Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Manajemen Pengetahuan Sebuah Harapan

1 Pendapat 05.0 / 5

Pengetahuan merupakan produk manusia. Dari pengetahuan lahirlah berbagai karya manusia, baik yang bersifat materi maupun non materi. Karya manusia menyebabkan manusia disebut berbudaya atau tidak, karya manusia dapat menggambarkan tingkatan budaya dan peradaban sebuah bangsa. Pengetahuan sebagai produk fikir manusia memerlukan pengaturan dan pengelolaan sehingga menjadi produktif, efektif, dan efisien.

Produktif

Produktif disini dapat diartikan sifat yang dapat memberikan manfaat dan faidah lebih besar. Produktif juga dapat diartikan selisih antara in put dan out put melalui sebuah proses tertentu. Sebuah perusahaan dianggap berhasil karena dapat memberikan untung atau manfaat secara materi atau financial. Bagi lembaga atau organisasi non profit seperti yayasan yang tidak berorientasi profit makna produktif dapat berarti memberikan manfaat dan keuntungan bagi produsernya. Produser memiliki arah dan tujuan bagi produk dan karyanya. Tujuan inilah yang menjadi ukuran berhasil atau tidaknya sebuah produksi.

Efektif dan Efisient

Sesuatu dikatakan efektif karena sesuatu tersebut memiliki efek dan berhasil guna. Dalam hal ini makna efektif dapat disamakan dengan produktif. Namun dapat juga makna atau arti efektif berhubungan dengan waktu yang tepat dan cepat, tidak berbelit-belit dan waktunya tidak terlalu lama.

Arti efisien tepat atau cermat dalam menghasilkan sesuatu. Tapi dapat juga dikatakan bahwa arti efisien adalah sesuatu yang cepat, tepat, dan berbiaya murah. Tidak memerlukan waktu yang lama dan biaya yang tinggi. Dengan kata lain cepat, tepat, dan berbiaya murah.

Manajemen Pengetahuan: Manfaat dan Mudarat

Dalam tulisan ini saya tidak membedakan mana yang ilmu pengetahuan dan mana agama. Pengetahuan dalam tulisan ini meliputi berbagai pengetahuan baik agama, filsafat, tasawuf, maupun science (yang bersifat inderawi). Pengetahuan tumbuh dan berkembang di sebuah bangsa atau negara karena berbagai faktor. Salah satu faktor tumbuh kembangnya pengetahuan karena ada pengelolaan yang serius dan profesional dari subyek pengetahuan.

Fungsi pengetahuan adalah memberi arah, cahaya dan kemudahan pada manusia. Pengetahuan walaupun untuk sebagian orang susah dan rumit untuk diraih tapi mutlak diperlukan agar manusia dapat meraih budaya dan peradaban tinggi. Oleh karena itu bagi manusia yang berbudaya dan beradab, ilmuwan atau ulama atau orang berilmu pasti dihargai dan memiliki keutamaan serta kemulyaan.

Masyarakat yang berbudaya dan beradab adalah bangsa yang memperhatikan pengetahuan atau ilmu lebih besar dibanding yang lainnya. Membangun sumber daya manausia merupakan modal utama kemajuan sebuah bangsa dan negara. Oleh karena itu knowledge management atau intellectual capital menjadi penting. Knowledge management dapat diartikan bermacam-macam tergantung sudut pandang, namun Galagan (1997) menjelaskan bahwa manajemen pengetahuan adalah sebagai berikut:

(1). Menciptakan pengetahuan baru

(2). Mengakses pengetahuan dari berbagai sumber

(3). Menyimpan pengetahuan dalam berbagai alat sebagai data atau dokumen

(4). Mewujudkan pengetahuan menjadi sebuah produk barang atau jasa

(5). Proses transfer pengetahuan di lingkungan tertentu

(6). Menjadikan pengetahuan sebagai referensi pengambilan kebijakkan

(7). Menciptakan warga masyarakat menjadi berbudaya cinta pengetahuan

(8). Dapat menjadikan pengetahuan sebagai aset yang dapat memberikan keuntungan financial. Dan pengetahuan dapat diukur sebagai sebuah aset baik aset tangible atau intangible.

Manajemen pengetahuan juga biasanya diperlukan di lembaga pendidikan agar pengetahuan lebih produktif. Adapun proses manajemen pengetahuan di Perguruan tinggi sebagaimana yang dikatakan Davenport (1998) adalah sebagai berikut:

(1). Menyimpan pengetahuan menjadi sebuah data atau dokumen seperti skripsi, tesis, dan disertasi dan karya tulis ilmiyah lainnya.

(2). Menyiapkan data dan dokumen pengetahuan agar mudah diakses melalui berbagai media.

(3). Memajukan lingkungan agar menjadi lingkungan yang cinta pengetahuan.

(4). Mengelola pengetahuan menjadi aset sehingga menjadi lebih berharga dan bernilai. Dan dapat menghasilkan keuntungan financial atau sosial.

Pengetahuan jika dikelola dengan benar akan menjadikan lebih produktif, efektif, dan efisien sedangkan sebaliknya tanpa pengelolaan yang benar pengetahuan akan menjadi stagnan dan mungkin menjadi sia-sia atau hanya dapat menguntungkan pribadi atau kalangan tertentu. Manusia berpengetahuan akan menguntungkan bagi manusia dan lingkungannya. Sedangkan kebodohan akan menjadi beban bagi manusia lain juga lingkungannya. (Srie Muldrianto, MPd)