Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Makna Kata Ishmah dalam Penggunaan al-Quran

1 Pendapat 05.0 / 5

Memperkenalkan Nabi SAWW sesuai dengan karakter serta sifat yang layak dan patut bagi beliau berarti memuliakannya. Sebaliknya memperkenalkan beliau dengan melanggar sifat-sifat yang yang patut tersebut sama saja dengan merendahkannya.

Kemaksuman adalah batasan atau tolok ukur yang dapat memperkenalkan beliau sesuai dengan kemulian yang pantas dengannya. Oleh karena itu memperkenalkan atau meyakini berbagai karakter beliau tanpa mengindahkan kemaksuman dan batasannya bukan termasuk kategori memuliakan Nabi SAWW.

Untuk itu, mendefenisikan ishmah merupakan kemestian, sehingga Nabi SAWW diperkenalkan sesuai dengan karakter yang seharusnya. Dan teks-teks yang secara zahir bertentangan dengan konsep tersebut harus mendapat kajian lebih dalam baik untuk menerima maupun menolaknya.

Pada beberapa tulisan sebelumnya telah disebutkan defenisi ishmah atau kemaksuman secara etimologi. Sebelum masuk kepada pembahasan ishmah menurut tinjauan terminologi, terlebih dahulu pada tulisan ini akan dibahas seputar penggunaan kata ishmah di dalam al-Quran.

Penjagaan, pencegahan, pemeliharaan dan perlindungan adalah makna yang dapat dipahami dari kata ishmah secara etimologi. Senada dengan makna tersebut al-Quran juga menggunakan kata ishmah baik dalam bentuk kata kerja maupun kata benda (sifat):

 يا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ ما أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَ إِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَما بَلَّغْتَ رِسالَتَهُ وَ اللهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ[1]

(Hai rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhan-mu. Dan jika kamu tidak mengerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia.)

قُلْ مَنْ ذَا الَّذي يَعْصِمُكُمْ مِنَ اللهِ إِنْ أَرادَ بِكُمْ سُوءاً أَوْ أَرادَ بِكُمْ رَحْمَةً[2]

(Katakanlah, “Siapakah yang dapat melindungimu dari (kehendak) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?)

قالَ سَآوي إِلى جَبَلٍ يَعْصِمُني مِنَ الْماءِ قالَ لا عاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللهِ إِلاَّ مَنْ رَحِمَ[3]

(Anaknya menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata, “Pada hari ini tidak ada yang dapat melindungi dari azab Allah selain orang yang Dia kasihani.)

قالَتْ فَذلِكُنَّ الَّذي لُمْتُنَّني فيهِ وَ لَقَدْ راوَدْتُهُ عَنْ نَفْسِهِ فَاسْتَعْصَمَ[4]

(Wanita itu berkata, “Itulah dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkannya (kepadaku), tapi dia menolak.)

Dalam beberapa ayat di atas al-Quran memang tidak menggunakan kata ishmah atau maksum, akan tetapi menggunakan kata yang seakar dengan ishmah dalam beberapa varian yang berbeda, dan dengan makna yang sama dengan makna etimologi (penjagaan, pencegahan, pemeliharaan dan perlindungan), sebagaimana telah disebutkan pada tulisan sebelumnya.

[1] Al-Maidah/ 67.

[2] Al-Ahzab/ 17.

[3] Hud/ 43.

[4] Yusuf/ 32.