Bagaimanapun manusia merasa kuat, sebenarnya ia adalah makhluk yang sangat lemah dihadapan Allah swt. Bagaimanapun ia merasa hebat dan kaya, tetap ia adalah makhluk yang miskin dihadapan Allah swt.
Sejatinya manusia tidak memiliki kemampuan apa-apa. Semua kemampuan yang ia miliki adalah pemberian dari-Nya.
وَخُلِقَ ٱلۡإِنسَٰنُ ضَعِيفٗا
“Manusia diciptakan (bersifat) lemah.” (QS.An-Nisa’:28)
Manusia hidup dalam dua bayangan. Bayangan masa lalu yang tak pernah bisa ia rubah dan bayangan masa depan yang tak pernah bisa ia pastikan.
Ketika seseorang sadar bahwa dirinya lemah, maka ia akan mempersiapkan diri untuk menjadi kuat di masa depannya. Dan tiada lain kekuatan itu akan didapatkan ketika ia berpegang teguh kepada Yang Maha Kuat dan selalu memohon pertolongan dari-Nya.
Keyakinan bahwa manusia itu lemah, tak berdaya dan tak memiliki apa-apa akan membawa seseorang pada keimanan yang lebih tinggi kepada Allah swt.
Seorang yang menggantungkan kekuatannya hanya kepada Allah tidak akan pernah merasa takut dengan makhluk. Siapapun ia, apapun jabatannya, tetap ia adalah seorang manusia yang lemah. Lalu kenapa kita harus takut?
Allah swt berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ أَنتُمُ ٱلۡفُقَرَآءُ إِلَى ٱللَّهِۖ وَٱللَّهُ هُوَ ٱلۡغَنِيُّ ٱلۡحَمِيدُ
“Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah Dialah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji.” (QS.Fathir:15)
Manusia pada hakikatnya tidak memiliki apapun dihadapan Allah. Apabila keyakinan ini disadari maka seseorang akan menyandarkan dirinya kepada Allah swt. Ia tak akan pernah mengangkat kepala dan membusungkan dada dihadapan sesama manusia. Ia juga tidak pernah takut dengan siapapun karena sehebat apapun seseorang, ia tetaplah manusia yang tak berdaya.
Pada akhirnya, seorang yang sadar bahwa dirinya lemah dihadapan Allah akan menjelma menjadi makhluk yang paling kuat karena tidak ada yang ia takuti selain Allah dan tidak ada kekuatan yang ia andalkan kecuali bantuan Allah.
Semoga bermanfaat.