Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Siapakah Kelompok Wahabi?

1 Pendapat 05.0 / 5

Salah satu fenomena yang dihadapi oleh umat Islam belakangan ini adalah kenyataan adanya satu golongan yang disebut dengan Wahabi.

Semenjak kemunculannya pada pertengahan kedua abad keduabelas Hijriah, kelompok ini telah menarik perhatian banyak kalangan untuk dijadikan sebagai bahan kajian.

Hal ini mengingat bahwa kehadiran golongan ini telah menimbulkan banyak permasalahan serta polemik di tengah-tengah umat Islam secara khusus dan masayarakat dunia secara umum.

Berangkat dari kenyataan ini, situs muslimmenjawab juga berusaha melakukan kajian seputar Wahabi; baik berupa pemikiran, sejarah maupun sisi lainnya.

Namun sebelum memasuki kajian ini lebih jauh, perlu untuk memperkenalkan siapa yang dimaksud dengan Wahabi terlebih dahulu. Sehingga Wahabi yang menjadi bahan kajian dapat dipahami dengan jelas.

Demikian Wahabi didefenisikan di dalam website al-Imam Ibn Baz yang merupakan website Wahabi sendiri, pada tema defenisi Wahabi (al-Ta’rif bi al-Wahhabiayah):

“Wahabi adalah pengikut syaikh imam Muhammad bin Abdul Wahhab bin Sulaiman bin Ali al-Tamimi al-Hanbali. Beliau wafat pada tahun 1206 Hijriah di Dariah. Kuburannya di sana sangat terkenal. Dia memulai dakwahnya di Najed dan sekitarnya pada pertengahan ke dua dari abad ke 12 Hijriah.  Ia mengajak ummat untuk mengesakan Allah, menolak adanya hubungan dan keterikatan antara masyarakat dengan kuburan, orang mati serta petung-patung, menolak pembenaran terhadap dukun maupun peramal, penyembahan pohon, berdasarkan metode dan cara salafus shaleh.[1]”

Dari jawaban yang dimuat website di atas, dapat dipahami bahwa golongan Wahabi adalah kelompok yang mengikuti Muhammad bin Abdul Wahhab. Di mana dakwah ini dimulai dengan ajakan yang diprakarsai sendiri oleh Muhammad bin Abdul Wahhab pada pertengahan kedua dari abad keduabelas Hijriah.

Inti dari dakwah mazhab ini adalah ajakan kepada tauhid, menjauhi perbuatan syirik berupa keterikatan kepeda orang mati, kuburan, keyakinan terhadap dukun dan peramal maupun amalan-amalan lainnya.

Poin penting lainnya yang perlu di catat adalah keyakinan mereka atas Manhaj Salafus Shaleh sebagai metode dalam menafsirkan dan memahami syariat.

Berdasarkan pada poin-poin di atas, Wahabi yang menjadi topik pembahasan tulisan ini serta berbagai tulisan berikutnya pada seri-seri yang akan datang, adalah Wahabi yang merupakan pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab dengan aneka ragam pemikirannya seputar tauhid, syirk, bid’ah maupun tema-tema lainnya.

[1] http://binbaz.org.sa/fatwas/10949/%d8%A7%