Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Gugurnya Sang Imam Kebijaksanaan(bagian2)

1 Pendapat 05.0 / 5

Imam Ridha as dikenal sebagai Aalimu Aali Muhammad. Aba Salat menukil riwayat tentang Imam Musa Kadzim as berbicara kepada putra-putranya, saudara kalian Ali bin Musa adalah mata air pengetahuan Ahlul Bait. Maka sampaikan permintaan dan pertanyaan-pertanyaan agama kalian kepadanya dan ingatlah semua yang telah ia ajarkan kepada kalian.

Makmun kerap mengadakan sejumlah majelis debat untuk Imam Ridha as. Ia bermaksud meruntuhkan keluhuran ilmu dan kebenaran Ahlul Bait as. Dalam setiap majelis itu, Makmun mengundang para cendekiawan dari berbagai agama dan mazhab, dan meminta mereka untuk berdebat dengan Imam Ridha dengan harapan bisa mengalahkan beliau.

Namun berbeda dengan apa yang dibayangkan Makmun, perdebatan-perdebatan yang diikuti Imam Ridha dengan para cendekiawan dari sejumlah agama ternyata tidak menguntungkan Makmun, sebaliknya membawa masalah baginya dan kekhalifahannya.

Makmun menyadari bahaya bahwa perdebatan-perdebatan tersebut justru menarik perhatian dan simpati para ilmuwan dan masyarakat kepada Imam Ridha karena kecerdasan, kesucian dan kemuliaan beliau. Di sisi lain, acara tersebut justru memberikan peluang kepada Imam Ridha untuk menjelaskan tentang kebenaran keimamahan beliau.

Hal itu memaksa Makmun membatasi hubungan Imam Ridha dengan para pemuka agama dan pendukungnya, sehingga ia menghentikan majelis-majelis debat tersebut. Makmun memerintahkan Muhammad bin Amr Thusi untuk menjauhkan masyarakat dari majelis-majelis ilmu dan ceramah Imam Ridha as.

Imam Ridha as juga menaruh perhatian yang sangat besar terhadap masalah-masalah spiritual dan ibadah. Beliau adalah manusia yang paling taat beribadah kepada Allah Swt dan paling suci di masanya. Imam Ridha memberikan makna yang sebenarnya kepada kemanusiaan nyata dengan unsur-unsur kesempurnaan dan sifat mulia yang dimilikinya.

Raja bin Abi Zahak berkata, aku bersumpah kepada Tuhan, aku tidak pernah melihat manusia yang lebih bertakwa, paling banyak berzikir dan paling takut kepada Allah Swt, selain Ali bin Musa Al Ridha. Beliau selalu membantu menyelesaikan permasalahan Muslimin dan sangat bekerja keras menyelesaikan permasalahan masyarakat dan memenuhi kebutuhan mereka.

Imam Ridha selalu menjenguk mereka yang sakit dan menjamu tamu dengan segala kerendahan hati, dan keluasan ilmunya membuat para pembesar dan pemikir Dunia Islam mendatangi beliau.

Selama masa kepemimpinannya, Imam Ridha mendidik banyak pemikir Islam yang menghasilkan banyak karya di berbagai bidang seperti tafsir Al Quran, hadis, akhlak, fikih dan pengobatan Islam.

Imam Ridha menjelaskan ajaran-ajaran Islam yang membebaskan bagi masyarakat. Di Madinah, beliau punya banyak murid yang selalu berkumpul untuk menimba ilmu dari beliau. Salah satu murid Imam Ridha adalah Zakaria bin Adam, yang merupakan wakil Imam di kota Qom.

Dalam suratnya untuk Zakaria, Imam Ridha berkata, Allah Swt menjauhkan marabahaya dari kota Qom karena keberadaanmu, sebagaimana Allah Swt menjauhkan bencana dari kota Baghdad karena keberadaan Imam Musa Kadzim as. Murid unggul Imam Ridha yang lain adalah Yunus bin Abdurahman, Shafwan bin Yahya, Hassan bin Mahbub dan Ali bin Maysam.