Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Albani: Mereka yang Mengingkari Keyakinan terhadap Al-Mahdi Seperti Halnya Orang yang Mengingkari Ketuhanan Allah

1 Pendapat 05.0 / 5

Kepercayaan terhadap munculnya sosok al-Mahdi, sang juru selamat di akhir zaman dalam literatur Islam, telah menuai banyak pandangan yang beragam dari para ulama. Diantara mereka terdapat kelompok yang mendukung kepercayaan ini dengan melihat berbagai riwayat yang mengabarkan tentang al-Mahdi sebagai dalil yang dapat diterima, namun ada juga yang berpendapat sebaliknya, bahkan mengingkari akidah mahdawiyah.

Pada tulisan-tulisan yang lalu kita telah banyak melihat catatan para ulama, dari mulai yang menyakini kemutawatiran riwayat tentang al-Mahdi hingga yang menyebutkan kelahiran sosok agung tersebut.

Dalam kitab yang berjudul Silsilah al-Ahadist al-Shahihah, Albani menjelaskan bahwa mereka yang menolak atau mengingkari kepercayaan ini melihat bahwa keyakinan tersebut dalam sepanjang sejarah Islam telah melahirkan berbagai fitnah (huru-hara), dimana muncul orang-orang jahil yang mendakwakan kemunculan Imam Mahdi seperti salah satunya kelompok Juhayman di Mekah. Kemudian mereka beranggapan bahwa satu-satunya cara yang dapat memutus rantai fitnah tersebut adalah dengan menginkari akidah yang benar ini.[1]

Selanjutnya, menanggapi pandangan mereka, Albani mengatakan: “Dan orang-orang seperti mereka tidak lain seperti orang-orang yang mengingkari akidah atau keyakinan turunnya Isa As di akhir zaman yang mana penyebutannya telah terjadi secara mutawatir di dalam hadis-hadis sahih… dan aku hampir yakin bahwa setiap orang yang mengingkari keyakinan terhadap al-Mahdi juga mengikarinya (keyakinan terhadap turunnya Isa As), dan sebagian mereka memperlihatkan hal itu dengan ketergelinciran lisannya walaupun tidak dinyatakan secara jelas. Dan orang-orang yang ingkar seperti mereka semuanya bagiku tidak lain seperti halnya seorang yang menginkari ketuhanan Allah Swt dengan dalih bahwa sebagian para Firaun telah mendakwakan ketuhanan bagi dirinya.”[2]

Oleh sebab itu di sini terlihat bahwa dalam kaca mata Albani, pengingkaran terhadap keyakinan kemunculan al-Mahdi demi mengakhiri fitnah akhir zaman merupakan sebuah kekeliruan yang besar bahkan baginya seperti orang yang mengingkari ketuhanan Allah Swt dengan dalih telah terjadi pendakwaan ketuhanan yang dilakukan oleh para Firaun.

[1] Al-Albani, Muhammad Nashiruddin, Silsilah al-Ahadist al-Shahihah, jil: 4, hal: 43.

[2] Ibid.