Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Salam atas Syahadah Imam Musa Al-Kadzim as

2 Pendapat 03.0 / 5

Salam atas Syahadah Imam Musa Al-Kadzim as pada tanggal 25 Rajab 183 H

Imam Musa Al-Kadzim as hidup dalam zaman yg paling kritis dibawah raja2 zalim dr dinasti Abbasiyah. Imam as hidup di zaman raja Al-Manshur, Al-Mahdi, Al-Hadi dan Harun Al-Rasyid.

Pada saat usia Imam as 5 tahun, terjadi sebuah peristiwa runtuhnya dinasti zalim Umayyah dan berdirinya dinasti zalim Abbasiyah.

Masalah kekejaman dan kebengisan, dinasti Abbasiyah sama saja dengan dinasti Umayyah, dimana Ahlulbait as berserta Syi'ahnya dan dzuriyah Nabi mengalami kekejaman, kebengisan dan teraniaya.

Pada zaman Al-Manshur mereka dipenjarakan tanpa adanya bukti kesalahan mereka, pembunuhan dan penguburan hidup2 adalah bukan merupakan pemandangan yg baru lagi pada zaman ini.

Begitu juga kebiadaban terus berlangsung pada zaman Al-Mahdi dan berlanjut pada zaman Al-Hadi.

Pada zaman Al-Hadi, terjadi pemberontakan yg dilakukan oleh keturunan dr Imam Hasan as yg bernama Husain bin Ali, dan dikenal dengan nama pemberontakan Fakh.

Setelah Al-Hadi, dinasti Abbasiyah dipimpin oleh Harun Al-Rasyid. Kebiadaban dan kekejaman Harun Al-Rasyid sama dengan para pendahulunya, semena2 dan banyak melakukan pembunuhan, bahkan dr kejamnya Harun hingga mendapat julukan "Pedangnya lebih cepat dr pembicaraannya". Julukan ini karena dengan mudahnya dia membunuh manusia2 yg tidak berdosa.

Harun karena melihat pengaruh besar Imam Musa Al-Kadzim as di masyarakat Baghdad, merasa cemas dan lalu memenjarakan Imam as tanpa alasan dan bukti apapun. Dan Imam menempati dalam penjara dalam waktu yg lama, sehingga dalam usia beliau lebih banyak di dalam penjara dibandingkan diluar penjara.

Namun karena pengaruh Imam as tetap bersinar di masyarakat Baghdad waktu itu lewat para Syi'ah Imam as yg menyebarkan ajaran2 suci Ahlulbait as, maka Harun tidak punya pilihan lain selain membunuh Imam as dan memerintahkan algojonya yg bernama Sanadi bin Sahik untuk meracuni Imam as, hingga Imam as menjemput kesyahidan.

Kekejaman Harun tidak sampai disitu saja, jenazah suci Imam as dibiarkan dalam penjara selama 3 hari, dan setelah itu diletakkan di jembatan Al-Karkh Baghdad.

Mendengar jenazah suci Imam as diletakkan begitu saja di jembatan, maka salah satu Syi'ah Imam as yg bernama Sulaiman bin Ja'far al-Manshur mengambil jenazah suci Imam as tersebut untuk diurus proses pemakamannya.

Dalam sejarah, belum pernah ada di Baghdad, seseorang yg dikubur dihadiri oleh lautan manusia yg mencintai Imam as seperti halnya penguburan Imam Musa Al-Kadzim as.

Imam Musa Al-Kadzim as menjemput syahadah, kota Baghdad seakan gelap gulita, sementara Imam Musa Al-Kadzim as telah pergi dalam keadaan mulia dan terpuji.

Salam atas Imam ketika Imam dilahirkan, disaat Imam dalam kegelapan di penjara, disaat Imam menjemput kesyahidan dan disaat Imam kelak dibangkitkan.