Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Falsafah Penamaan Lailatul Qadr

1 Pendapat 05.0 / 5

Falsafah penamaan malam agung ini dengan Lailatul Qadr merupakan topik pembahasan tulisan kali ini.

Sebagaimana diketahui bahwa malam ini merupakan malam yang agung di mana al-Quran sebagai kitab suci ummat islam diturunkan pada malam ini. (sesungguhnya kami menurun kannya (al-Quran) pada malam Qadar; al-Qadr/ 1)

Namun yang perlu untuk dikaji lebih lanjut adalah pengertian dari Qadr dan falsafah di balik penamaan malam agung ini dengan nama tersebut; malam di mana kitab suci al-Quran yang begitu agung ditetapkan untuk turun pada malam tersebut.

Allamah Thabathabai di dalam tafsirnya al-Mizan dalam menjelaskan hal tersebut, mengatakan:

“Sungguh Allah SWT telah menamakannya dengan Lailatul Qadr. Secara zahir maksud dari Qadr adalah takdir (penetapan). Ia adalah malam penetapan; di mana Allah SWT di dalamnya menetapkan semua kejadian setahun; mulai dari malam tersebut sampai malam yang sama pada tahun berikutnya. Berupa hidup dan mati, rezki, kebahagiaan, kesengsaraan serta hal-hal lainnya. Sebagaimana perkataanNya dalam mensifati malam tersebut pada surat al-Dukhan menunjukkan akan hal itu: (Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. Penurunan Al-Qur’an itu) sebagai perintah dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah pengutus (Muhammad) sebagai rahmat dari Tuhan-mu. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui)[1] Dan penjelasan segala urusan yang penuh hikmah, tidak lain merupakan hukum-hukum berbagai kejadian dengan segala karakternya melalui suatu penetapan (taqdir).[2]”

Senada dengan apa yang disampaikan oleh Allamah Thabathabai, Syaikh makarim Syirazi di dalam tafsirnya juga menyampaikan hal serupa dalam menjelaskan Falsafah penamaan malam ini dengan Qadr:

“karena ia merupakan malam di mana semua takdir para hamba ditetapkan dalam rentang waktu setahun penuh. Hal itu, sebagaimana dikonfirmasi oleh firman Allah SWT: (sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah pemberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah)[3]  

Ayat agung ini sejalan dengan berbagai riwayat yang mengatakan: pada malam ini ditentukan segala takdir manusia untuk satu tahun penuh, seperti itu juga rezki dan akhir umur mereka, dan hal-hal yang lain juga dijelaskan dan ditetapkan pada malam itu.[4]

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa malam turunnya alquran dinamakan dengan “Qadr” yang memiliki arti ketetapan, karena pada malam itu merupakan penetapan segala urusan para hamba dan hal-hal lainnya.

CATATAN:

[1] Al-Dukhan/ 4-6

[2] Thabathabai Muhammad Huasin, al-Mizan Fi Tafsir al-Quran, jil: 20, hal: 321, cet: Muassasah al-Alami Lilmathbuat, Beirut.

[3] Al-Dukhan/ 3-4.

[4] Marim Syirazi, Nashir, Tafsir al-Amtsal, jil: 30, hal: 351, cet: Muassasah al-Alami Lilmathbuat, Beirut.