Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Akhlak Mulia sebagai Inti Agama

1 Pendapat 05.0 / 5

Dalam ajaran agama Islam, akhlak baik menjadi perhatian yang sangat utama. Dalam sabdanya, Rasulullah saw menjelaskan, “Saya dididik oleh Allah Swt dan Ali as adalah didikanku. Allah Swt menyuruhku agar banyak memberi dan berbuat baik,  melarangku berbuat bakhil dan menyulitkan orang lain. Di sisi Allah, tidak ada sifat yang sangat dimurkai dibandingkan kebakhilan dan perbuatan buruk. Akhlak yang buruk akan merusak amal.”

Imam Shadiq as bersabda, “Allah mendidik Nabi dengan cinta-Nya dan Dia mengatakan, ‘Sesungguhnya engkau memiliki perilaku yang mulia’ kemudian ia [Nabi] diberi mandat untuk menyampaikan syariat baru. Apa saja yang diperintahkan oleh Rasul, lakukanlah dan apa saja yang dilarang jauhilah.”

Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti luhur (QS al-Qalam : 4)

Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah (QS al-Hasyr: 7)

Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam)  penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan) itu yang sepadan) dengannya. Sungguh Allah memperhitungkan segala sesuatu (QS an-Nisa :86)

Imam Shadiq as mengatakan, “Allah mendidik Muhammad dan berkata, ‘Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui (QS al-Araf: 199).

Rasulullah saw berkata, “Sesungguhnya orang mukmin menyerap adab dari Allah Swt Yang Mahasuci.  Jika Allah memberikan keleluasaan, maka hidupnya akan penuh dengan keleluasaan dan jika disempitkan maka hidupnya akan menjadi sempit.”

Imam Ali as mengatakan, “Meskipun engkau adalah manusia yang paling banyak kekurangan, tapi tampakanlah dirimu  sebagai manusia yang sangat berkecukupan! Itulah adab dari orang-orang mukmin. Allah swt berfirman,” Orang-orang yang tidak tahu, menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya, karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain  (QS al-Baqarah: 273).

Dari kitab al-Manaqib diriwayatkan dari Anas, “Seorang hamba sahaya perempuan menghadiahkan seikat bunga sambil mengucapkan salam dengan penuh penghormatan kepada Hasan bin Ali.  Imam kemudian berkata kepadanya, ‘Lihatlah aku sekarang membebaskanmu!’”

(Anas mengatakan) Aku meminta penjelasan tentang perilaku tersebut. Beliau menjawab, ‘Inilah adab (etika) yang diajarkan kepada kami. Bukankah Allah Swt berfirman, Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu. (QS an-Nisa: 86).

Imam Shadiq as mengatakan, ”Wahai laki-laki yang baik, perhatikanlah istri-istri kalian. Janganlah sekali-kali melalaikan perintah Allah dan orang-orang yang menyuruh menaati Allah. Jangan sampai Allah mengubah karunia yang telah diberikan kepada kalian!  Cintailah orang-orang yang selalu bersamamu. Tanamlah kebaikan dan kasih sayang. Adab yang kami miliki berasal dari Allah Swt. Pelajarilah adab itu dan maknailah dengan benar!”

Imam Shadiq as mengatakan, “Orang yang mengenal Tuhan akan merasa takut kepada-Nya dan yang merasa takut kepada Allah akan menjalankan segala perintah-Nya dan memelihara adab-Nya. Berilah kabar gembira kepada mereka yang menjaga nilai-nilai etika Allah!”

Dalam salah satu munajatnya Imam Shadiq as  mengatakan, “Ya Maula…. Orang yang melarikan diri meminta perlindungan kepada-Mu. Sang peminta-minta sangat memohon kepada-Mu, memohon ampunan dengan kemuliaan-Mu, dan menyandarkan diri dengan keagungan-Mu. Engkau telah mengajarkan adab yang mulia kepada hamba-hamba-Mu dan Engkau adalah Zat Yang Paling Mulia.”

Dari Imam Shadiq as ketika menasihati kaum sufi, “Wahai jamaah! Pelajarilah etika yang diajarkan Allah kepada orang-orang mukmin. Hidupkan amar makruf nahi munkar. Jangan melibatkan diri dalam suatu urusan yang tidak engkau pahami. Serahkan segala sesuatu kepada ahlinya agar Allah Yang Mahaagung menerima segala kekuranganmu!”

Dalam kitab al-Kâfî dinukil dari Ali bn Asbath dari para maksum. Di antara nasihat-nasihat Allah Swt kepada Isa bin Masyam, ”Selamat untukmu wahai putra Maryam, selamat atas kebahagiaanmu! Jika engkau berpegang teguh pada etika Allah Swt, maka tuhan akan mencurahkan segala kasih sayang-Nya padamu dan akan memberikan segala karunia-Nya. Ia akan selalu menemanimu saat engkau berada di dalam kesulitan. Hai Isa! Janganlah melanggar perintah-Nya sebab itu tidaklah pantas bagimu. Aku memberikan wasiat ini juga kepada orang-orang.”

Dalam tafsir yang dinisbatkan kepada Imam Askari, Amirul Mukminin Ali as berkata tentang ayat “dan persaksikan dengan dua orang saksi dari kaum laki-laki (QS al-Baqarah 282).” Maksudnya dua orang muslim yang adil dan merdeka.

Kemudian beliau mengatakan, “Ambillah mereka sebagai saksi agar kalian bisa melindungi harta dan tuntutan kalian juga agar kalian bisa memelihara adab dan pesan-pesan Allah Swt. Karena adab dan pesan-pesan Allah memberikan keberkatan. Jangan melanggarnya sebab kalian akan merugi.”

Dari sekumpulan ayat-ayat al-Quran dan hadis-hadis dapat ditarik kesimpulan bahwa ajaran Islam  sangat memperhatikan umatnya untuk menyuburkan akhlak dan nilai-nilai etika serta adab-adab yang baik dalam kehidupan sehari-hari.