Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Kekuatan Cinta dalam Kehidupan Rumah Tangga

1 Pendapat 05.0 / 5

Dalam kehidupan rumah tangga, yaitu suami dan istri yang menjadi komponen rumah tangga dalam bangunan suci ini, maka mereka berdua harus pandai-pandai memenejemen rumah tangga mereka sehingga akan selalu bisa menerpa badai-badai dalam rumah tangga yang akan senantiasa atau ada dalam kehidupan mereka. Hal ini terutama jika usia pernikahan mereka sudah banyak maka diperlukan seni untuk membangun supaya bagaimana kehidupan rumah tangga penuh dengan kehangatan dan keharmonisan. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mencapai atau menjaga kakraban dalam rumah tangga adalah mengungkapkan atau memberi pujian kepada pasangan. Ungkapan cinta atau pujian akan menguatkan hati seseorang, dan ketika seseorang sudah mendapatkan hati yang senang, maka ia akan mendapatkan semangat dalam kehidupannya.

Dalam kehidupan sehari-hari alangkah baiknya jika kita juga menilik dan menengok bagaimana sosok Sayidah Zahra dalam mencintai dan memuji Ali as sebagai suaminya.

Dalam berbagai keterangan sejarah dan riwayat disebutkan bahwa Fatimah sa sangat mencinta Ali as dalam kondisi apapun, bahkan menyatakan di depan Nabi Muhammad saw bahwa Ali as adalah sebaik-sebaik teman dan suami. Penghormatan kepada Imam Ali as juga menunjukkan keagungan karakteristik Sayidah Fatimah sa. Disebutkan bahwa Sayidah Fatimah sa memanggil Imam Ali as di dalam rumah dengan kata cinta dan di tengah-tengah masyarakat dengan panggilan Abal Hasan. Dalam beberapa catatan dimuat bahwa Fatimah sa di dalam rumah memakai wewangian dan perhiasannya untuk Imam Ali as dan terkadang menginfakkan kalung dan anting perhiasannya (kepada orang yang membutuhkan).

Dalam masa-masa awal kehidupan Fatimah sa dan Ali as menemui kesulitan ekonomi hingga terkadang mereka tidak mendapatkan makanan yang dapat mengenyangkan Hasan dan Husain as. Namun demikian, Fatimah sa tidak protes atas kondisi yang ada dan bahkan untuk membantu suaminya dalam mencari nafkah, beliau memintal wol.

Ketika Rasulullah saw mengutus seorang pembantu bernama Fiddah ke rumah Fatimah sa dan pekerjaan yang ada dalam rumah tidak dibebankan seluruhnya kepada Fiddhah, akan tetapi separuh pekerjaan rumah dia lakukan sendiri dan separuhnya lagi dia serahkan kepada Fiddhah.  Berdasarkan sebagian laporan, atas saran Fatimah sa, satu hari Fiddhah bekerja di rumah dan di hari lain Fatimah sendiri yang membereskan pekerjaan rumah.

Teladan yang diberikan oleh para Maksum senantiasa segar dan menjadi mata air yang akan menyegarkan dan melepaskan dahaga bagi pecinta-pecintanya dalam mengarungi kehidupan ini dan selanjutkan menjadikan mereka teladan dalam kehidupan ini. []