Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Tokoh-tokoh Islam

Sayyid Jamal al-Afghani dan Mimpi Besar Persatuan Dunia Islam (4)

Sayyid Jamal al-Afghani dan Mimpi Besar Persatuan Dunia Islam (4)

Salah satu kontribusi besar Jamal al-Afghani adalah menghidupkan kembali tradisi filsafat Islam dalam konteks modern. Ia mendorong murid-muridnya, seperti Muhammad Abduh, untuk membaca karya klasik seperti Avicenna (Ibn Sînâ) dan filsuf Muslim lainnya.  

Baca Yang lain

Sayyid Jamal al-Afghani dan Mimpi Besar Persatuan Dunia Islam (3)

Sayyid Jamal al-Afghani dan Mimpi Besar Persatuan Dunia Islam (3) Jamal al-Afghani adalah seorang modernis Islam avant-garde: ia menolak dogma yang menolak sains dan kemajuan, namun juga menolak tirani budaya Barat yang memaksakan ide Barat begitu saja. Dalam tulisannya, ia menyerukan umat Islam agar mempelajari ilmu modern, teknologi, dan menerapkannya — tetapi tanpa kehilangan esensi spiritual dan rasional Islam.  

Baca Yang lain

Sayyid Jamal al-Afghani dan Mimpi Besar Persatuan Dunia Islam (2)

Sayyid Jamal al-Afghani dan Mimpi Besar Persatuan Dunia Islam (2) Salah satu keunggulan Jamal al-Afghani adalah kemampuannya memahami dinamika internal dunia Islam dengan kacamata historis dan politik yang luas. Ia menyadari bahwa dalam sejarah panjang umat Islam, baik tradisi Sunni maupun Syiah memiliki pengalaman yang berbeda dalam hubungannya dengan kekuasaan dan masyarakat.  

Baca Yang lain

Sayyid Jamal al-Afghani dan Mimpi Besar Persatuan Dunia Islam (1)

Sayyid Jamal al-Afghani dan Mimpi Besar Persatuan Dunia Islam (1) Dalam pusaran gejolak dunia Islam abad ke-19—di mana kekuatan kolonial Barat menjalar ke berbagai belahan dunia muslim, dan pemerintahan otoriter dalam negeri sering kali terpapar kolaborasi asing—muncul sosok yang keberadaannya menyala sebagai pemicu kesadaran nasional dan religius: Sayyid Jamaluddin al-Afghani.

Baca Yang lain

Nasihat Wali Faqih (16)

Nasihat Wali Faqih (16) Dan adalah wajib untuk diketahui bahwa sifat tercela itu akan berjalan dalam diri seseorang dan bergerak dan mengakar secara bertahap. Dan seperti dalam ungkapan riwayat di atas ia berjalan seperti seekor semut. Dan seperti kemusyrikan dari sisi tingkatan-tingkatannya.  

Baca Yang lain

REDEFINISI ULAMA

REDEFINISI ULAMA Di tengah perbincangan tentang tokoh agama, seringkali kita dihadapkan pada stereotip yang menyederhanakan kompleksitas dunia keilmuan. Di Indonesia, sebutan "ustadz" belum tentu mencerminkan kedalaman pemahaman agama. Begitu pula di pusat-pusat keilmuan Islam seperti Iran dan Irak, sorban dan aba'ah memang identik dengan penguasaan ilmu agama, namun ini tidak serta-merta jadi dasar menyamakan semua ulama dengan intelektual kaliber Mutahhari atau Misbah Yazdi. Karena istimewa di dalam, mereka dikenal di luar.

Baca Yang lain

Ujian Para Pemuka Agama adalah Uang?

Ujian Para Pemuka Agama adalah Uang? Pertanyaan ini bukan untuk mendukung hedonisme di kalangan pemuka agama. Apresiasi yang dimaksud adalah skala yang wajar dan layak, sesuai kebutuhan hidup masa kini. Mengapa justru para pemuka agama yang harus menghadapi ujian keuangan yang sulit ini? Bukankah lebih tepat jika masyarakat mengubah paradigma dengan memikirkan bagaimana meningkatkan pendapatan agar mereka yang berkhidmat dapat benar-benar fokus tanpa dibebani kekhawatiran hidup mendasar?

Baca Yang lain

Sufi yang Mengguncang Dunia (2)

Sufi yang Mengguncang Dunia (2) Bagi siapa saja yang dapat melihat atau merasa, tidak mungkin meragukan integritas pribadinya atau anggapan orang-orang yang disembunyikan oleh orang-orang seperti Yazdi bahwa ia telah meninggalkan diri manusia yang normal (atau abnormal) dan telah mencapai tempat tinggal yang mutlak. Kemutlakan itu dinyatakan dalam udara, dinyatakan dalam gerak tubuhnya, dinyatakan dalam gerak tangannya, dinyatakan dalam nyala kepribadiannya, dinyatakan dalam ketenangan kesadarannya.

Baca Yang lain

Sufi yang Mengguncang Dunia (1)

Sufi yang Mengguncang Dunia (1) Inilah yang dirisaukan Imam pada hari-hari terakhir hayatnya. Ia telah menetapkan hukuman mati bagi Salman Rushdie, tetapi ia merasa kalau ia sendirilah yang layak membunuh orang yang menghina Rasulullah Saw. tersebut. JR wa mā taufīqī illā billāh, ‘alaihi tawakkaltu wa ilaihi unīb

Baca Yang lain

REDEFINISI ULAMA

REDEFINISI ULAMA Ulama harus dipahami sebagai agen perubahan sosial yang tidak hanya menguasai teks, tetapi juga hidup dalam kesederhanaan, melindungi kaum lemah, dan berani mengkritik ketidakadilan—termasuk dalam tubuh institusi agama sendiri. Seseorang tidak layak disebut ulama jika terlibat korupsi, ujaran kebencian sektarian dan rasial, kekerasan, atau pelecehan—sekalipun banyak pengikut dan tokoh ormas.  

Baca Yang lain

Sosok Agung Imam Khomeini

Sosok Agung Imam Khomeini Imam Khomeini adalah sosok agung yang muncul pada abad XX dalam menegakkan agama Rasulullah saw dan para Imam Suci as di tengah penindasan dan tirani yang kejam. Revolusi Islam Iran yang terjadi antara tahun 1978 sampai 1979 telah menumbangkan kekuasaan monarki absolut Dinasti Pahlevi, satu rezim terkuat di Dunia Ketiga yang semuanya dibantu oleh Amerika Serikat dan Inggris. telah berhasil ditumbangkan oleh gerakan rakyat yang dipimpinnya.  

Baca Yang lain

KEKAGUMAN

KEKAGUMAN Dengan memandang tokoh agung dan pahlawan besar seperti SHN sebagai pengikut, sosoknya terasa lebih dekat untuk ditiru. Seagung itu sosok SHN yang fantastis, dia selalu menegaskan bahwa dirinya adalah pengikut figur yang karena otoritas vertikalnya dia patuh tanpa tapi dan lebur dalam totalitas komitmen

Baca Yang lain

Kisah Hamzah Fansuri yang Mengasingkan Diri karena Ajarannya Mengandung Kontroversi

Kisah Hamzah Fansuri yang Mengasingkan Diri karena Ajarannya Mengandung Kontroversi Hamzah Fansuri adalah seorang cendikiawan, ulama tasawuf, sastrawan, dan budayawan terkemuka di Aceh. Beliau diperkirakan hidup antara awal abad ke-16 sampai abad ke-17. Syaikh Naquib memperkirakan tokoh sufi ini hidup sebelum masa pemerintahan Sultan Alauddin Ri’ayat Syah (1588 — 1604) dan wafat sebelum tahun 1607, awal kekuasaan Sultan Iskandar Muda. Argumennya didasarkan pada salah satu sajak karangan beliau yang berjudul “Ikatan-ikatan Ilmu an-Nisa”.

Baca Yang lain

SAVE MAZHAB!!

SAVE MAZHAB!! Sebaliknya, orang-orang yang enggan move on dari sektarianisme, para pembenci, penyesat maupun pengkafir Syiah mestinya segera bergabung dengan para pejuang di Gaza dan memerangi Istael supaya rakyat Palestina yang didukung oleh Iran, Hzblh dan kelompok perlawanan di Yaman dan Irak tak makin kecewa kepada umat semazhab yang menjadi mayoritas di dunia Arab dan Islam terlihat abai. Mereka dipersilakan berpartisipasi dalam muqawamah dengan misi bertajuk "Save Mazhab!!!"

Baca Yang lain

Kecerdasan Spiritual Ibnu Atha’illah (1)

Kecerdasan Spiritual Ibnu Atha’illah (1) Kita mengenal karya monumental Ibnu Atha’illah, Al-Hikam yang mengacu langsung dari keagungan Alquran dan sunnah Nabi. Dalam kitab tersebut, Ibnu Athaillah sangat piawai dan terampil sebagai pemandu jalan spiritualitas yang terang dan menerangkan. 

Baca Yang lain

Mengenal Para Mufasir Perempuan

Mengenal Para Mufasir Perempuan Berikut ini, beberapa mufasir perempuan yang dikenal dengan karya monumental mereka di bidang tafsir Alquran: Dalam dunia tafsir Alquran, peranan muslim perempuan tentu tidak bisa dikecilkan. Fakta menunjukkan, di antara mereka ada yang menjadi mata rantai keilmuan ini dalam Islam.

Baca Yang lain

Allamah al-Hilli

Allamah al-Hilli Hasan bin Yusuf bin Mutahhar al-Hili (648-726 H), yang dikenal dengan Allamah al-Hilli(bahasa Arab: العلامة الحلي ) adalah seorang ahli hukum (faqih) dan teolog Syiah pada abad kedelapan. Dia menulis lebih dari 120 buku dalam berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu ushul, fikih, tafsir, logika, teologi dan ilmu tentang perawi hadis yang diistilahkan denga ilmu rijal, yang beberapa di antaranya masih dijadikan sumber dalam pengajaran dan penelitian di hauzah ilmiah Syiah.

Baca Yang lain

Umar bin Abi Rabi’ah, Penyair Cinta yang Kontroversial

Umar bin Abi Rabi’ah, Penyair Cinta yang Kontroversial Dunia kepenyairan Arab pada masa dinasti Umayyah dapat dikatakan berkembang begitu meruah. Hal ini tidak terlepas lantaran mendapat sokongan dari penguasa yang memang memiliki minat terhadap dunia sastra kepenyairan.

Baca Yang lain

Mewarisi Semangat Keilmuan Cendekiawan Klasik, dari Ibnu Rusyd hingga Al-Ghazali

 Mewarisi Semangat Keilmuan Cendekiawan Klasik, dari Ibnu Rusyd hingga Al-Ghazali Sejarah mencatat peradaban Islam pernah menjadi kiblat ilmu pengetahuan dunia sekitar abad ke-7 M sampai abad ke-15 M. Namun sayang, masa keemasan itu mulai layu, statis, bahkan terkesan mundur hingga abad ke-21 M. Ketika menjadi kiblat ilmu pengetahuan, pendidikan Islam yang berkembang adalah pendidikan Islam non-dikotomis yang mampu melahirkan intelektual muslim, mereka pun tak sedikit memiliki karya sangat besar dan berpengaruh positif terhadap eksistensi kehidupan manusia.

Baca Yang lain

Abdullah bin Zubair bin Awwam(2)

Abdullah bin Zubair bin Awwam(2) Setelah kematian Muawiyah, Abdullah bin Zubair tidak mau memberikan baiat kepada Yazid dan melancarkan serangan kepada pemerintahan Umawi. Sumber-sumber sejarah menyebutkan sebab-sebab pemberontakan Ibnu Zubair diantaranya adalah ia ingin memperoleh kursi kekhalifahan.

Baca Yang lain