Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Tafsir Surat Al-Qadr (Bag 1)

1 Pendapat 05.0 / 5

Laylatul Qadr, adalah malam yang ditunggu oleh seluruh makhluk. Malam turunnya Kitab Termulia kepada Nabi Termulia untuk Umat Termulia. Para malaikat bergemuruh menanti malam ini. Mereka meyakini bahwa yang akan turun adalah Kitab Terakhir kepada Nabi Terakhir saw.

Dan ini adalah pertanda sungguh dekatnya Hari Kiamat. Rasulullah saw bersabda, “Allah memberikan hadiah terbesar kepada umatku yang belum pernah diberikan kepada umat-umat terdahulu. Hadiah itu adalah Laylatul Qadr, di saat Allah melipatgandakan seluruh amal senilai 1000 bulan.”

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ -١- وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ -٢- لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ -٣- تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ -٤- سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ -٥-

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam qadar itu? Malam qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh dengan izin Tuhan-nya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.” (Al-Qadr 1-5)

 
Pahala Membaca Surat Al-Qadr

Rasulullah saw bersabda,
Siapa yang membaca Surat Al-Qadr pada solat dari solat-solat wajibnya maka ada suara penyeru berkata “Wahai hamba Allah, Allah telah mengampuni dosamu yang sebelumnya maka mulailah beramal (kebaikan)”
“Siapa yang membaca Surat ini, maka pahalanya seperti orang yang puasa di bulan Ramadhan. Dan jika membacanya di malam Laylatul Qadr maka pahalanya seperi orang yang jihad di jalan Allah swt.”

 

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam qadar. (إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ)

Dalam ayat ini Allah menggunakan Dhomir Nahnu yang bermakna Kami. Pemakaian kata Kami ini mengisyaratkan kemuliaan Yang Berkata. Selain itu, kata Kami juga menampakkan kemuliaan sesuatu yang akan disampaikan dan kemuliaan bagi yang menerimanya.

Pada ayat ini Allah langsung menisbatkan turunnya Al-Qur’an kepada Dzat-Nya Yang Suci. Sama seperti ketika Allah berjanji untuk menjaga Al-Qur’an, Dia juga menisbatkan penjagaan itu kepada Dzat-Nya.

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ -٩-

“Sesungguhnya Kami-lah yang Menurunkan al-Quran, dan pasti Kami (pula) yang Memeliharanya.” (Al-Hijr 9)

 

Masih dalam ayat ini, Allah tidak menyebutkan kata Al-Qur’an secara jelas. Namun cukup dengan kata ganti nya atau dalam bahasa arab memakai kata هُ . Mengapa?

Karena Al-Qur’an begitu terkenal sebelum diturunkannya. Kitab ini begitu masyhur dan dinanti seluruh makhluk Allah swt. Karenanya, cukup dengan kata ganti tanpa menyebutkan kata Al-Qur’an secara jelas.

 

Kapan malam Laylatul Qadr itu? Dalam ayat lain, Allah swt berfirman

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ -١٨٥-

“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan al-Quran.” (Al-Baqarah 185)

Karena Malam Laylatul Qadr adalah waktu turunnya Al-Qur’an dan Al-Qur’an itu turun di bulan Ramadhan maka Laylatul Qadr pasti berada dalam bulan Ramadhan.

 

Al-Qadr Menurut Bahasa

Kata Al-Qadr dalam Al-Qur’an memiliki beberapa arti, diantaranya:

Sempit

وَمَن قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ -٧-

“Dan orang yang terbatas (sempit) rezekinya.” (At-Thalaq 7)

 

Ukuran atau Takaran

وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلاَّ بِقَدَرٍ مَّعْلُومٍ -٢١-

“Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu.” (Al-Hijr 21)

 

Ketentuan

وَفَجَّرْنَا الْأَرْضَ عُيُوناً فَالْتَقَى الْمَاء عَلَى أَمْرٍ قَدْ قُدِرَ -١٢-

“Dan Kami Jadikan bumi menyemburkan mata-mata air maka bertemulah (air-air) itu sehingga (meluap menimbulkan) keadaan (bencana) yang telah ditetapkan.” (Al-Qamar 12)

 

Kemuliaan

وَمَا قَدَرُواْ اللّهَ حَقَّ قَدْرِهِ -٩١-

“Mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya.” (Al-An’am 91)

 

Semua makna diatas bisa kita gunakan dalam memaknai Laylatul Qadr. Laylatul Qadr adalah malam yang sempit karena bumi dipenuhi dengan para malaikat di malam itu. Laylatul Qadr adalah malam ketika Allah membagikan seluruh takaran yang akan menjadi milik kita.

Laylatul Qadr adalah malam penentuan segala sesuatu yang akan terjadi hingga satu tahun kedepan. Allah berfirman,

فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ -٤-

“Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (Ad-Dukhon 4)

Laylatul Qadr adalah malam yang begitu mulia karena didalamnya terjadi sesuatu yang paling mulia. Turunnya kibat termulia, dibawa oleh malaikat termulia, diterima oleh nabi termulia dan dipersembahkan untuk umat termulia.

Selain 4 makna diatas, Laylatul Qadr pada ayat lain juga disebut sebagai malam yang penuh dengan berkah. Allah berfirman,

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ -٣-

“Sesungguhnya Kami Menurunkannya pada malam yang diberkahi.” (Ad-Dukhon 3)

Bagaimana malam ini tidak menjadi berkah, sementara yang diturunkan adalah kitab yang penuh berkah, diterima oleh Nabi yang penuh Berkah dan diturunkan oleh Sumber Keberkahan, maka pasti malam ini adalah malam yang penuh berkah. Laylatul Qadr bukanlah malam yang biasa.

Rasulullah saw selalu membangungkan keluarganya di malam ini. Putri beliau pun menidurkan anak-anaknya di siang hari agar bisa bangun di malam laylatul qadr untuk beribadah dan bermunajat kepada Allah swt.
“Siapa yang bangun di malam laylatul qadr dengan keimanan maka akan diampuni semua dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.”

 

Pada tanggal berapa Laylatul Qadr itu?

Malam Laylatul Qadr itu disembunyikan letak pastinya. Ada yang menyebutkan bahwa Laylatul Qadr ada di antara malam-malam ganjil di akhir Ramadhan. Mulai tanggal 21 sampai 29.

Riwayat lain menyebutkan bahwa kita dapat mencarinya di 3 malam yaitu malam 19, 21 dan 23. Jika Laylatul Qadr adalah malam turunnya Al-Qur’an, harusnya Laylatul Qadr hanya ada di satu malam.

Mengapa kita harus mencarinya di beberapa malam itu? Apakah Laylatul Qadr itu ada di salah satu malam atau ada di semua malam itu? Lalu kenapa Allah menyembunyikannya? Temukan Jawabannya di Tafsir Surat Al-Qadr (Bag 2)