Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Ta’wil Ayat Al-Quran Mengenai Imam Mahdi As dalam Kitab Kamaluddin

1 Pendapat 05.0 / 5

Pembahasan riwayat mengenai Imam Mahdi As dalam literatur Syiah tergolong cukup banyak. Beberapa topik riwayat yang berkaitan dengan Imam Mahdi As sebagian nya telah kita sampaikan di tulisan-tulisan sebelumnya. Dan di kesempatan kali ini, kami masih membahas tentang riwayat Imam Mahdi As yang bersumber dari kitab Syiah dengan topik ta’wil ayat Al-Quran oleh para Imam As yang menunjukkan pada Imam Mahdi As.

Dalam kitab Kamaluddin wa Tamam An-Ni’mah milik Syaikh Shaduq dinukil sebuah riwayat dimana Imam Shadiq As menjelaskan tentang ayat yang ada dalam Surat Al-An’am ayat 158. Beliau As mengisyaratkan bahwa ayat disitu adalah para Imam As termasuk Imam Mahdi As.

يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ

Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: “Tunggulah olehmu sesungguhnya Kamipun menunggu (pula)

…dari Ali bin Riab dari Abu Abdillah As (Imam Shadiq) ia berkata: dalam Firman Allah Azza wa Jalla

 (يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ), lalu Imam berkata: ayat-ayat adalah mereka para Imam As, dan ayat yang ditunggu ialah Al-Qaim As (Imam Mahdi), dan di hari itu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang terhadap dirinya sendiri yang belum beriman sebelum kebangkitannya dengan pedang, bahkan jika ia beriman kepada Ayah-ayahnya As sebelumnya.[1]

Masih dalam kitab yang sama, dinukil sebuah riwayat dimana ketika Imam Musa Kazim As ditanya tentang ni’mah zahirah dan ni’mah bathinah dalam Surat Luqman ayat 20, beliau mengatakan bahwa ni’mah zahirah adalah Imam yang zahir (hadir) dan ni’mah bathinah adalah Imam yang Ghaib.

أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتَابٍ مُنِيرٍ

Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.

…dari Abu Ahmad Muhammad bin Ziyad Al-Azdi ia berkata, aku bertanya pada tuanku Musa bin Ja’far As tentang Firman Allah Azza wa Jalla (وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً), Imam As berkata: Ni’mah Zahirah ialah Imam yang Zahir (Hadir) dan Bathinah ialah Imam yang Ghaib. Lalu aku berkata padanya, adakah diantara para Imam yang ghaib? Imam berkata: ya, sosoknya ghaib dari pandangan orang-orang, namun ingatannya tidak ghaib dari hati orang-orang mukmin. Dia adalah (Imam) ke dua belas dari kami…[2]

Itulah setidaknya dua riwayat yang menjelaskan tentang Imam Mahdi As dalam Al-Quran Al-Karim. Imam Shadiq As menakwilkan Ayat-ayat yang ada dalam surat Al-An’am ayat 158 sebagai para Imam termasuk Imam Mahdi As yang dinanti, disebutkan juga oleh Imam Musa Kazim As bahwa Imam Mahdi adalah Nikmat Bathin sebagaimana yang tercantum dalam surat Luqman ayat 20.

Wallahu A’lam

[1] As-Shaduq, Abu Ja’far Muhammad bin Ali, Kamaluddin wa Tamam An-Ni’mah Juz 1 Hal. 18 Cet. Darul Kutub Al-Islamiyah

[2] Ibid Juz 2 Hal. 368-369