Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Harapan Terbesar dan Termahal !

1 Pendapat 05.0 / 5
Allah swt berfirman,
وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ كُلَّمَا رُزِقُواْ مِنۡهَا مِن ثَمَرَةٖ رِّزۡقٗا قَالُواْ هَٰذَا ٱلَّذِي رُزِقۡنَا مِن قَبۡلُۖ وَأُتُواْ بِهِۦ مُتَشَٰبِهٗاۖ وَلَهُمۡ فِيهَآ أَزۡوَٰجٞ مُّطَهَّرَةٞۖ وَهُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ
Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu.” Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya.” (QS.Al-Baqarah:25)
Dunia adalah sebuah bangunan besar dengan lorong-lorong didalamnya. Setiap lorong itu menyimpan ujiannya masing-masing.
Disana ada lorong kenikmatan, ada lorong musibah, lorong kesedihan, lorong kekayaan, lorong kemiskinan dan lain sebagainya. Semua lorong itu adalah ujian yang harus dilalui manusia dengan jalannya masing-masing.
Manusia memiliki waktu yang sangat singkat didalam bangunan dunia ini. Sebentar lagi waktunya akan habis dan ia akan berpindah ke tempat lain sesuai hasil ujiannya di tempat ini.
Allah swt memberikan kenikmatan dunia ke pada orang yang dicintai-Nya, juga kepada orang-orang yang tidak disukai-Nya.
Namun ganjaran di akhirat kelak hanya diperuntukkan bagi hamba-hamba yang Dia cintai. Karena kenikmatan yang sesungguhnya hanya pantas diberikan kepada orang-orang yang layak menerimanya.
Mungkin seorang mukmin tidak diberikan banyak kenikmatan duniawi, bahkan dalam hidupnya ia mendapatkan berbagai ujian berupa kepedihan dan kesedihan. Sementara dihadapan ia menyaksikan berbagai kenikmatan dunia dirasakan oleh orang-orang yang berpaling dari Allah swt.
Dalam posisi semacam ini, seorang mukmin memiliki pegangan untuk menghilangkan kesedihan dalam hatinya. Ia sadar bahwa dunia ini hanya sebentar dan tak ada kenikmatan yang abadi di dunia ini. Ia yakin bahwa Kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan di akhirat nanti.
وَإِنَّ ٱلدَّارَ ٱلۡأٓخِرَةَ لَهِيَ ٱلۡحَيَوَانُۚ لَوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ
“Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.” (QS.Al-Ankabut:64)
Tiada kenikmatan yang kekal, begitu juga tiada masalah yang kekal. Semua kepedihan dan kesulitan yang dirasakan seorang mukmin akan segera sirna dengan berlalunya waktu.
Ketika seorang mukmin memiliki harapan semacam ini maka ia selalu mengingat Allah, mengingat kehidupan akhirat dan mengharapkan surga-Nya. Ia bekerja untuk kehidupan dunianya namun pikirannya lebih fokus untuk mengejar kehidupan abadinya di akhirat.
Harapam terbesarnya adalah surga yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga bahkan belum pernah terpikirkan oleh siapapun.
Ketika seseorang memiliki harapan yang besar maka setiap kesulitan dunia akan tampak kecil di matanya. Karena ia selalu yakin dengan janji Allah swt :
وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ
“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai” (QS.Al-Baqarah:25)
Iman dan amal soleh adalah kunci untuk meraih harapan tersebut. Keimanan menjaganya dari godaan yang mengajaknya menuju kesengsaraan dan amal soleh mengangkatnya lebih dekat pada kerelaan Allah swt.
Mari kita kuatkan harapan kita untuk meraih kebahagiaan sejati di alam akhirat dengan menambah keimanan dan selalu memperbaharui amal soleh setiap hari.
Semoga bermanfaat…