Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Imam Ali as

Mengapa Imam Ali Memandang Empati Sebagai Bentuk Kebaikan Utama? (2)

Mengapa Imam Ali Memandang Empati Sebagai Bentuk Kebaikan Utama? (2)

Sekilas pandangan ini tampak sederhana, tetapi sebenarnya mengandung filsafat mendalam tentang hidup bersama dan tanggung jawab sosial. Di dunia yang kerap dibentuk oleh individualisme dan jarak antarmanusia, empati dan saling membantu menjadi jembatan yang menghubungkan hati—jembatan kasih sayang, keadilan, dan pemahaman.

Baca Yang lain

Mengapa Imam Ali Memandang Empati Sebagai Bentuk Kebaikan Utama? (1)

Mengapa Imam Ali Memandang Empati Sebagai Bentuk Kebaikan Utama? (1) Sekilas pandangan ini tampak sederhana, tetapi sebenarnya mengandung filsafat mendalam tentang hidup bersama dan tanggung jawab sosial. Di dunia yang kerap dibentuk oleh individualisme dan jarak antarmanusia, empati dan saling membantu menjadi jembatan yang menghubungkan hati—jembatan kasih sayang, keadilan, dan pemahaman.  

Baca Yang lain

Mengapa Pemikir Non-Muslim Terpesona dengan Nahj al-Balaghah? (2)

Mengapa Pemikir Non-Muslim Terpesona dengan Nahj al-Balaghah? (2) Sayid Radhi, penyusun Nahj Al-Balaghah, menyatakan bahwa motivasi utamanya dalam menyusun kitab ini adalah permintaan para sahabatnya untuk mengumpulkan ucapan-ucapan fasih dan indah Imam Ali as. Ia hanya memilih sebagian dari sabda Imam, dan karena itu menamakan karya tersebut “Nahj Al-Balaghah”.  

Baca Yang lain

Mengapa Pemikir Non-Muslim Terpesona dengan Nahj al-Balaghah? (1)

Mengapa Pemikir Non-Muslim Terpesona dengan Nahj al-Balaghah? (1) Karniko, profesor sastra di Universitas Aligarh, India, menyebut Nahj Al-Balaghah sebagai “saudara kecil Al-Qur’an”, dan berpendapat bahwa keagungan karya ini memungkinkan adanya perbandingan dan penilaian terhadap Al-Qur’an.

Baca Yang lain

Para Sahabat Nabi saw dan Keutamaan Imam Ali as (2)

Para Sahabat Nabi saw dan Keutamaan Imam Ali as (2) Selain itu, Rasulullah saw bersabda: “Ali bagian dari diriku, dan aku bagian darinya.” (Musnad Ahmad, Shahih Bukhari, Sunan al-Kubra al-Baihaqi)

Baca Yang lain

Para Sahabat Nabi saw dan Keutamaan Imam Ali as (1)

Para Sahabat Nabi saw dan Keutamaan Imam Ali as (1) Semoga Allah menjadikan kita sebagai umat yang mampu merajut persaudaraan, memuliakan para sahabat dengan adil, dan menempatkan Ahlulbait Nabi saw pada kedudukan yang telah Allah dan Rasul-Nya tetapkan.

Baca Yang lain

Imam Ali Bin Abi Thalib : Ladang Dulu, Pajak Belakangan (2)

Imam Ali Bin Abi Thalib : Ladang Dulu, Pajak Belakangan (2) Bagi Imam Ali bin Abi Thalin, pertanian, bukan sekadar sumber pangan. Ia adalah urat nadi perdagangan, penopang harga yang stabil, dan penjamin kedaulatan bangsa dan negara. Negara yang membiarkan tanahnya gersang, tak produktif dan petaninya miskin sedang menyiapkan liang kubur bagi negaranya sendiri. Pajak yang sehat lahir dari rakyat yang kenyang, bukan dari rakyat yang terhimpit.

Baca Yang lain

Imam Ali Bin Abi Thalib : Ladang Dulu, Pajak Belakangan (1)

Imam Ali Bin Abi Thalib : Ladang Dulu, Pajak Belakangan (1) Sejarah tidak pernah bosan mengajarkan bahwa kemegahan tanpa keadilan hanyalah istana di atas pasir. Ia akan runtuh ketika gelombang pertama datang. Pertanian, bagi Imam Ali, adalah pondasi itu. Bukan karena tanah semata, tetapi karena tanah adalah kehidupan. Dan kehidupanlah yang menjadi sumber sejati dari segala kemakmuran—termasuk pajak yang adil.

Baca Yang lain

Antara cinta dan benci kepada Imam Ali bin Abi Thalib

Antara cinta dan benci kepada Imam Ali bin Abi Thalib Rasulullah saw juga bersabda:“Barangsiapa yang mati dalam keadaan cinta kepada keluarga Muhammad, maka ia mati syahid. Ingatlah! Barangsiapa yang mati dalam keadaan cinta kepada keluarga Muhammad, maka ia mati dalam keadaan diampuni. Ingatlah! Barangsiapa yang mati dalam keadaan cinta kepada keluarga Muhammad, maka matinya sebagai orang yang bertaubat.

Baca Yang lain

BURUH: DARI PIRAMIDA HINGGA GALIAN SUMUR ALI

BURUH: DARI PIRAMIDA HINGGA GALIAN SUMUR ALI Seperti gurun Sahara yang menyimpan erosi waktu dalam setiap pasirnya, sejarah akan mencatat: peradaban sejati bukanlah yang meninggikan batu, tapi yang memanusiakan pekerjanya. Dan Ali bin Abi Thalib telah membuktikan: keagungan sejati terletak pada kerja yang bermartabat—bukan pada menara gading, tapi pada sumur-sumur yang digali dengan tangan sendiri.

Baca Yang lain

Imam Ali Menerima Panji Rasulullah

Imam Ali Menerima Panji Rasulullah “Bahwa Allah memberikan petunjuk kepada seorang laki-laki dengan perantaraanmu, maka itu lebih baik bagimu dibandingkan seluruh bumi yang disinari matahari.” (Syarah Nahj al-Balaghah, Ibn Abil Hadid, IV, hal. 13-14)  

Baca Yang lain

Imam Ali: Pemimpin Orang-orang Bertakwa

Imam Ali: Pemimpin Orang-orang Bertakwa Di setiap zaman, umat manusia senantiasa mencari sosok teladan, seorang pemimpin yang tak hanya bijak di atas mimbar, tetapi juga jujur di medan ujian. Seorang yang bukan sekadar kuat secara jasmani, tetapi lebih-lebih kuat dalam menegakkan kebenaran, adil dalam keputusan, dan lembut dalam ketakwaan. Dalam Islam, tak ada figur yang menyatu secara sempurna dengan nilai-nilai itu selain Imam Ali bin Abi Thalib, saudara, sahabat, sekaligus pewaris risalah Rasulullah SAW.  

Baca Yang lain

Kebaikan Hati Imam Ali terhadap Ibnu Muljam

Kebaikan Hati Imam Ali terhadap Ibnu Muljam Ibnu Muljam berhasil ditangkap oleh Sha’sha’ ibn Shuhan dan segera dibawa ke hadapan Imam Ali a.s. Kedua tangannya terikat di belakang. Ketika melihatnya, Imam Ali a.s. menyadari bahwa tali yang mengikatnya telah melukai kulitnya hingga terkelupas. Meski dalam keadaan luka parah di leher dan kepala yang hampir merenggut nyawanya, Imam tidak menunjukkan rasa peduli terhadap penderitaannya sendiri.  

Baca Yang lain

Imam Ali Selalu Menunggu Kesyahidannya

Imam Ali Selalu Menunggu Kesyahidannya Dua hari sebelum kesyahidannya, pedang beracun Ibnu Muljam menebas kepala Imam Ali a.s. saat beliau tengah menunaikan salat. Dalam keadaan terluka parah, beliau masih sempat mengucapkan, “Demi Tuhan Ka’bah, aku bahagia.” Ya, Amirul Mukminin telah syahid di jalan Allah SWT, tanpa sedikit pun rasa takut menyambut kematiannya.[]

Baca Yang lain

Munajat Qurani Imam Ali Menjelang Pagi

Munajat Qurani Imam Ali Menjelang Pagi Suatu hari, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib sedang bermunajat kepada Allah SWT di Masjid Kufah. Hari itu beliau berdoa dengan doa yang sangat indah. Karena semua permintaannya selaras dengan ayat-ayat suci Al-Quran. Berikut ini untaian doa-doa indah beliau. “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu, keselamatan di hari ketika harta dan anak-anak tidak lagi berguna kecuali seorang yang datang dengan hati yang bersih.”

Baca Yang lain

JENGGOT MEMERAH

JENGGOT MEMERAH “Hai Ali, bagaimana sikapmu bila kamu dikucilkan oleh masyarakat hingga seruanmu diabaikan dan nasihatmu tentang agama diacuhkan, para pengikutmu meningglkanmu, bahkan mereka yang semula bersamamu lebih jahat dari orang-orang yang memusuhimu. Mereka akan berdiri menentang dan menghadangmu dan mengharapkan kematianmu karena kamu melaksanakan tugas meneagakkan agama."

Baca Yang lain

“Bermusyawarah adalah Sumber Hidayah”; 9 Ucapan Bermanfaat dari Imam Ali (2)

“Bermusyawarah adalah Sumber Hidayah”; 9 Ucapan Bermanfaat dari Imam Ali (2) “Bermusyawarah adalah Sumber Hidayah”; 9 Ucapan Bermanfaat dari Imam Ali

Baca Yang lain

“Bermusyawarah adalah Sumber Hidayah”; 9 Ucapan Bermanfaat dari Imam Ali (1)

“Bermusyawarah adalah Sumber Hidayah”; 9 Ucapan Bermanfaat dari Imam Ali (1) Imam Ali bin Abi Thalib as adalah orang pertama yang beriman kepada Nabi Muhammad Saw dan secara khusus diberi gelar Amir Al-Mukminin oleh Nabi.  

Baca Yang lain

Anak Yatim Gaza dan Warisan Imam Ali bin Abi Thalib di Malam Lailatul Qadr (2)

Anak Yatim Gaza dan Warisan Imam Ali bin Abi Thalib di Malam Lailatul Qadr (2) Jika kita ingin mengikuti jejak Rasulullah dan Imam Ali, kita tidak bisa hanya berhenti pada doa dan simpati. Kita harus bergerak. Hari Quds yang akan kita peringati di penghujung Ramadan 2025 bukan sekadar demonstrasi, tetapi juga momentum untuk membuktikan bahwa kita tidak melupakan mereka yang ditinggalkan.  

Baca Yang lain

Anak Yatim Gaza dan Warisan Imam Ali bin Abi Thalib di Malam Lailatul Qadr (1)

Anak Yatim Gaza dan Warisan Imam Ali bin Abi Thalib di Malam Lailatul Qadr (1) Anak-anak Gaza hari ini hidup dalam bayang-bayang kehancuran dan kehilangan. Mereka adalah saksi atas kebiadaban penjajahan, yatim yang ditinggalkan oleh para syuhada, dan generasi yang dipaksa dewasa lebih cepat akibat perang yang tak berkesudahan. Sejak agresi besar-besaran yang dimulai pada 7 Oktober 2023, jumlah anak yatim di Palestina meningkat drastis. 

Baca Yang lain