Tidak semua orang bisa dijadikan teman atau sahabat. Islam menyarankan umatnya untuk memilih dan memilah saat ia akan menjadikan seseorang sebagai temannya.

اِذا رَاَيْتَ مِنْ اَخيكَ ثَلاثَ خِصالٍ، فَارْجُهُ: اَلْحَياءُ وَ الاَْمانَةُ وَ الصِّدْقُ؛

Baginda Nabi Muhammad saw bersabda, “Ketika engkau menemukan tiga sifat ini pada temanmu maka berharaplah padanya; (tiga sifat itu ialah) rasa malu, rasa amanah, dan jujur.” (Nahjul Fashohah, hadits no 205)

Dari hadits di atas, kita memahami bahwa baginda Nabi Muhammad saw menasihati kita untuk memilah seseorang. Lebih jelasnya adalah kita tidak bisa menjadikan semua orang yang kita temui dan kenali sebagai seorang teman dan sahabat dekat. Karena hal itu bisa jadi membahayakan dan merugikan kita untuk di dunia dan akhirat kelak.

Ada sebuah pepatah kuno yang menyatakan bahwa ketika kamu bergaul dengan tukang pandai besi maka dirimu akan menyebarkan bau besi namun jika engkau bergaul dengan tukang minyak wangi maka engkau akan menyebarkan keharuman.

Artinya ketika kita bergaul dan sering berkumpul dengan orang-orang yang berakhlak buruk dan mempunyai kepribadian yang buruk maka engkau juga akan mendapatkan pengaruhnya dalam hidup dan kepribadianmu. Bisa jadi membuat yang tadinya engkau berakhlak baik menjadi seseorang yang berakhlak buruk.

Banyak kejadian ketika ada seorang anak yang masih sekolah SMP atau SMA yang tidak pernah merokok namun ketika ia bergaul dengan teman-temannya di sekolah dan kebetulan mereka merokok maka fakta menceritakan bahwa anak tersebut lambat laun akan merokok. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan itu mempengaruhi.

Namun ketika engkau berteman dengan orang-orang baik maka kehidupanmu akan diwarnai dengan kebaikan sehingga akan membuat dan memotivasi dirimu untuk berbuat baik pula.

Nah, salah satu neraca yang harus kita perhatikan ketika ingin memilah teman menurut Rasulullah saw adalah ia harus mempunyai rasa malu, rasa amanah, dan jujur. InsyaAllah ketiganya akan kita bahas nanti.