Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Hati-Hati dengan Sanksi yang Satu Ini !

1 Pendapat 05.0 / 5

Kali ini kita akan membahas salah satu sanksi dari Allah yang sangat berbahaya dan perlu kita waspadai. Sanksi itu bukan panasnya api neraka atau ancaman-ancaman semacamnya. Namun sanksi yang satu ini berurusan dengan hati.

Allah swt berfirman,

فَلَمَّا زَاغُوٓاْ أَزَاغَ ٱللَّهُ قُلُوبَهُمۡۚ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ

“Maka ketika mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” (QS.Ash-Shaf:5)

Hati adalah poros kehidupan manusia. Hati adalah pusat kontrol yang mengatur sikap dan prilaku manusia.

Ketika hati itu baik dan bersih maka perbuatan yang muncul juga baik dan indah. Sebaliknya bila hati itu kotor dan sakit, maka sikap dan prilaku yang muncul juga buruk dan keji.

Apabila hati sering menyimpang dari ketentuan Allah maka sanksi yang paling berbahaya adalah ketika Allah “membiarkan hati itu berpaling”. Allah tidak lagi memberinya peringatan dan tidak memberi hidayah sehingga hamba tersebut semakin jauh dan semakin jauh.

Karena itu Al-Qur’an selalu mengajarkan kita untuk memohon agar hati kita tidak dipalingkan dari Allah swt.

رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوبَنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَيۡتَنَا وَهَبۡ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةًۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ

(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.” (QS.Ali ‘Imran:8)

Hati yang dibiarkan berpaling dari Allah tidak lagi mendapat bimbingan dari-Nya. Naudzu billah min dzalik.

Bagaimana kita akan mengambil sikap dan menjalani kehidupan tanpa bimbingan dari-Nya?

Tentunya sanksi yang dahsyat ini tidak datang seketika. Ada kejadian-kejadian sebelumnya yang menjadi sebab datangnya sanksi ini.

Biasanya, ketika pertama kali manusia tergelincir maka hatinya otomatis akan gelisah. Ada kecaman dan peringatan dari dalam hatinya.

Itulah sistem yang Allah tanamkan dalam hati manusia. Sehingga ketika berbuat kesalahan, maka dengan segera ia terdorong untuk bertaubat dan kembali kepada Allah.

Namun semakin sering dosa itu dilakukan, maka volume peringatan dalam hati itu semakin kecil dan lama-lama menghilang.

Apalagi bila seseorang dengan terang-terangan berpaling dari Allah dan memusuhi utusan Allah, maka sanksi paling berbahaya yang akan mereka terima adalah “pembiaran dari Allah” sehingga hati mereka tidak terdorong untuk kembali dan bertaubat.

Ayat ini turun kepada Bani Israil yang berpaling dan memberi gangguan kepada Nabi Musa as, namun ayat ini juga memberi pelajaran secara umum untuk kita semua.

Kira-kira perbuatan apa yang membuat hati kita dipalingkan dari Allah swt?

Dalam sebuah ayat Allah swt berfirman bahwa barangsiapa yang tidak menyahuti seruan Allah dan Rasul-Nya maka Allah akan memisahkan dia dengan hatinya,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَجِيبُواْ لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمۡ لِمَا يُحۡيِيكُمۡۖ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ يَحُولُ بَيۡنَ ٱلۡمَرۡءِ وَقَلۡبِهِۦ وَأَنَّهُۥٓ إِلَيۡهِ تُحۡشَرُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.” (QS.Al-Anfal:24)

Kita tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan tanpa bimbingan dari Allah swt. Mungkin ini yang terjadi pada mereka yang tega berbuat bengis bahkan kepada orang terdekatnya sendiri, karena hati mereka telah kosong dari bimbingan dari Allah swt.

Ingatlah bahwa sanksi ini tidak datang seketika. Semua dimulai dari pelanggaran-pelanggaran kecil yang semakin memuncak.

Semoga bermanfaat