Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Nabi Saw Pernah Buang Air Kecil Sambil Berdiri, Mungkinkah?

1 Pendapat 05.0 / 5

Setelah ditelusuri riwayat demi riwayat, hal-hal miring tentang nabi semakin  terkuak dengan gamblang. Setelah sebelumnya nabi tercatat pernah berduaan dengan perempuan non-muhrim; pernah disihir dan sebagainya, kini nabi tercatat pernah buang air kecil dengan berdiri di tempat yang kumuh pula.

Bukankah yang kita tahu, ia adalah manusia yang suci dan selalu menjaga dari najis? Mungkin, bagi sebagian orang, buang air kecil sambil berdiri adalah hal yang biasa dan wajar belaka. Namun, kalau sedikit kita renungkan, apakah hal itu pantas dilakukan oleh seorang nabi dengan rentetan kemuliaan yang dimilikinya?

Riwayat ini dapat kita temui dan baca di dalam kitab Shahih Bukhari. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa baca redaksi plus terjemahannya sebagai berikut.

حَدَّثَنَا آدَمُ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ أَبِی وَائِلٍ، عَنْ حُذَیْفَةَ، قَالَ «أَتَى النَّبِیُّ صلّى الله علیه وسلم سُبَاطَةَ قَوْمٍ فَبَالَ قَائِمًا، ثُمَّ دَعَا بِمَاءٍ فَجِئْتُهُ بِمَاءٍ فَتَوَضَّأَ.

Menceritakan kepada kami, Adam dan ia berkata, “Menceritakan kepada kami, Syu’bah dari Al-A’mas, dari Abi Wa’il dan dari Khudzaifah, ia berkata,”Nabi Saw., datang ke sebuah tempat sampah, lalu ia buang air kecil sambil berdiri, kemudian ia meminta air, lalu aku datang dengan membawa air, dan nabi pun wudhu dengan air itu.’” [1]

Dengan keagungan dan kemuliaan yang telah ditawarkan di dalam pembahasan sebelumnya terkait diri Nabi Saw., maka riwayat di atas bisa saja tertolak. Ditambah lagi dengan ayat al-Quran di bawah ini yang mengindikasikan kalau-kalau Nabi Saw dan keluarganya (Ahlulbait) suci dari segala bentuk najis.

إِنَّمَا یُرِیدُ اللَّهُ لِیُذْهِبَ عَنکُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَیْتِ وَیُطَهِّرَکُمْ تَطْهِیرًا

“Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan kotoran (dosa) dari kamu, hai ahlulbait dan membersihkan kamu sesuci-sucinya.” (QS. Al-Ahzab: 33)


[1] Shahih Bukhari, Imam Bukhari, hal. 66, penerbit: Bait Al-Afkar Ad-Dauliyah