Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Syubhat Dalil Istikharah Al-Yamani dalam Sebuah Riwayat

1 Pendapat 05.0 / 5

Pada bahasan sebelumnya, kita telah paparkan bahwa aliran al-Yamani Ahmad Hasan Bashri menggunakan metode istikharah dengan al-Quran sebagai cara untuk membuktikan klaim kebenaran mereka. Dan beberapa sanggahan mengenai hal tersebut telah kita jelaskan juga di seri-seri sebelumnya.

Pada seri kali ini, kita masih membahas seputar aliran al-Yamani Ahmad Hasan Bashri dan dalil istikharahnya.

Dalam membuktikan klaim mengenai bisanya menggunakan metode istikharah dengan al-Quran untuk membuktikan Imamah, mereka menyodorkan sebuah riwayat yang menurut mereka riwayat tersebut menunjukkan dan mengindikasikan kearah klaim kebenaran mereka. Riwayat yang cukup panjang tersebut termaktub dalam kitab al-Ghaibah milik An–Nu’mani dimana dalam riwayat tersebut disebutkan berita mengenai Al-Mahdi yang diceritakan oleh Amirul Mukminin. Dalam potongan riwayat itu terdapat kalimat [1](فان خار الله لك فاعزم). Kalimat inilah yang dijadikan oleh aliran al-Yamani Ahmad Hasan Bashri sebagai bukti bahwa untuk menentukan Imamah bisa dengan istikharah.

Dalam menjawab syubhat tersebut ada dua hal yang mesti diperhatikan:

Pertama, kalimat tersebut tidak berhubungan atau berkaitan dengan metode istikharah dengan al-Quran. Sebagaimana kita ketahui bahwa istikharah bermakna meminta kebaikan sedang kalimat tersebut bermakna kebaikan yang diinginkan Allah Swt untuk manusia, atau memberikan kebaikan. Hal tersebut seperti yang ditunjukkan dalam kitab-kitab lugah (Bahasa), salah satunya seperti yang tercantum dalam kitab Lisanul Arab milik Ibnu Manzur.

خَارَ الله لك أی أعطاك مَا هُوَ خَیرٌ لك[2]

Semoga Allah memberikan yang terbaik untukmu

Kedua, dalam ucapan orang-orang arab pun demikian, kalimat tersebut bukan bermakna istikharah atau meminta kebaikan, namun bermakna memberikan kebaikan. Contohnya seperti ucapan dari istri Zuhair ketika ia akan berpisah dengan suaminya yang tercatat dalam kitab Mutsirul Ahzan.

Semoga Allah memberikan yang terbaik untukmu, aku meminta padamu di Hari Kiamat hendaklah engkau mengingatku di dekat kakek Al-Husain As.[3]

Jadi, riwayat yang dibawakan oleh aliran al-Yamani Ahmad Hasan Bashri untuk membuktikan bisanya menentukan kebenaran Imamah dengan istikharah tidaklah tepat. Dan seperti yang telah kita jelaskan bahwa istikharah tidak bisa digunakan sebagai dalil untuk menentukan kebenaran apalagi se urgen menentukan kebenaran Imamah.

Wallahu A’lam

[1] An-Nu’mani, Muhammad bin Ibrahim, Al-Ghaibah Hal. 221-222

[2] Ibnu Manzur, Jamaluddin Muhammad, Lisanul Arab Juz 4 Hal. 267 Cet. Darul Fikr

[3] Ibnu Nama, Ja’far bin Muhammad, Mutsirul Ahzan Hal. 46-47 Cet. Madrasah Al-Imamul Mahdi