Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Dahulukan Rahmat-Nya diatas Segalanya !

1 Pendapat 05.0 / 5

Bila kita telaah lebih dalam, akan kita temukan berbagai tema dalam Al-Qur’an yang selalu mendahulukan Rahmat Allah swt di atas segalanya. Dalam kisah para Nabi pun akan kita temukan penekanan-penekanan yang menampilkan betapa luasnya Rahmat Allah diatas segalanya.
Mengapa pembahasan Rahmat Allah selalu didahulukan sebelum tema lainnya? Itu semua karena pondasi dari seluruh ciptaan ini adalah Rahmat Allah swt. Dia menciptakan seluruh makhluk dengan Rahmat-Nya, tegaknya alam semesta ini juga karena Rahmat-Nya dan seluruh keindahan dan keteratuan yang berputar di alam ini juga berkat rahmat-Nya.
Maka tidak heran bila dalam salah satu Surat yang wajib dibaca oleh setiap muslim setiap hari yaitu Surat Al-Fatihah, Allah swt mengenalkan Diri-Nya dengan sifat Ar-Rahman (Maha Pengasih) dan Ar-Rahim (Maha Penyayang) sebanyak dua kali.
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.” (QS.Al-Fatihah:1)
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ
“Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS.Al-Fatihah:2)
ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
“Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.” (QS.Al-Fatihah:3)
مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ
“Pemilik hari pembalasan.” (QS.Al-Fatihah:4)
Seakan Allah ingin mengatakan bahwa :
Kenali Aku sebagai Robbul Alamin satu kali…
Kenali Aku sebagai Maliki Yaumiddin satu kali…
Dan kenali Aku sebagai Ar-Rahman Ar-Rahim dua kali…
Bahkan dalam kisah-kisah para Nabi seringkali ketika menceritakan sesuatu atau membahas sesuatu selalu mendahulukan Rahmat Allah swt diatas segalanya.
Ingatlah ketika Nabi Ayyub as berada dalam kondisi sakit yang parah, Allah swt menceritakan dalam firman-Nya :
وَأَيُّوبَ إِذۡ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّي مَسَّنِيَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” (QS.Al-Anbiya’:83)
Ingatlah ketika Nabi Sulaiman as memohon agar digabungkan bersama orang-orang yang sholeh, Allah swt menceritakan dalam firman-Nya :
وَأَدۡخِلۡنِي بِرَحۡمَتِكَ فِي عِبَادِكَ ٱلصَّٰلِحِينَ
“Dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shalih.” (QS.An-Naml:19)
Ingatlah ketika Al-Qur’an menceritakan manusia-manusia yang telah beramal dan berjuang, tujuan mereka tiada lain adalah :
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱلَّذِينَ هَاجَرُواْ وَجَٰهَدُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أُوْلَٰٓئِكَ يَرۡجُونَ رَحۡمَتَ ٱللَّهِۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS.Al-Baqarah:218)
Mereka telah melakukan segala macam bentuk ketaatan, namun yang mereka harapkan hanya Rahmat Allah swt. Karena hanya dengan Rahmat-Nya manusia akan memperoleh ketentraman dan kebahagiaan.
Karena itu jadikan Rahmat Allah sebagai hal wajib yang selalu kita minta dalam doa-doa kita. Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang terusir dari Rahmat-Nya. Lihatlah bagaimana Iblis menjadi makhluk paling terkutuk di alam ini ? Ia menjadi makhluk paling terkutuk ketika ia terusir dari Rahmat Allah swt.
Semoga Allah selalu mencurahkan Rahmat-Nya kepada kita semua !