Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Mukadimah Mengenal Mahdawiyah

1 Pendapat 05.0 / 5

Di dalam tulisan-tulisan sebelumnya, kita telah mengupas aliran Yamani, sebuah aliran yang mengklaim kalau pemimpinnya, Ahmad al-Hasan Bahsri mengaku sebagai Imam Mahdi. Seperti yang kita tahu, sedikit banyak kami telah menyanggah beberapa klaimnya dengan dalil-dalil yang jelas, yang bisa Anda baca di tulisan-tulisan sebelumnya.

Setelah membahas Imam Mahdi ‘palsu’, yaitu Ahmad al-Hasan Bashri, tentu kuranag afdal rasanya jika kita tak mengakaji juga Imam Mahdi yang sesungguhnya berikut dengan hal-hal yang berkaitan dengannya, seperti apa tujuan ia gaib, dan kapan ia muncul dan sebagainya.

Sebelum membahas lebih jauh tentang Imam Mahdi, alangkah baiknya kalau kita mengetahui apa makna dari kata Mahdi itu sendiri. Secara bahasa, Mahdi adalah kata dari bahasa Arab yang berarti yang dihidayahi. Kemudian, semakin ke sini, kata itu berkembang menjadi mahdawiyah, yang artinya hal-hal yang berkaitan dengan Imam Mahdi.

Setelah itu, makna dari kata al-mahdi semakin berkembang, yaitu sosok yang menolong. Salah satu tokoh yang memaknai al-Mahdi sebagai penolong adalah Abu Ishak bin Matah bin Haisu’ Hamiri[1]. Tak kita mungkiri, hal itu juga rupanya telah dipertegas dari hadis nabi yang cukup familiar, yang berbunyi begini,

الْمَهْدِی مِنْ وُلْدِی، وَجْهُهُ کالْکوْکبِ الدُّرِّی، وَ اللَّوْنُ لَوْنٌ عَرَبِی، وَ الْجِسْمُ جِسْمٌ إِسْرَائِیلِی، یمْلَأُ الْأَرْضَ عَدْلًا کمَا مُلِئَتْ جَوْراً، یرْضَی بِخِلَافَتِهِ أَهْلُ السَّمَاءِ وَ الطَّیرُ فِی الْجَو.

“Al-Mahdi adalah seseorang dari keturunanku. Wajahnya seperti bintang-gemintang yang berkilau. Warna (badannya) adalah warna badan orang-orang Arab. Perawakannya seperti orang-orang Yahudi. Ia akan memenuhi muka bumi ini dengan keadilan, sebagaimana bumi dipenuhi dengan ketidakadilan. Penduduk bumi dan burung-burung di udara rela dengan kekhilafahannya (kepemimpinannya)…”[2]

Di dalam banyak literatur, konsep Imam Mahdi tidak hanya dimiliki di dalam Islam, terlebih di dalam mazhab Syiah. Lebih dari itu, konsep tersebut juga ada di dalam agama-agama lain (yang akan dijelaskan lebih rinci di tulisan yang akan datang). Di dalam mazhab Syiah, Al-Mahdi adalah termasuk dari rentetan para imam Syiah.

Al-Mahdi di dalam mazhab Syiah adalah imam yang kedua belas, dan yang terakhir dari rentetan para Imam. Ayahnya bernama Hasan Al-Askari, dan ibunya bernama Nargis Khatun. Ia lahir pada 15 Syakban 255 Qamariyah di Samira, Irak. Di dalam keyakinan Syiah, Imam Mahdi sudah lahir dan di masa sekarang masih dalam keghaiban, sedang menurut keyakinan Sunni Imam Mahdi belumlah lahir, dan akan lahir di akhir zaman.

Itulah sedikit pengantar dari pembahasan Imam Mahdi atau mahdawiyah, yang insya Allah akan dibahas lebih rinci di tulisan-tulisan selanjutnya.

[1] Tarikh Siyashi Gaibate Emom, Dawozdahum, Husian, hal. 34.

[2] Dalailul Imamah, Thabari Amuli Muhammad bin Jurair, hal. 441, penerbit Bunya-te Be’tsat, Qom Iran.