Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Ibnu Taimiyah: Sebagian Ijtihad Sahabat Berdasar Dugaan dan Hawa Nafsu

1 Pendapat 05.0 / 5

Pada seri sebelumnya telah dibahas mengenai berbagai pandangan tentang pengertian sahabat dan keadilan sahabat. Hal itu telah dibahas baik dari tinjauan al-Quran ataupun hadis, juga berdasarkan kitab rujukan Ahlusunnah maupun Syiah.

Pada pembahasan kali ini, kita akan menelaah pandangan Ibnu Taimiyah mengenai ijtihad dan tindakan yang dilakukan oleh para sahabat khususnya selepas wafat Rasulullah SAW. Karena sebagaimana diketahui dalam sejarah, terdapat perbedaan pendapat di antara umat pasca wafat Nabi SAW yang menyebabkan perselisihan hingga pertumpahan darah. Namun sayangnya masih ada yang berpendapat bahwa ijtihad dan tindakan yang mereka lakukan -walaupun berbeda-beda- tetap diridhai dan mendapatkan pahala.

Ibnu Taimiyah memandang ijtihad yang telah dilakukan sebagian para sahabat tidak lepas dari dasar dugaan sendiri dan hawa nafsu. Dalam kata lain ia memandang sebagian sahabat ada yang bertindak secara adil dan benar, dan ada juga yang tidak. Hal ini ia jelaskan dalam kitabnya Minhaj As-Sunnah An-Nabawiyah sebagai berikut.

وَمِمَّا يَتَعَلَّقُ بِهَذَا الْبَابِ أَنْ يُعْلَمَ أَنَّ الرَّجُلَ الْعَظِيمَ فِي الْعِلْمِ وَالدِّينِ، مِنَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ وَمَنْ بَعْدَهُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، أَهْلِ الْبَيْتِ وَغَيْرِهِمْ، قَدْ يَحْصُلُ مِنْهُ نَوْعٌ مِنَ الِاجْتِهَادِ مَقْرُونًا بِالظَّنِّ، وَنَوْعٌ مِنَ الْهَوَى الْخَفِيِّ

Sekaitan dengan pembahasan ini, patut diketahui bahwa seorang yang besar dalam ilmu dan agama, dari para sahabat dan tabiin dan orang setelahnya sampai hari kiamat, ahlulbait dan selainnya, menghasilkan dari mereka tipe ijtihad yang berdasarkan dugaan (perkiraan diri sendiri) dan berdasarkan hawa nafsu yang tersembunyi..”

Dari penjelasan di atas, Ibnu Taimiyah mengemukakan pendapatnya bahwa ijtihad serta tindakan yang telah dilakukan sebagian para sahabat dan tabiin hingga pengikut setelahnya adalah ijtihad yang berdasarkan pemikirian dan dugaan diri sendiri. Maka tidak heran, selepat wafat Rasulullah SAW sering terjadi pertikaian hingga pertumpahan darah di antara sahabat dan para tabiin.

Oleh karena itu, pendapat semua sahabat berlaku adil adakah tidak tepat. Karena, bertentangan jika klaim semua sahabat adil dengan ijtihad dan tindakan mereka yang berbeda-beda -bahkan menyebabkan pertumpahan darah- disejajarkan. Maka dari itu sebagian sahabat ada yang berlaku adil dan sebagian tidak.

Terakhir, maksud penulis memaparkan pembahasan di atas tidak lain adalah agar kita senantiasa mencari ajaran dari jalur yang dipercaya baik itu dari sahabat, tabiin maupun keturunan Rasulullah SAW.