Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Ummul Banin; Wanita Teladan

0 Pendapat 00.0 / 5

Pendahuluan

13 Jumadil Tsani merupakan hari penuh duka dan lara, karena hari itu bertepatan dengan wafatnya seorang wanita sekaligus seorang ibu yang pemberani, penuh pengorbanan. Ummul Banin, Ibu dari putra-putra Imam Ali bin Abi Thalib As. Setelah menjalani hidup ini dengan penuh kesabaran serta ketabahan dan juga dengan konsisten atas keimanannya, dimana ia telah dengan penuh keyakinan dan kepasrahan membuktikan kesetiaannya pada Maula Al Imam Al Husein As dengan merelakan kesyahidan empat putranya dalam berjuang membela Sang Imam dan Pemimpin para Syuhada. Kini Ummul Banin telah dengan tenang dan penuh kedamaian berbaring di pemakaman Baqi, di samping makam-makam suci putra Sayidah Zahra As.


Nama dan Silsilahnya

Namanya adalah Fathimah, ia sering disebut Ummul Banin (Ibu dari anak-anak), ayahnya bernama Hizam dan ibunya adalah Tsamamh atau juga disebut Laila. Suaminya adalah Imam Ali As dan ia memiliki putra diantaranya adalah: Abbas As, Abdullah As, Ja'far As dan Utsman As yang mana keempat putranya ini syahid di padang Karbala dalam membela Imam mereka (Al Husein As).


Dari Keturunan Pemberani

Sejarah mencatat bahwa orang tua dan paman-paman Ummul Banin adalah terkenal sebagai orang-orang yang sangat pemberani dikalangan Arab Pra Islam. Bahkan dinukilkan bahwa selain pemberani, mereka juga adalah tauladan ditengah-tengah kaumnya. Menurut ta'bir Aqil, saudara Imam Ali As yang juga seorang pakar dan ahli nasab, menyatakan bahwa: "tidak ditemukan diantara kaum Arab yang lebih pemberani dan herois dari mereka".


Memilih Ummul Banin Sebagai Istri

Menjelang beberapa tahun kepergian Sayidah Fathimah As, Imam Ali As mencoba memanggil saudaranya - Aqil yang juga ia seorang yang ahli dalam mengenal nasab dan keturunan yang baik - dan menceritakan hajatnya untuk menikah dan hendaknya Aqil mencarikan wanita yang sekiranya sangat baik dari segi keturunan sehingga melahirkan putra-putri yang pemberani untuk Imam Ali As.

Aqil pun memilih Fathimah Kilabiyah (Ummul Banin) dari keturunan Bani Kilab yang merupakan kabilah yang tiada tara keberaniannya, lalu datang menemui Imam Ali As dan menceritakan hal tersebut.

Setelah Aqil melakukan pengecekan atas kabilah-kabilah Arab dan memilih Fathimah Kilabiyah, maka Imam Ali As mengutus ia untuk datang dan menemui orang tua pihak pengantin dan menyampaikan hajat serta keinginan Imam Ali As tersebut. Mendengar lamaran tersebut, ayah Fathimah sangat senang dan dengan tergesa-gesa pergi menemui putrinya dan menyampaikan berita menyenangkan tersebut. Setelah mendengar cerita sang ayah, Fathimah Kilabiyah dengan penuh kebahagiaan dan kerelaan menerima lamaran dari sang Imam yang mulia. Dan akhirnya pernikahan pun berlangsung.


Merubah Nama

Fathimah Kilabiyah, setelah beberapa tahun menjalani hidup sebagai istri dari Imam Ali As, mengusulkan kepada Imam supaya namanya sebaiknya diganti yang mana tadinya bernama Fathimah menjadi Ummul Banin, dengan tujuan supaya putra-putra Fathimah Az Zahra tidak terlalu sedih dalam mengenang kembali Ibunya yang sangat mereka cintai.


Apa Kata Ulama

Zainuddin al 'Amili (Syahid Tsani), terkait dengan keutamaan Ummul Banin, mengatakan bahwa: "ummul banin adalah salah seorang wanita yang memiliki makrifat dan keutamaan dan kecintaan serta kesetiaan murni kepada keluarga nubuwwah dan ia juga telah mewakafkan dirinya untuk berkhidmat dan mengabdi kepada Ahlulbait As dan sebaliknya Ahlulbait As pun memberikannya kedudukan khusus pada dirinya serta sangat menghormatinya".

Juga Allamah Sayid Muhsin Amin dalam sebuah pernyataannya terkait dengan Ummul Banin, menyatakan bahwa: "Ummul Banin As adalah seorang penyair yang fasih dan dari keluarga yang orisinil serta pemberani".

Ali Muhammad Ali Dakhil, seorang penulis kontemporer Arab, dalam mendekripsikan wanita mulia ini (Ummul Banin) dalam sebuah tulisannya bahwa: "keagungan wanita ini nampak ketika sampai berita kepadanya akan kesyahidan putra-putranya di padang Karbala, namun ia tidak berkata apa-apa dan tidak perduli dengan itu semua dan justru ia malah menanyakan akan keselamatan sang pemimpin para Syuhada, Al Imam Al Husein As, dimana seakan-akan Imam Husein As adalah putranya yang sesungguhnya dan yang keempat anaknya itu bukanlah putranya".


Demikianlah sekilas tentang Ummul Banin, mudah-mudahan kita banyak memperoleh ibrah dan pelajaran dari kehidupannya dan terakhir kami sampaikan rasa duka yang sedalam-dalamnya kepada para pecinta kebenaran dan Ahlulbait As. (artikel ini diambil dan diterjemahkan secara bebas dari http://www.hawzah.net)