Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Rasulullah & Ahlulbait

Pelajaran dari Zainab untuk Dunia

Pelajaran dari Zainab untuk Dunia

Sayidah Zainab sa mengajarkan bahwa untuk mengubah sejarah, perempuan tidak harus meniru laki-laki. Cukuplah menjadi perempuan yang sadar, beriman, dan teguh pada nilai-nilai ilahi.  

Baca Yang lain

Zainab, Kekuatan Feminin dalam Cermin Iman

Zainab, Kekuatan Feminin dalam Cermin Iman Zainab sa adalah potret perempuan dengan kepribadian multidimensional: seorang alimah, pengasuh, pendidik, pemimpin politik, dan pejuang spiritual. Namun ada satu rahasia yang tak boleh dilupakan: kekuatannya justru bersumber dari keperempuannya.  

Baca Yang lain

Zainab Dari Pengajar hingga Pemimpin Revolusi

Zainab Dari Pengajar hingga Pemimpin Revolusi Sebelum tragedi Karbala, peran utama Sayidah Zainab adalah sebagai pendidik dan pengajar. Ia mengajarkan Al-Qur’an, fikih dan hadis kepada masyarakat, dan menjadi sumber ilmu bagi banyak perempuan dan lelaki di Madinah. Para ulama menyebutnya sebagai “alimah ghayru mu‘allamah”—seorang yang berilmu tanpa pernah diajari, karena ilmunya bersumber dari kesucian Ahlulbait as.  

Baca Yang lain

Zainab sa: Cahaya yang Tak Padam di Tengah Kegelapan

Zainab sa: Cahaya yang Tak Padam di Tengah Kegelapan Sayidah Zainab adalah teladan abadi tentang bagaimana kekuatan feminin berakar dari iman, bukan dari rivalitas dengan laki-laki. Ia menyingkapkan kapasitas intelektual dan spiritual perempuan jauh melampaui yang pernah dibayangkan manusia. Dalam sejarah Islam, ia dikenal sebagai Aqilah Bani Hasyim—perempuan paling bijak di antara suku paling mulia, Bani Hasyim.  

Baca Yang lain

Sayidah Zainab dan Rahasia Kekuatan Perempuan Beriman

Sayidah Zainab dan Rahasia Kekuatan Perempuan Beriman Hari ini, ketika kita menyaksikan Gaza yang terbakar, kita melihat pantulan Zainab dalam setiap ibu Palestina yang tetap berdiri di antara reruntuhan. Zainab adalah jiwa yang hidup di dada mereka—jiwa yang percaya bahwa kebenaran, meski terluka, tak akan pernah mati.

Baca Yang lain

Bukti Imâmah Ahlulbait as.

Bukti Imâmah Ahlulbait as. Imam Ali Ar-Ridha as berbicara dengan orang-orang dalam bahasa mereka masing-masing, dan demi Allah, beliau adalah orang yang paling fasih dan paling berpengetahuan di antara manusia dalam setiap bahasa dan dialek. Suatu hari,    

Baca Yang lain

Wasiat Nabi Dalam Lensa Abduksi (2)

Wasiat Nabi Dalam Lensa Abduksi (2) Konteks Sejarah: Peristiwa Ghadir Khumm terjadi menjelang wafatnya Nabi SAW, saat umat Islam memerlukan kejelasan tentang suksesi kepemimpinan. Nabi SAW memilih momen publik dengan ribuan saksi, yang menunjukkan pentingnya pernyataan tersebut.   

Baca Yang lain

Wasiat Nabi Dalam Lensa Abduksi (1)

Wasiat Nabi Dalam Lensa Abduksi (1) Dan di antara red line yang terpenting adalah bahwa Nabi Saw benar-benar berwasiat, dan pengemban wasiat Nabi Saw pasca wafat Beliau Saw adalah Imam ‘Ali bin Abi Thalib kw. Red line ini akan berpengaruh pada keseluruhan pemahaman dan praktik keberagamaan seorang muslim. Karena, telah masyhur bahwa Nabi Saw telah bersabda, “Aku adalah kota ilmu, dan ‘Ali adalah pintunya.”   

Baca Yang lain

Pengorbanan yang Abadi: Sayyidah Khadijah dan Lahirnya Islam (2)

Pengorbanan yang Abadi: Sayyidah Khadijah dan Lahirnya Islam (2) Al-Qur’an menegaskan perbedaan antara orang yang berjuang sebelum kemenangan dan setelahnya: “Tidaklah sama di antara kalian orang-orang yang berinfak dan berperang sebelum kemenangan…” (QS. 57:10). Khadijah (sa) adalah perwujudan ayat ini. Ia berkorban ketika Islam masih kecil, ketika jumlah kaum Muslim dapat dihitung dengan jari, ketika ejekan, pengucilan, dan siksaan menjadi santapan sehari-hari.  

Baca Yang lain

Pengorbanan yang Abadi: Sayyidah Khadijah dan Lahirnya Islam (1)

Pengorbanan yang Abadi: Sayyidah Khadijah dan Lahirnya Islam (1) Sayyidah Khadijah al-Kubra (sa) adalah penopang pertama risalah Islam. Ia menginfakkan seluruh hartanya, mengorbankan kenyamanan hidupnya, hingga menyerahkan jiwanya demi tegaknya kalimat Allah. Ia adalah ibu kaum beriman, dan dari rahimnya lahir generasi Ahlulbait (as) yang menjadi pelanjut risalah Nabi.  

Baca Yang lain

Apa yang Anda Ketahui tentang Sayidah Zainab, Cucu Nabi Muhammad dan Wanita yang Menjelaskan Perlawanan? (2)

Apa yang Anda Ketahui tentang Sayidah Zainab, Cucu Nabi Muhammad dan Wanita yang Menjelaskan Perlawanan? (2) Ketika kafilah tawanan Karbala memasuki istana Yazid, sebuah majelis resmi yang terdiri dari para tetua Suriah dan perwakilan agama diadakan di istana. Pada saat ini, atas perintah Yazid, para tawanan dibawa ke majelis sementara mata semua orang tertuju pada mereka. Pada saat itu, Sayidah Zainab berkata kepada Yazid:  

Baca Yang lain

Apa yang Anda Ketahui tentang Sayidah Zainab, Cucu Nabi Muhammad dan Wanita yang Menjelaskan Perlawanan? (1)

Apa yang Anda Ketahui tentang Sayidah Zainab, Cucu Nabi Muhammad dan Wanita yang Menjelaskan Perlawanan? (1) Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam telah mengatakan, tentang kepribadian Sayidah Zainab, perempuan yang menjadi pencetus perlawanan: "Kisah Zainab yang Agung as... Melengkapi kisah Asyura... Keagungan karya Zainab yang Agung as tidak dapat dibandingkan dengan peristiwa-peristiwa besar lainnya dalam sejarah, melainkan harus dibandingkan dengan peristiwa Asyura itu sendiri. Manusia agung ini, perempuan agung Islam dan kemanusiaan ini, mampu mempertahankan keteguhan dan keagungannya dalam menghadapi gunung penderitaan yang berat... 

Baca Yang lain

Peristiwa Ghadir: Deklarasi Wilayah dan Puncak Risalah (4)

Peristiwa Ghadir: Deklarasi Wilayah dan Puncak Risalah (4) “Seorang yang meminta telah meminta azab yang akan terjadi bagi orang-orang kafir, yang tak seorang pun dapat menolaknya.” (QS. Al-Ma’arij: 1–2) Menurut riwayat, ayat ini turun terkait Nu’man bin Harits, yang menolak pengangkatan Imam Ali dan langsung ditimpa batu dari langit hingga mati (Wahidi Neisyaburi, Asbab al-Nuzul, hlm. 126).

Baca Yang lain

Peristiwa Ghadir: Deklarasi Wilayah dan Puncak Risalah (3)

Peristiwa Ghadir: Deklarasi Wilayah dan Puncak Risalah (3) Jumlah peserta dalam peristiwa Ghadir Khum diperkirakan antara 10.000 hingga 120.000 orang. Namun mayoritas ulama dan sejarawan sepakat bahwa jumlah sekitar 10.000 orang adalah yang paling masuk akal secara historis (Sayid Jalal Imam, “Barrasi Te’dad Jam’iyat Hadir dar Ghadir”).  

Baca Yang lain

Peristiwa Ghadir: Deklarasi Wilayah dan Puncak Risalah (2)

Peristiwa Ghadir: Deklarasi Wilayah dan Puncak Risalah (2) Di bawah terik matahari, Nabi saw meminta dibuatkan mimbar dari pelana unta. Usai salat zuhur berjamaah, beliau naik ke mimbar dan menyampaikan khutbah panjang yang kelak dikenal sebagai Khutbah Ghadir. Dalam khutbah ini, Rasulullah saw menegaskan dua peninggalannya: tsaqalain, yaitu Al-Qur’an dan Ahlulbait. Beliau kemudian berseru:  

Baca Yang lain

Peristiwa Ghadir: Deklarasi Wilayah dan Puncak Risalah (1)

Peristiwa Ghadir: Deklarasi Wilayah dan Puncak Risalah (1) Untuk memahami kedalaman dan keluasan peristiwa Ghadir secara ilmiah dan historis, para peneliti dan pecinta Ahlulbait dapat merujuk pada literatur-literatur berikut:  

Baca Yang lain

Keutamaan Merawat Ingatan Pada Rasulullah Saw dan Keluarganya as (2)

Keutamaan Merawat Ingatan Pada Rasulullah Saw dan Keluarganya as (2) “Muharram tak lain adalah mawar berduri.  Petiklah sekarang dan biarkan  tanganmu tertusuk duri,  tangisanmu dan darahmu menjadi embun  yang menjaganya tetap segar dan memerah sepanjang jaman.”   

Baca Yang lain

Keutamaan Merawat Ingatan Pada Rasulullah Saw dan Keluarganya as (1)

Keutamaan Merawat Ingatan Pada Rasulullah Saw dan Keluarganya as (1) “Muharram tak lain adalah mawar berduri.  Petiklah sekarang dan biarkan  tanganmu tertusuk duri,  tangisanmu dan darahmu menjadi embun  yang menjaganya tetap segar dan memerah sepanjang jaman.”   

Baca Yang lain

Khutbah Sayyidah Zainab Tentang Memoria Collectiva (Ingatan Kolektif) bagian2

Khutbah Sayyidah Zainab Tentang Memoria Collectiva (Ingatan Kolektif) bagian2 Dalam frasa khutbah “Kalian tidak akan mampu menghilangkan kami dari ingatan orang-orang”, di sini ada suatu hal yang sangat menarik. Menurut penulis, ada sebuah petunjuk dari salah satu Wanita yang paling cerdas yang pernah ada di bumi ini, bahwa pada dasarnya musuh sejati dari hegemoni Yazid dan hegemoni-hegemoni lain adalah ingatan kolektif (memoria collectiva).

Baca Yang lain

Khutbah Sayyidah Zainab Tentang Memoria Collectiva (Ingatan Kolektif) bagian1

Khutbah Sayyidah Zainab Tentang Memoria Collectiva (Ingatan Kolektif) bagian1 Sungguh, memoria collectiva ini tidak akan pernah padam karena ia adalah cahaya Allah yang “tidak bisa dipadamkan oleh angin hegemoni mana pun.” Dan melaluinya, kaum Muslim akan bergabung dengan mereka yang selalu diingat dan dicintainya. Karena, barang siapa mencintai batu, ia kelak akan digabungkan dengan batu tersebut; maka bagaimana mungkin kaum Muslim celaka selama ia senantiasa merawat terus menerus cinta pada Nabi Saw dan keluarganya yang suci as dalam ingatannya.  

Baca Yang lain