Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Al-Yamani dari Keturunan Zaid bin Ali Zainal Abidin, Bukan Keturunan Imam Mahdi

1 Pendapat 05.0 / 5

Sebagaimana pada beberapa pembahasan sebelumnya, pada seri kali ini masih membahas seputar pengakuan Ahmad Hasan Bashri berkaitan dengan sosok al-Yamani berikut sanggahan atas hal tersebut.

Klaim Ahmad Hasan Bashri adalah pengakuan bahwa dirinya merupakan sosok al-Yamani yang disebut-sebut dalam riwayat Syiah.

Pada beberapa tulisan sebelumnya telah disebutkan berbagai sanggahan serta bantahan atas argumentasi yang diajukan oleh kelompok tersebut.

Melanjutkan sanggahan yang telah disebutkan sebelumnya, pada tulisan kali ini akan diajukan dalil lain yang dapat mematahkan klaim tidak berdasar Ahmad Hasan Bashri.

Dalil yang dimaksud berupa garis keturunan Ahmad Hasan Bashri yang mengaku sebagai al-Yamani yang juga pada saat yang sama mengaku sebagai keturunan Imam Mahdi Af.

Pengakuannya sebagai keturunan Imam Mahdi Af dengan jarak empat generasi telah dibahas pada tulisan sebelumnya. Oleh karena itu pada seri ini tidak akan diulang kembali.

Yang menjadi permasalahan dengan pengakuan ini adalah, tidak ditemukannya satu riwayat pun yang menyatakan bahwa al-Yamani merupakan keturunan Imam Mahdi Af.

Sebaliknya, riwayat tentang al-Yamani yang disebutkan akan muncul di akhir zaman dan merupakan tanda-tanda kemunculan Imam Mahdi, justru tercatat sebagai keturunan Zaid bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib.

Di dalam kitab Falah al-Sail karya Sayyid Ibn Thaus disebutkan:

“Sebagaimana diriwayatkan oleh Muhammad bin Wahban………. Dari Abbad bin Muhammad al-Madaini, ia berkata: Aku menemui Abu Abdillah di Madinah setelah melaksanakan shalat wajib Zuhur dan sungguh ia sedang menengadahkan tangannya ke langit seraya berkata …….

Aku berkata: Aku menjadi tebusanmu bukankah engkau berdoa untuk dirimu? Ia berkata: Sungguh aku telah berdoa untuk cahaya dan pemuka keluarga Muhammad Saw serta penuntut balas musuh-musuh mereka dengan perintah Allah Swt. Aku bertanya: Kapan ia akan muncul? Semoga Allah menjadikanku sebagai tebusanmu. Ia menjawab: Jika pemilik seluruh makhluk dan urusan menghendaki. Aku bertanya: apakah ada tanda-tanda sebelumnya? Beliau menjawab: Ya, ada banyak tanda-tanda. Aku bertanya: seperti apa? Ia bersabda: munculnya bendera dari timur dan barat, fitnah yang menimpa penduduk Zaura, munculnya seorang laki-laki dari keturunan pamanku Zaid di Yaman, …[1]

Riwayat ini disamping menjelaskan tentang tanda-tanda kemunculan Imam Mahdi, juga memuat tentang garis keturunan al-Yamani. di mana disebutkan bahwa ia merupakan keturunan Zaid bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib. Sebab paman Imam Ja’far Shadiq adalah Zaid bin Ali Zainal Abidin yang merupakan saudara dari Imam Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin.

Lelaki dari yaman dalam riwayat ini sama dengan al-Yamani yang disebutkan dalam riwayat lainnya. Hal ini mengingat bahwa semua riwayat yang berkaitan dengan al-Yamani berkaitan dengan tanda-tanda kemunculan Imam Mahdi Af sama halnya dengan riwayat di atas.

Di dalam berbagai riwayat disebut sebagai al-Yamani sedangkan di dalam riwayat ini disebutkan sebagai “seorang laki-laki dari keturunan pamanku di Yaman”

Kenyataan ini bertolak belakang dengan klaim Ahmad Hasan Bashri yang mengatakan bahwa berdasarkan hadits wasiat, ia merupakan keturunan Imam Mahdi serta menjadi mahdi pertama dari 12 mahdiyin yang datang setelah Imam Mahdi.

Kontradiksi ini muncul karena berbagai klaim yang diutarakan. Di satu sisi, ia mengatakan bahwa dia merupakan washi dan mahdi pertama dari sekian mahdi yang diklaimnya akan datang setelah Imam Mahdi, di sisi lainnya ia juga memproklamirkan dirinya sebagai al-Yamani.

Klaimnya sebagai mahdi pertama menyebabkannya mengaku sebagai keturunan Imam Mahdi, dan klaim kedua seharusnya menggiringnya untuk mengaku sebagai keturunan Zaid bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, karena riwayat menyebutkan bahwa al-Yamani merupakan keturunan Zaid bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi thalib.

Untuk menyelesaikan kontradiksi ini kita serahkan saja kepada para pengikut sekte al-Yamani.   

[1] Sayyid Ibn Thaus, Ali bin Musa bin ja’far, Falah al-Sail wa Najah al-Masail, hal: 308-309, cet:Daftar-e Tabligat-e Eslami Hauze-e Ilmiye, Qom, 1377 H.S.