari sikap beliau dalam Dewan Syura hingga pendekatan beliau terhadap musuh-musuhnya. Namun, pandangan ini dapat dijawab dengan memahami prinsip politik Imam Ali as yang berlandaskan keadilan, kejujuran, dan ketakwaan.  

Baca Yang lain

Aliran Politik Imam Ali, Politiknya Para Nabi (1)

Aliran Politik Imam Ali, Politiknya Para Nabi (1) Politik para utusan Tuhan didasarkan pada prinsip kerja sama, bukan pada upaya penentangan demi mempertahankan kekuasaan. Allah tidak meridhai adanya penindasan terhadap siapa pun. Politik yang dijalankan oleh para pribadi suci ini sangat jelas, transparan, serta berlandaskan keimanan dan tauhid, yang menjadi sumber keikhlasan dan kebenaran. 

Baca Yang lain

Pelajaran dari Kisah Imam Ali a.s.

Pelajaran dari Kisah Imam Ali a.s. Kedekatan Imam Ali a.s. dengan Rasulullah SAW mengajarkan bahwa pendidikan yang baik dimulai dari teladan langsung. Rasulullah SAW tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga mempraktikkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, yang terus diamati oleh Imam Ali a.s.  

Baca Yang lain

Imam Ali: Pelindung Rasulullah SAW Sejak Usia Remaja

Imam Ali: Pelindung Rasulullah SAW Sejak Usia Remaja Sebagai umat Islam, kita diajak untuk meneladani sifat-sifat mulia Imam Ali a.s. dalam kehidupan sehari-hari—baik dalam melindungi orang lain, membela kebenaran, maupun menunjukkan keberanian dalam menghadapi tantangan. Kisah ini tidak hanya menguatkan iman, tetapi juga mengajarkan kita untuk menjadi individu yang teguh, bertanggung jawab, dan berani dalam segala situasi.

Baca Yang lain

DI BALIK PERSALINAN AGUNG

DI BALIK PERSALINAN AGUNG Dan, terjadilah yang terjadi. Agama justru menjadi korban. Agama yang mestinya sakral dan utuh menjadi kotak saran. Umat-umat berikutnya pun mewarisi kesemrawutan dalam sengketa otoritas tanpa henti.

Baca Yang lain

Imam Ali a.s. dalam Pandangan Al-Qur’an

Imam Ali a.s. dalam Pandangan Al-Qur’an Ayat-ayat yang berkenaan dengan Imam Ali a.s. terbagi dalam tiga bagian. Bagian Pertama Ayat-ayat yang turun berkenaan dengan kaum Mukmin, yang telah ditetapkan menjadi pemimpin bagi kaum Mukmin adalah Imam Ali as. Dalam Al-Qur’an terdapat 89 ayat dengan kalimat, “Wahai orang-orang yang beriman…” Contoh ayat tersebut adalah:

Baca Yang lain

Imam Ali Menjelaskan Diri dan Jiwanya

Imam Ali Menjelaskan Diri dan Jiwanya Imam Ali mengajarkan bahwa ketamakan dan kerakusan terhadap dunia tidak hanya merusak hubungan antar manusia tetapi juga menghancurkan kebesaran jiwa seseorang. Dunia ini hanyalah sarana, bukan tujuan akhir. Menjaga nilai-nilai kebenaran dan keadilan adalah jalan menuju kehidupan yang penuh makna, baik di dunia maupun di akhirat.

Baca Yang lain