Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Apa Saja Janji Kita Kepada Allah?

2 Pendapat 04.0 / 5

Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang mendorong kita untuk menunaikan janji. Janji kita kepada sesama manusia, ataupun janji kita kepada Allah swt?

Namun yang menjadi pertanyaan kita kali ini adalah :

Apa saja perjanjian kita dengan Allah swt?

Kapan kita melakukan perjanjian itu sehingga kita dituntut untuk menunaikannya?

Dalam sebuah ayat Allah swt berfirman,

وَأَوۡفُواْ بِعَهۡدِ ٱللَّهِ إِذَا عَٰهَدتُّمۡ

“Dan tepatilah janji dengan Allah apabila kamu berjanji.” (QS.An-Nahl:91)

وَأَوۡفُواْ بِٱلۡعَهۡدِۖ إِنَّ ٱلۡعَهۡدَ كَانَ مَسۡـُٔولٗا

“Dan penuhilah janji, karena janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya.” (QS.Al-Isra’:34)

Lalu sebenarnya apa saja perjanjian kita dengan Allah swt?

Jika kita lebih dalam melihat kepada Al-Qur’an akan kita temukan bahwa manusia telah mengambil beberapa perjanjian dengan Allah swt.

(1) Perjanjian untuk bertauhid dan tidak mengikuti setan serta hawa nafsu.

Lalu kapan perjanjian ini diambil? Karena tentu perjanjian itu harus dilakukan oleh kedua pihak.

Dalam ayat-Nya, Allah menjelaskan bahwa perjanjian itu diambil ketika manusia di alam Dzar.

Allah swt berfirman,

وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِيٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَأَشۡهَدَهُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ قَالُواْ بَلَىٰ شَهِدۡنَآ

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman),

“Bukankah Aku ini Tuhanmu?”

Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (QS.Al-A’raf:172)

Dalam Surat Yasin juga disebutkan,

أَلَمۡ أَعۡهَدۡ إِلَيۡكُمۡ يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعۡبُدُواْ ٱلشَّيۡطَٰنَۖ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ – وَأَنِ ٱعۡبُدُونِيۚ هَٰذَا صِرَٰطٞ مُّسۡتَقِيمٞ

“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.” (QS.Ya-Sin:60-61)

(2) Perjanjian untuk mengikuti fitrah yang mengajak kepada kebenaran dan kebaikan.

Sejak awal diciptakan setiap manusia telah diberi fitrah yang mengarahkan manusia untuk menyembah Allah dan mengikuti kebenaran. Apabila manusia melawan fitrahnya, sama saja dia sedang mengingkari perjanjiannya dengan Allah swt.

Sayyidina Ali bin Abi tholib pernah menjelaskan tujuan diutusnya para nabi salah satunya adalah untuk mengingatkan manusia tentang perjanjian dengan fitrahnya.

Karena itu salah satu tugas Rasulullah saw dalam Al-Qur’an adalah mengingatkan manusia.

فَذَكِّرۡ إِنَّمَآ أَنتَ مُذَكِّرٞ

“Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya engkau (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan.” (QS.Al-Ghasyiyah:21)

(3) Semua nikmat yang kau miliki adalah perjanjian.

Setiap anugerah dan kenikmatan yang Allah berikan kepada kita adalah sebuah perjanjian. Karena semua itu akan ditanya dan dipertanggung jawabkan.

Disaat Allah memberi nikmat mata, maka dibalik kenikmatan itu Allah ingin agar manusia menggunakannya dengan baik. Untuk memandang yang baik, untuk memilih jalan yang benar.

Nikmat telinga, lisan dan semua kenikmatan lain adalah fasilitas Allah agar manusia mau mendengar seruan para nabi, agar bermanfaat bagi orang lain dan mampu berbagi kebaikan.

Karena itu ketika berbicara tentang Bani Israil, Allah menyuruh mereka untuk mengingat kenikmatan sebelum perintah untuk menunaikan janji.

يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتِيَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ وَأَوۡفُواْ بِعَهۡدِيٓ أُوفِ بِعَهۡدِكُمۡ

Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu. Dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu.” (QS.Al-Baqarah:40)

Maka kita telah banyak melakukan perjanjian dengan Allah swt. Belum lagi bermacam janji yang telah terucap dari lisan dalam doa dan taubat kita.

Penuhi janji itu dan nantilah janji Allah bagi mereka yang memenuhi janjinya.

Semoga bermanfaat…