Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Beri Kebebasan Selektif

1 Pendapat 05.0 / 5

Kebebasan tanpa batas seringkali juga menjadi amat berbahaya. Terkadang seorang anak ingin berlari di jalan raya yang penuh bahaya atau menyentuh kabel yang dialiri listrik. Jadi, kedua metode pangasuhan anak –yang satu tidak memberikan kebebasan kepada anak, sementara yang lainnya memberikannya secara penuh-sarat dengan kesalahan yang begitu menyolok. Jalan paling baik untuk diikuti dalam masalah mengasuh anak adalah memberinya kebebasan selektif.

Allah swt menganugerahi umat manusia perbedaan naluri dan perasaan yang membentuk karakter seseorang. Naluri-naluri tersebut diantaranya adalah rasa cinta, benci, keberanian, rasa takut, dan sebagainya. Semua itu merupakan hakikat perasaan dan pikiran anugerah Allah swt bagi seluruh umat manusia demi mengatasi segenap masalah yang mereka hadapi. Naluri-naluri tersebut membentuk kepribadian seseorang. Di alam bebas, naluri-naluri tersebut tetap tumbuh.

Rasa takut bermanfaat untuk menghindar dari marabahaya. Raya amarah membantu dalam upaya memutuskan untuk menyerang musuh. Ketekunan dibutuhkan untuk menuntut pelajaran. Seseorang yang tidak memiliki naluri rasa takut dan rasa marah dalam kepribadiannya akan menjadi sosok yang rendah diri inferior). Tentu saja tidak dibenarkan untuk menekan naluri-naluri tersebut dalam diri anak. dalam atmosfer kebebasan, seorang anak dapat memperoleh manfaat dari naluri-naluri tersebut.
Agama Islam memberikan perhatian khusus pada kebutuhan terhadap kebebasan. Dikutip dari sejumlah riwayat yang berkaitan:

Ali bin Abi Thalib mengatakan:
“Janganlah menjadi budak selainnya. Sebab Allah Swt telah mnjadikan kalian terlahir sebagai sosok yang merdeka”
Ja’far ash-Shadiq berkata,
“Seseorang yang menyandang sifat-sifat ini akan menjadi sosok yang berhasil; 1) keimanan, 2) kebijaksanaan 3) akhlak 4) kebebasan 5) kelakuan baik”
Rasulullah saw bersabda,
“Seorang anak adalah penguasa hingga ia berumur tujuh tahun. Sejak tujuh hingga 14 tahun, ia menjadi orang yang diatur. Dan setelah berusia 14 tahun, ia merupakan wakil dan penasihat bagi orang tuanya.”
Jelas, kebebasan penuh merupakan sesuatu yang mustahil di tengah masyarakat. Dalam hal ini, kebebasan seseorang dengan kebebasan lainnya tak dapat dipertemukan satu sama lain. Seorang anak harus diberi pengertian sejak dini bahwa tanpa pembatasan apapun, seseorang tak dapat hidup di tengah masyarakat. Sebab orang lain juga punya hak pribadi.

Sebagai contoh seorang anak ingin bermain. Jelas, bermain dapat menjadi sarana yang baik untuk mendidiknya. Dan ia harus diberii kebebasan untuk memainkan suatu permainan yang cocok denan perangainya. Namun, dalam bermain anak harus diingatkan tentang hak-hak selainnya. Ia harus diminta untuk berhati-hati dalam bermain agar jangan sampai merusak barang-barang milik tetangganya seperti memecahkan kaca jendela bangunan di sekelilngnya. Dengan begitu ia tetap diberi kebebasan untuk bermain namun dengan disertai sejumlah batasan.