Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Hanya Allah Yang Mengetahui Kemampuan Manusia !

2 Pendapat 05.0 / 5

Bila kita bertanya siapakah yang paling mengetahui kemampuan kita?

Jawabannya bukan diri kita sendiri, bukan orang tua kita, bukan guru kita, namun yang paling Mengetahui adalah Sang Pencipta manusia.

Sebagai Pencipta Dia-lah yang mengatur semua undang-undang dan hukum untuk manusia, karena Dia-lah yang benar-benar mengetahui apa yang terbaik untuk manusia.

Semua perintah dan larangannya tidak keluar dari satu tujuan yaitu mengantarkan manusia menuju kondisi yang terbaik, yang paling sempurna dan meraih kebahagiaan yang sebenarnya.

Nah, salah satu poin yang tak boleh terlewatkan adalah bahwa semua hukum Allah itu mampu dilakukan oleh manusia. Allah tidak akan memerintahkan atau melarang sesuatu yang manusia tidak mampu untuk melaksanakannya.

Apabila ada seseorang menganggap bahwa dirinya tidak mampu melaksanakan sebuah perintah Allah atau tidak mampu menghindari larangan-Nya, berarti ia sedang membohongi dirinya sendiri dan mendustakan ayat-ayat Allah swt.

Bukankah Allah swt berfirman :

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya.” (QS.Al-Baqarah:286)

Namun karena Allah swt mengetahui berbagai kelemahan manusia, maka ada pengecualian-pengecualian dalam hukum-hukum tersebut. Misalnya orang yang musafir (bepergian jauh) boleh tidak melakukan puasa. Yang tidak mampu berdiri, dibolehkan untuk solat duduk. Dan seterusnya.

Allah swt berfirman,

“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan (bersifat) lemah.” (QS.An-Nisa’:28)

Karena itu bohong besar jika seseorang mengatakan ia tidak mampu menjalankan hukum-hukum Allah, karena Allah tidak pernah memberikan perintah atau larangan diluar kemampuan manusia.

Menjalani ketaatan kepada Allah memang tidak mudah, ada banyak rintangan, rayuan dan godaan untuk tidak menjalankannya.

Namun ketika ada niat dan usaha untuk menjalankan ketaatan kepada Allah, maka disitu Allah akan memberikan bantuan kepada kita untuk mampu melewati semuanya.

Sebagaimana ketika Allah mewajibkan haji, maka haji itu menjadi wajib ketika Allah telah memberikan kecukupan dalam harta dan kemampuan kesehatan bagi yang hendak menjalankannya. Begitu juga zakat menjadi wajib ketika orang itu telah diberi kemampuan oleh Allah swt untuk menjalankannya.

Semoga bermanfaat.