Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Tujuan Ibadah dalam Islam = Menjadikan Manusia Ber-akhlak

1 Pendapat 05.0 / 5

Islam bukan hanya urusan takbir, solat, puasa dan haji. Islam juga bukan melulu urusan pakaian dan penampilan. Islam itu luas, mengatur semua sisi kehidupan sampai yang terkecil.

Banyak orang yang menyempitkan arti islam hingga fokus pada ritual saja. Ada pula yang ingin mengubah arti seorang muslim sebagai “orang yang suka berteriak, membunuh dan kejam”.

Musuh berusaha agar islam tampak sebagai agama yang terbelakang. Abad telah menunjukkan angka 21 tapi peradaban “islam” harus tetap primitif. Kelompok-kelompok radikal dimunculkan untuk mensukseskan agenda ini.

Islam dan moral digambarkan seperti air dan minyak. Seakan muslim tak mungkin bermoral dan islam tak mungkin berbelas kasih. Namun, bagaimana pandangan islam yang sebenarnya tentang moral dan akhlak?

Akhlak, Tujuan Ibadah Manusia

Ketika Rasulullah saw sebagai contoh seorang muslim yang sebenarnya ditanya tentang apakah perbuatan yang paling utama itu?

Beliau menjawab, “Budi pekerti yang baik.”

Rasul juga pernah bersabda, “Tidak ada sesuatu yang diletakkan di timbangan seseorang di hari kiamat yang lebih utama dari akhlak yang baik.”

Dalam islam, akhlak bukan hanya perbuatan yang berpahala. Lebih dari itu, akhlak adalah salah satu tujuan terpenting dari ibadah manusia. Ritual keagamaan yang dilakukan seorang muslim ingin mengantarkan mereka menjadi pribadi yang berakhlak.

Mari kita lihat satu demi satu….

Solat

Kita semua tau bahwa solat adalah hubugan hamba dengan tuhannya, tapi apa tujuan dan hasil yang diberikan oleh solat?

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ -٤٥-

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.” (Al-Ankabut 45)

Tujuan dari solat adalah mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Artinya, solat ingin membawa manusia menjadi orang yang berakhlak dan terhindar dari perbuatan yang dzolim dan keji.

Zakat

Bukankah Allah berfirman,

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا -١٠٣-

“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka.” (At-Taubah 103)

Tujuan utama dari zakat adalah membersihkan dan mensucikan pemiliknya atau biasa disebut Tazkiyah. Yaitu mensucikan dari jiwa yang kikir dan tamak untuk menjadi jiwa yang penuh dengan belas kasih. Bukankah ini sebaik-baik akhlak?

Puasa

Berkaitan dengan tujuan puasa, teringat kisah tentang seorang wanita yang ahli ibadah dan selalu berpuasa. Seorang sahabat memuji ibadah wanita ini dihadapan Rasulullah saw, lalu ia berkata bahwa di sisi lain wanita ini sering menyakiti tetangganya dengan lisannya. Rasulullah hanya berkomentar, “Dia di neraka.”

Seluruh ritual ibadah tidak akan berarti tanpa akhlak dan budi pekerti yang baik. Bukankah Rasulullah juga pernah bersabda,

“Berapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan haus.”

Kenapa puasa mereka tidak diterima? Karena mereka berpuasa tanpa berakhlak. Mereka hanya menahan lapar dan haus tanpa menahan anggota badan yang lain dari perbuatan yang buruk.

Haji

Dengan gamblang Allah jelaskan dalam Al-Qur’an tentang larangan dalam ibadah haji adalah,

الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُومَاتٌ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلاَ رَفَثَ وَلاَ فُسُوقَ وَلاَ جِدَالَ فِي الْحَجِّ -١٩٧-

(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah diketahui. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. (Al-Baqarah 197)

Ayat ini dengan jelas menggambarkan bahwa tujuan dari haji adalah membiasakan diri untuk berakhlak dan tidak menyakiti orang lain. Membiasakan diri untuk menahan dari berkata jorok, berbuat maksiat dan bertengkar dengan orang lain.

Jika seluruh tujuan dari ibadah-ibadah utama dalam islam ini adalah mengantarkan seseorang kepada akhlak, maka tidak ada alasan lagi untuk tidak berakhlak. Tidak ada alasan lagi untuk berlaku kasar terhadap sesama manusia. (Baca : Tidak Berakhlak = Belum Mengerti Islam)

Mereka yang selalu menampakkan jati diri seorang muslim dengan kekerasan harus dipertanyakan keislamanannya. Agama siapa yang mereka tampakkan? Ajaran siapa yang mereka tiru? Sementara Rasulullah adalah manusia dengan akhlak terbaik sepanjang masa.
“Aku (hanya) diutus untuk menyempurnakan akhlak” (Rasulullah saw)