Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Kerajaan Saudi dan Awal Mula Gerakan Ajaran Wahabi

0 Pendapat 00.0 / 5

Sebelumnya telah kita bahas sedikit, tentang awal mula pergerakan dakwah dari Muhammad bin Abdul Wahhab. Dimana ketika penggagas kelompok Wahabi ini mendakwahkan ajarannya di Bashrah, ia mendapat penolakan dari para pembesar atau masyarakat disana, sampai-sampai ia diusir dari sana.

Setelah pengusiran dari Bashrah, ia berpindah-pindah ke berbagai daerah seperti Baghdad, Kurdistan, Hamedan, Isfahan dan tempat lainnya. Hingga di tahun 1157 H, ia berada di kota Diriyyah dan bertemu dengan pemimpin Najd bernama Muhammad bin Saud yang merupakan pendiri pertama kerajaan Saudi.

Dalam pertemuan tersebut, Muhammad bin Abdul Wahhab mempromosikan ajarannya, sampai pada akhirnya Muhammad bin Saud menawarkan kerjasama dan kesepakatan pakta politik agama diantara mereka. Kerjasama dan kesepakatan tersebut merupakan sebab dari berhasilnya pergerakan dakwah Muhammad bin Abdul Wahhab disana. Dan atas hal tersebut, Muhammad bin Saud memberikan 2 persyaratan yang harus dipenuhi oleh penggagas Wahabi ini. Hal ini seperti yang terekam dalam kitab Tarikh Najd milik Ibnu Ghonnam.

Dan ketika Amir Muhammad bin Saud mencapai ma’rifah Tauhid, juga mengetahui maslahat agama dan dunia ia berkata padanya (Muhammad bin Abdul Wahhab): Ya Syaikh ini adalah agama Allah dan Rasulnya yang tidak ada keraguan di dalamnya. Maka kabarkanlah berita gembira kemenangan untukmu dan untuk apa yang engkau perintahkan, dan jihad bagi siapa yang menentang Tauhid. Tapi aku ingin menetapkan dua syarat untuk mu: jika kami membantumu, berjihad di jalan Allah dan Allah menaklukan negara-negara untuk kami dan untukmu, aku khawatir engkau akan meninggalkan kami dan mengganti kami dengan yang lain. Dan yang kedua: aku memiliki aturan atas kota Diriyah, untuk mengambil sesuatu dari mereka pada saat  mereka membuahkan hasil yang banyak, dan aku khawatir engkau akan mengatakan jangan ambil sesuatupun dari mereka. Lalu Syaikh (Muhammad bin Abdul Wahhab) berkata padanya: adapun yang pertama maka ulurkanlah tanganmu, darah dengan darah, kehancuran dengan kehancuran. Adapun yang kedua, semoga Allah memberikan kepadamu kemenangan-kemenangan sehingga Allah memberikan ganti rugi padamu dari harta rampasan yang lebih baik dari mereka.[1]

Keterangan di atas menunjukkan bagaimana Muhammad bin Abdul Wahhab diberi kebebasan untuk mendakwahkan ajarannya disana oleh Muhammad bin Saud. Dan Muhammad bin Saud memberikan dua syarat padanya yaitu agar penggagas Wahabi itu tidak berkhianat padanya dan tidak mencampuri urusan atau hukum yang ditetapkan oleh pendiri kerajaan Saud itu di kota Diriyah. Muhammad bin Abdul Wahhab menjawab persyaratan tersebut dengan memberikan baiat dan mendoakan Muhammad bin Saud dengan kelimpahan harta rampasan yang lebih baik.

Dari sinilah awal mula bagaimana gerakan ajaran dari Muhammad bin Abdul Wahhab bisa berhasil dan berkembang di negara kerajaan Saudi.

Wallahu A’lam

[1] Husain Ibnu Ghonnam, Tarikh Najd Hal. 87 Cet. Dar As-Syuruq – Beirut