Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Imam Mahdi Warisi Sunah Para Nabi(2)

1 Pendapat 05.0 / 5

Imam Mahdi a.f. Gaib dari pandangan manusia sebagaimana Nabi Musa a.s.

Nabi Musa a.s. berulang kali digaibkan dari pandangan umatnya. Salah satunya selama 28 tahun, sehingga Bani Israil tidak mengetahui kabar Nabi Musa a.s selama itu. Mereka mencari-cari ke berbagai tempat hingga ke padang pasir namun tak berhasil menemui Nabi Musa a.s.

Saat Nabi Musa a.s. hadir di hadapan umatnya setelah 28 tahun terjadilah pembunuhan terhadap seorang Mesir (Qibthi) sehingga beliau harus gaib kembali ke Madyan selama 10 tahun.

Selain Nabi Musa a.s. yang gaib dari pandangan umatnya, Alquran juga menyebutkan tentang kegaiban Nabi Yusuf a.s dari pandangan mata saudara-saudaranya. Mereka tidak mampu mengenali rupa Nabi Yusuf a.s. saudaranya sendiri bahkan Bunyamin, saudara kandungnya.

Dia (Yusuf) berkata, “Tahukah kamu apa yang telah kalian perbuat terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kalian tidak menyadarinya?” Mereka berkata, “Apakah engkau sejatinya adalah Yusuf?” (QS. Yusuf [12]: 89-90)

Syekh Shaduq menerangkan bahwa Nabi Ya’qub a.s., ayah Nabi Yusuf a.s. sangat yakin bahwa Nabi Yusuf a.s. sesungguhnya masih hidup meskipun putra-putranya menyatakan Yusuf telah dibunuh. Hal ini tak jauh beda dengan keimanan kaum beriman terhadap Imam Mahdi a.f.

Lebih jauh terkait kegaiban para nabi, dari Nabi Adam a.s. hingga penutup para Nabi, Muhammad SAW, Syekh Shaduq r.a telah membukukannya dengan judul Ikmal ad-Din wa Itmam an-Ni’mah. Demikianlah Syekh Shaduq menyimpulkan bahwa setiap nabi mengalami masa gaib dari kaumnya.


Manusia berselisih pendapat dalam hal Nabi Isa a.s

Sebagaimana kita ketahui, manusia berselisih tentang Nabi Isa a.s. apakah dia disalib ataukah tidak, apakah dia masih hidup ataukah telah wafat. Alquran menegaskan bahwa,

Mereka tidaklah membunuhnya, atau pun menyalibnya, tetapi diserupakan bagi mereka. (QS. An-Nisa’ [4]: 157)

Demikian halnya pada Imam Mahdi a.f., manusia tentunya hingga hari ini bertanya-tanya apakah dia telah dilahirkan ataukah belum, apakah dia dari keturunan al-Hasan a.s. ataukah al-Husain a.s.

Kepercayaan tentang adanya sang juru selamat diyakini bahkan oleh seluruh agama dan kepercayaan, seperti konsep Ratu Adil dalam filosofi Jawa. Sementara sosok Imam Mahdi a.f. yang diyakini oleh setiap Muslim telah diingkari oleh sebagian kalangan dengan menyatakan, ‘Andai Imam Mahdi a.f. telah lahir, berarti dia telah mati saat ini.’ Sedangkan sebagian lain meyakini bahwa Imam Mahdi telah lahir tahun 255 H/869 M dan masih hidup karena Allah Yang Mahakuasa juga Mahamampu membuat hal itu terjadi.

Namun demikian sebagai sebuah kesepakatan, umat Islam meyakini bahwa kelak Nabi Isa a.s. pada akhir zaman akan salat di belakang Imam Mahdi a.f.


Imam Mahdi a.f. Menghunus Pedang dan Menegakkan Tauhid sebagaimana Rasulullah SAW

Perkataan Imam Ali as-Sajjad yang diriwayatkan oleh Syekh Shaduq di atas ditutup dengan sunah Nabi Muhammad SAW yang diwariskan kepada Imam Mahdi a.f. kelak. Bahwa Imam Mahdi akan menghunus pedang sebagaimana datuknya Rasulullah SAW dalam menegakkan Islam. Sehingga kemusyrikan niscaya muspra dari muka bumi dan berganti dengan keadilan di jagad raya.

Tersebarnya Islam adalah sebuah janji Alquran, ‘Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.’ (QS. Al-Fath [48]: 27)

Pertanyaannya adalah apakah hadis tersebut dapat dipahami secara tersurat bahwa Imam Mahdi a.f. kelak bakal menghunus pedang ataukah pedang yang dimaksud adalah kiasan untuk perangkat penegakan tauhid? Wallahu a’lam.


Disadur dari buku Al-Mahdi Al-Maw’ud, Sayid Abdul Husein Dastaghib, Dar at-Ta’aruf, Beirut, Lebanon, 1989)