Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Fathimah as dan Maryam binti Imran as

1 Pendapat 05.0 / 5

Berdasarkan kajian induktif terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang membicarakan maqam Maryam as dan hadis-hadis nabawi yang menjelaskan maqam Fathimah as, akan kita temukan beberapa kesamaan ketat dan hubungannya yang erat antara keduanya.
Sesungguhnya Allah swt terlah memuliakan Maryam as dengan kesempurnaan yang mendekati kesempurnaan nabi dan para rasul. Dia dalah penghulu wanita di zamannya. Begitu pula halnya dengan Sayyidah Fathimah as Dia memiliki kesempurnaan yang lebih dari kesepurnaan para nabi. Tidak hanya itu, bahkan ia adalah penghulu para wanita seluruh alam, dari awal sampai akhir.

Diriwayatkan oleh Al-Mufadhal bin Amar, “Aku berkata kepada Imam Abi Abdillah as “Kabarkanlah kepadaku ucapan Rasulullah saw tentang Fathimah as!”
Imam berkata, “Sesungguhnya ia adalah penghulu para wanita seluruh alam”
Aku berkata, “Bukankah dia adalah penghulu para wanita di zamannya?”
Imam berkata, “Sesungguhnya Maryam adalah penghulu para wanita di zamannya, sedangkan Fathimah as penghulu para wanita seluruh alam, dari awal hingga akhir”
Adapun maksud dari ayat al-Qur’an “Sesungguhnya Allah telah memilihmu (Maryam) dan menyucikanmu. Dan dia memilih kamu atas para wanita seluruh alam” tidak mencakup seluruh alam, akan tetapi maksudnya adalah alam tempat ia hidup seperti ayat “Dan kami memberi rezeki kepada mereka (Bani Israil) dengan sesuatu yang baik dan kami muliakan mereka atas seluruh alam”
Maksud kata alam dalam ayat itu adalah alam di saat mereka hidup, bukan alam seluruhnya yang jelas-jelas bertentangan dengan ayat “Sesungguhnya kalian adalah sebaik-baiknya umat yang diturunkan kepada manusia” yang menunjukan bahwa umat Nabi Muhammad SAWW lebih mulia dari seluruh kaum, termasuk Bani Israil/ Begitu pula halnya dengan ayat yang menjelaskan tentang Maryam as, bahwa yang dimaksud disini adalah alam tempat beliau hidup pada waktu itu.

Diantara kesamaan maqam yang diraih oleh Sayyidah Fathimah as dan Maryam as,
Al Manawi dalam kitabnya Syarh Al-jamiush Shagir jilid 2/270 dari al-Qurthubi mengatakan, “Salah satu dari arti muhaddatsah adalah orang yang diajak bicara oleh malaikat, tapi bukan sebagai tanda kenabian”.

Diriwayatkan juga dari Syekh Shaduq dari Zaid Ali berkata,: “Aku mendengar Imam Shadiq as berkata: “Sesungguhnya Fathimah as dinamakan Muhaddatsah, karena malaikat telah turun kepadanya dari langit dan memanggilnya seperti halnya dia memanggil Maryam binti Imron dan berkata; “Wahai Fathimah! Sesungguhnya Allah telah memilihmu atas wanita seluruh alam”
Maqam ini juga diraih oleh Maryam as. beliau adalah wanita yang ditemui malaikat Jibril dengan membawa berita dari Allah swt seperti dalam ayat “Ketika malaikat berkata: Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah menyampaikan berita gembira kepadamu dengan perkataan dari Tuhan (dengan kelahiran putra) yang namanya Al-Masih Isa putra Maryam, orang besar di dunia dan akhirat juga termasuk orangorang yang dekat dengan Allah” ini adalah wahyu yang diturunkan pada keduanya. Kendati bukan sebagai tanda kenabian, wahyu itu merupakan tanda ketinggian maqom dari keduanya.
Kedua, Kalau Fathimah as adalah hujjah allah atas Ahlul bayt as dari keturunannya, maka Maryam adalah hujjah Allah atas putranya Isa as seperti tercantum di dalam ayat “Dan kami jadikan putra Maryam (Isa as) dan ibunya sebagai ayat (tanda)”
Yang dimaksud dengan ayat diatas adalah hujjah. Jadi maksud ayat tersebut adalah dan Aku jadikan Isa as dan ibunya sebagai hujjah.