Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Riwayat tentang Kemiripan Imam Mahdi dengan Para Nabi

1 Pendapat 05.0 / 5

Riwayat demi riwayat sahih dari literatur Syiah tentang Imam Mahdi telah kami kaji satu per satu, di dalam tulisan sebelumnya. Kali ini, penulis hendak mengkaji sebuah riwayat tentang kemiripan (ciri-ciri) Imam Mahdi dengan empat para nabi.

Riwayat tersebut dinukil dari Imam Ja’far Shadiq, bahwa ia berkata sebagai berikut.

حَدَّثَنَا أَبِي وَ مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرٍ الْحِمْيَرِيُّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عِيسَى عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ دَاوُدَ عَنْ أَبِي بَصِيرٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا جَعْفَرٍ عليه السلام يَقُولُ‏ فِي صَاحِبِ هَذَا الْأَمْرِ أَرْبَعُ سُنَنٍ مِنْ أَرْبَعَةِ أَنْبِيَاءَ عليهم السلام سُنَّةٌ مِنْ مُوسَى وَسُنَّةٌ مِنْ عِيسَى وَسُنَّةٌ مِنْ يُوسُفَ وَسُنَّةٌ مِنْ مُحَمَّدٍ صلي الله عليه وآهل‏ فَأَمَّا مِنْ مُوسَى فَخَائِفٌ‏ يَتَرَقَّبُ‏ وَأَمَّا مِنْ يُوسُفُ فَالْحَبْسُ وَأَمَّا مِنْ عِيسَى فَيُقَالُ إِنَّهُ مَاتَ وَلَمْ يَمُتْ وَأَمَّا مِنْ مُحَمَّدٍ صلي الله عليه وآله فَالسَّيْفُ.

Telah bercerita kepada kami, ayahku dan Muhammad bin Hasan R.A, mereka berdua berkata, “Abdullah bin Ja’far al-Himyari bercerita kepada kami dari Muhammad bin Isa dari Sulaiman bin Dawud dari Abi Bashir, dia berkata, ‘Aku mendengar Abu Ja’far berkata,’Di dalam diri pemilik perkara ini (Imam Mahdi), terdapat empat sunnah dari sunnah empat para nabi as., (di antaranya) dari Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Yusuf dan Sunnah Nabi Muhammad Saw.

Adapun Sunnah Nabi Musa adalah ia takut dan menanti sebuah kejadian; sunnah Nabi Yusuf adalah terpenjara (baca: terasingkan); sunnah Nabi Isa adalah ia mati, dalam keadaan tidak mati dan yang terakhir adalah sunnah Nabi Muhammad Saw., bahwa ia akan bangkit dengan pedang.’”[1]

Di atas adalah bagian dari serangkaian riwayat tentang Imam Mahdi yang sebelumnya telah kami bahas di website ini. Semoga, riwayat di atas dapat menambah sekaligus memperkaya wawasan kita tentang Imam Mahdi as. Wallahu a’lam bi as-shawab.

[1] Kamaluddin wa Tamamun Ni’mah, hal. 152-153, jil. 1. Ibn Babawaih (Syekh Shaduq), penerbit: Darul Kutub Islamiyah, Teheran-Iran.