Pahala Melayani Jemaah Haji(1)
Suatu hari, para sahabat Khaja Abu Sa'id berkumpul di sekitarnya. Dia sedang menjelaskan hadis Rasulullah Saw kepada para sahabatnya dan mereka juga menyimaknya dengan serius. Sebuah kafilah tiba-tiba mendatangi majlis Abu Sa'id dan mereka duduk dengan wajah sedih di majlis itu. Abu Sa'id kemudian menanyakan kondisi mereka.
Kafilah tersebut menjawab, "Kami baru kembali dari perjalanan haji. Rombongan kami diserang oleh perampok dan apa yang kami miliki telah dibawa lari. Sekarang kami tidak memiliki bekal apapun, tidak punya kemampuan untuk meneruskan perjalanan dan tidak mampu kembali ke kampung halaman kami." Abu Sa'id berkata, "Berapa jumlah harta kalian yang dirampok?" "Apa yang kami miliki telah dijarah," jawab kafilah itu.
Abu Sa'id kemudian bertanya kepada para sahabatnya, "Siapa di antara kalian yang bisa membantu kafilah ini dan memberi mereka bekal perjalanan, dan menyediakan apa yang telah hilang dari mereka." Dari arah belakang majlis terdengar suara seorang wanita berkata, "Wahai Syeikh, aku akan membantu kafilah ini dan mengganti rugi harta mereka." Semua orang terkejut dan memuji pengorbanan wanita itu.
Wanita tersebut kemudian meninggalkan majlis dan kembali dengan sebuah kotak kecil. Dia membawa semua emas dan perhiasannya dan menyerahkannya kepada Abu Sa'id. Abu Sa'id menyimpan perhiasan itu selama tiga hari penuh. Dia berkata kepada dirinya, "Wanita ini mungkin melakukannya karena terbawa perasaan dan emosi. Emas dan perhiasan ini sangat bernilai. Wanita ini mungkin akan menyesal dan meminta kembali barang-barangnya."
Tiga hari kemudian wanita tersebut mendatangi Abu Sa'id. Dia meletakkan gelangnya di depan Abu Sa'id dan berkata kepadanya, "Mengapa engkau menyimpan emas dan perhiasan yang aku berikan padamu?" Dia menjawab, "Aku khawatir engkau akan menyesal atas pemberianmu." Wanita itu berkata, "Aku berlindung kepada Allah, tidak demikian. Berikan emas dan perhiasan bersama gelang ini kepada kafilah haji untuk memenuhi janji yang pernah aku ucapkan."
Wanita itu menatap ke bawah dan dengan tenang berkata, "Gelang ini adalah kenangan dari almarhumah ibuku. Semua emas dan perhiasan ini tidak bernilai bagiku. Tadi malam aku bermimpi bahwa aku berada di surga dan wajahku berseri-seri. Aku mulai mengerti bahwa Tuhan Yang Maha Penyayang telah memberi pahala kepadaku karena membantu kafilah haji. Dalam mimpi, aku melihat semua emas dan perhiasan yang aku berikan ada di leherku, tetapi aku tidak menemukan gelang ini di tanganku. Aku bertanya, 'mengapa kenangan dari ibuku tidak ada?'"
Seorang malaikat berkata, "Apa yang telah engkau kirim, telah dikembalikan kepadamu dan apa yang engkau infakkan di dunia, ia ada di surga dan kami kembalikan kepadamu. Jika seluruh isi dunia menjadi milikmu, apa yang telah engkau kirim kemari, ia akan kembali kepadamu dan ia akan tetap menjadi milikmu di akhirat."
Para jemaah haji adalah tamu Allah Swt dan mereka memiliki kedudukan dan kemuliaan di sisi-Nya. Rasulullah Saw dalam sebuah hadis bersabda, "Jemaah haji berada dalam jaminan dan perlindungan Allah, baik ketika ia berangkat maupun kembali. Jika ia menanggung kesulitan dan penderitaan dalam perjalanannya, Allah akan mengampuni dosa-dosanya karena itu, dan setiap langkah yang ia ayunkan, Dia akan meninggikan derajatnya di surga sampai seribu derajat dan setiap tetesan hujan yang membasahinya, pahala mati syahid akan ditulis untuknya."