Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Ayatullah Khamanei: Jangan Mudah Terpengaruh

1 Pendapat 05.0 / 5

Sebagai pengguna media sosial sudah pasti informasi sangat mudah sampai kepada kita. Informasi yang benar maupun yang hoaks, semua datang tiap detik menyebar memenuhi jagad maya.

Sebagian konsultan memberikan stop media sosial sebagai cara menenangkan diri. Hal ini disarankan  sebagai salah satu cara untuk mengobati keresahan hidup. Mengapa demikian? Ternyata medsos memang didesain untuk tidak berhenti dan tidak ada habisnya. Berisi informasi yang benar dan juga informasi hoaks. Dua hal yang kadang-kadang cukup sulit dibedakan antara satu dengan yang lain. Media yang bisa menjadi pemicu keresahan seseorang. Seperti kasus Covid-19, sebagian orang memutuskan tidak mengikuti berita seputar virus ini. Dan mereka pun menjadi lebih nyaman.

Semua orang memiliki tuntutan untuk mengambil sikap. Antara setuju, menolak atau netral. Ketika memilih untuk tetap eksis di dunia maya. Sikap paling aman adalah memposisikan diri sebagai pihak netral. Sikap saring sebelum sharing, ajaran Nadirsyah Hosen, adalah upaya dan bentuk nyata dari sikap netral. Untuk mengambil sikap setuju atau menolak sangat membutuhkan sikap ini. Sehingga sikap yang diambil menjadi sikap yang bisa dipertanggungjawabkan.

Jaman sekarang dimana media cukup membingungkan, maka sosok seperti Rahbar Sayid Ali Khamenei sangat dibutuhkan. Orang-orang awam bisa menjadikan beliau sebagai parameter dalam mengambil sikap. Terlebih apa-apa yang yang dijelaskan Rahbar adalah sesuatu yang muncul dari proses penelitian panjang.

Pada saat hari asyura beberapa berita dimunculkan ke media bahwa penduduk di Afghanistan dengan merdeka bisa melaksanakan peringatan asyura. Memperingati hari besar syahadah Imam Husain as. Sebuah kegiatan yang biasanya identik dengan kegiatan orang-orang syiah.

Memunculkan berita semacam ini memiliki dua efek, efek keluar dan kedalam. Masyarakat awam bisa serta merta mengiyakan. Langsung mengambil sikap memberikan dukungan kepada Thaliban. Apa saja yang sudah dilakukan Thaliban kepada penduduk Afghanistan, pembunuhan masal masyarakat tak berdosa seolah-olah tidak pernah terjadi. Terlupakan begitu saja.

Kita bisa merujuk ucapan rahbar dalam ucapan beliau atas kejahatan kemanusiaan yang dilakukan kelompok Thaliban. Beliau sangat menyesali tindakan bejat yang dilakukan organisasi buatan Amerika, Inggris dan Saudi ini.

عزیزان! اینجانب با دلی پر‌ خون و چشمی اشکبار، حوادث تلخ و امتحانهای دشواری را که شما در این اوقات میگذرانید، با دقت دنبال میکنم و رنجهای شما را با همه‌ی وجود احساس میکنم[1]

Dalam ucapan ini kita bisa merasakan betapa Rahbar sayid Ali Khamenei tidak tertinggal informasi atas apa-apa yang dilakukan oleh Thaliban, sehingga beliau menyampaikan ucapan duka kepada rakyat Afganistan yang dizalimi kelompok separatis ini. “Saya senantiasa mengikuti secara detail apa-apa yang terjadi pada kalian dan turut merasakan kepedihan mendalam yang kalian rasakan.”

وادار کردن رؤسای گروه طالبان به انقیاد در برابر منطق عقل سلیم و رها کردن کارهای فاجعه آفرین و جبران خطاهای گذشته، نمی‌توان از آن اجتناب کرد[2].

Rahbar menyebut-nyebut kelompok Thaliban agar mau mengalah pada akal sehat (berpikir waras), meninggalkan berbagai tindakan buruk dan berusaha mengganti rugi kesalahan yang pernah dilakukan sebelumnya.

Ini juga gambaran cukup gamblang terkait sikap dan sifat yang dimiliki pimpinan dan kelompok Thaliban itu sendiri.

Kejadian tampak dibiarkannya satu dua orang untuk berjualan atribut asyura dijalanan sepi di Afganistan, semestinya tidak bisa menjadi satu klaim bahwa Thaliban adalah kelompok yang bisa diakui dan diakrabi. Thaliban memegang kekuasaan di Afganistan adalah satu hal yang tidak bisa diduga-duga. Dia berkuasa bukan karena kepiawaian dan penguasaan dibidang militer. Bukan karena memiliki pemimpin yang peduli kepada rakyat jelata Afganistan. Intinya bukan karena mendapat dukungan penuh dari masyarakat Afganistan.

Sikap berhati-hati dalam bersikap sangat diperlukan dalam segala sikap. Memblowup berita seputar Thaliban, khususnya terkait sikap mereka ke warga pecinta Ahlul bait ke media harus ditilik ulang. Dihitung sisi positif dan negatifnya.

Relasi Thaliban dengan siapa saja, bagaimana sikap dan track record kelompok ini kepada masyarakat Afganistan, bagaimana relasi Thaliban dengan setan besar Amerika dan Israel, bagaimana relasi Thaliban dengan Arab Saudi. Bagaimana relasi Thaliban dengan ISIS, dengan Alqaeda, Jabhat Nusra, dan selingkupnya. Semua list sejarah ini harus menjadi bahan kajian mendalam untuk akhirnya memberikan tanggapan paling tepat sebagai seorang pecinta Ahlul Bait as.

Sekali lagi sikap dan pernyataan dari Rahbar Sayid Ali Khamenei sepantasnya menjadi patokan dalam berbagai kebijakan baik bersifat personal sekedar sharing berita atau pada skup lebih besar seperti membuat berita dan juga membuat pernyataan-pernyataan khusus di media sosial.