Ketika Hamba Rindu Untuk Selalu Bersyukur
Allah swt berfirman,
رَبِّ أَوۡزِعۡنِيٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَيَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَٰلِحٗا تَرۡضَىٰهُ
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhai.” (QS.An-Naml:19)
Ayat diatas adalah petikan dari doa Nabi Sulaiman as yang meminta taufik dari Allah agar mampu untuk bersyukur.
*“Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu.*
Namun makna dari ayat ini tidak hanya sekedar meminta taufik dan ilham untuk bisa selalu bersyukur, namun dalam doa ini kita meminta agar Allah swt *menjadikan kita rindu dan cinta dengan syukur.*
Rasa syukur kepada yang memberi nikmat kepada kita bisa berlalu begitu saja. Namun ketika syukur itu telah meresap dalam hati dan menumbuhkan kerinduan dan kecintaan kepada Sang Pemberi Nikmat, maka kita tidak akan berpikir kepada selain-Nya dan hanya fokus untuk selalu berhubungan dengan Allah swt.
*Ya Allah berikan kami rasa syukur yang menyadarkan kami bahwa semua ini adalah pemberian dan kemurahan-Mu…*
*Ya Allah berikan kami taufik yang membuat kami selalu merindukan syukur kepada-Mu sehingga kami tidak sibuk dengan selain-Mu.*
*Ya Allah berikan kami kecintaan pada rasa syukur kepada-Mu sehingga tidak ada lagi keresahan dan kegelisahan hati atas ketentuan-Mu.*
Semoga bermanfaat…