Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Akar Pemikiran Wahabi dalam Riwayat Marwan

1 Pendapat 05.0 / 5

Gerakan pemikiran Wahabi memang betul dikenal sebagai gerakan yang dikaitkan kepada Muhammad bin Abdul Wahhab, namun hal tersebut tidak menafikan adanya pemikiran serupa jauh sebelum zamannya.

Di dalam kitab-kitab hadis yang menjadi rujukan, apabila kita telaah dengan seksama dapat kita temukan beberapa riwayat yang menceritakan sikap tertentu yang sesuai dengan pemikiran Wahabi saat ini.

Diantaranya adalah larangan ber-tabarruk (mengambil berkah) di kuburan seseorang yang telah meninggal. Hal ini tercatat dalam riwayat Marwan bin al-Hakam yang dinukil oleh al-Hakim an-Naisaburi dalam al-Mustadrak al-Shahihain:

حدثنا أبو العباس محمد بن يعقوب، ثنا العباس بن محمد بن حاتم الدوري، ثنا أبو عامر عبد الملك بن عمر العقدي، ثنا كثير بن زيد، عن داود بن أبي صالح، قال: أقبل مروان يوما فوجد رجلا واضعا وجهه على القبر، فأخذ برقبته وقال: أتدري ما تصنع؟ قال: نعم، فأقبل عليه فإذا هو أبو أيوب الأنصاري رضي الله عنه، فقال: جئت رسول الله صلى الله عليه وسلم ولم آت الحجر سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم، يقول: «لا تبكوا على الدين إذا وليه أهله، ولكن ابكوا عليه إذا وليه غير أهله»

هذا حديث صحيح الإسناد، ولم يخرجاه  [والتعليق – من تلخيص الذهبي]: صحيح؛

Dari Daud bin Abu Shaleh, berkata: “Suatu hari Marwan datang dan menemukan seorang pria meletakan wajahnya di atas kuburan, lalu dia menarik lehernya dan berkata: ‘Tahukah kamu apa yang sedang kamu lakukan?’ Dia berkata: ‘Ya’, lalu ia menoleh kepadanya dan ternyata ia adalah Abu Ayyub al-Ansari Ra. Kemudian ia (Abu Ayub al-Ansari Ra) berkata: ‘Aku mendatangi Rasulullah Saw dan bukan mendatangi batu, aku telah mendengar Rasulullah Saw bersabda: ‘Janganlah menangisi agama apabila yang mengurusinya adalah ahlinya tapi tangisilah ia (agama) apabila yang mengurusinya adalah bukan ahlinya.’”

Hadis ini sanadnya sahih namun Bukhari dan Muslim tidak mengeluarkannya, dan di dalam at-Talkhis ad-Dzahabi pun disebutkan sahih.[1]

Dalam riwayat di atas terlihat bahwa Abu Ayyub yang merupakan salah seorang sahabat Nabi Saw sedang berada di kuburan beliau Saw berziarah dan meletakan kepalanya di atas kuburan tersebut, namun kemudian Marwan datang dan menarik pundak Abu Ayyub serta mempertanyakan perbuatannya tersebut, seolah hal itu merupakan sesuatu yang terlarang.

Namun kemudian Abu Ayyub menjawabnya bahwa yang ia ziarahi itu adalah Nabi Saw bukan tumpukan batu, dan ia juga menukil perkataan Nabi Saw yang menurut hemat penulis ditujukan sebagai bentuk protes kepada Marwan karena tidak ahli atau memahami agama dengan baik.

[1] al-Mustadrak al-Shahihain, al-Hakim an-Naisaburi, Muhammad bin Abdullah, jil: 4, hal: 560, no: 8571, Darul Kutub al-Ilmiyah, Beirut.