Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Ma'ad

Tingkatan Jiwa menurut Pandangan Filsuf

Tingkatan Jiwa menurut Pandangan Filsuf

Para filsuf Islam, seperti al-Farabi, Ibn Sina, dan kemudian dimatangkan oleh Mulla Sadra, juga menyusun hierarki perkembangan jiwa. Mereka menjelaskan dinamika jiwa dalam kerangka epistemologis dan ontologis yang sistematis.   

Baca Yang lain

Tingkatan Jiwa menurut Pandangan Arif

 Tingkatan Jiwa menurut Pandangan Arif Para arif menguraikan perjalanan jiwa dalam kerangka lathaif sab‘ah (tujuh lapisan halus jiwa). Konsep ini sering diungkapkan dalam literatur tasawuf, misalnya oleh Jami yang memuji ‘Attar Nisyaburi dengan ungkapan: “‘Attar telah melintasi tujuh kota cinta, sementara kita masih terjebak di satu lorong.”   

Baca Yang lain

Tingkatan Jiwa

Tingkatan Jiwa Walhasil, baik dalam irfan maupun filsafat Islam, jiwa dipahami sebagai entitas yang memiliki dinamika bertingkat. Titik awal perjalanan selalu dimulai dari kondisi potensial yang masih terikat pada dimensi material, dan berakhir pada kondisi transenden di mana jiwa fana dalam Tuhan.   

Baca Yang lain

Bisakah Takdir Kematian Diubah? Rahasia Ajal Hatmi dan Ajal Ghayr Hatmi dalam Pandangan Imam Ali as (2)

Bisakah Takdir Kematian Diubah? Rahasia Ajal Hatmi dan Ajal Ghayr Hatmi dalam Pandangan Imam Ali as (2) Konsep ajal ghayr hatmi memberikan harapan dan makna yang mendalam dalam kehidupan manusia. Ia mengajarkan bahwa takdir bukanlah sesuatu yang kaku dan tanpa ruang gerak. Islam tidak memandang manusia sebagai makhluk pasif yang hanya menunggu nasib, tetapi sebagai hamba yang memiliki peran aktif dalam menentukan arah hidupnya melalui amal saleh, doa, dan kebajikan.

Baca Yang lain

Bisakah Takdir Kematian Diubah? Rahasia Ajal Hatmi dan Ajal Ghayr Hatmi dalam Pandangan Imam Ali as (1)

Bisakah Takdir Kematian Diubah? Rahasia Ajal Hatmi dan Ajal Ghayr Hatmi dalam Pandangan Imam Ali as (1) Dalam keseluruhan pandangan Imam Ali as, konsep ajal hatmi dan ajal ghayr hatmi bukan hanya menjelaskan perbedaan antara dua jenis takdir, tetapi juga menunjukkan bahwa rahmat Allah meliputi setiap aspek kehidupan manusia. Allah memberikan ruang bagi manusia untuk memperbaiki dirinya, menunda azab melalui tobat, dan memperpanjang keberkahannya melalui amal saleh. Namun, ketika ajal hatmi tiba, maka seluruh kesempatan itu berakhir, dan manusia akan berpindah ke alam berikutnya sesuai dengan apa yang telah ia tanam.

Baca Yang lain

Menghidupkan Jiwa dengan Mengingat Mati (2)

Menghidupkan Jiwa dengan Mengingat Mati (2) Orang yang sadar akan kematian tidak menunda amal kebajikan, karena ia tahu ajal bisa datang kapan saja. Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Barangsiapa melihat mati di hadapannya, ia tidak akan pernah lalai dari tugasnya, karena ia tahu kematian dapat menjemputnya dalam setiap gerak.” (Biharul Anwar, jilid VI, hlm. 135).  

Baca Yang lain

Menghidupkan Jiwa dengan Mengingat Mati (1)

Menghidupkan Jiwa dengan Mengingat Mati (1) Mengingat kematian bukanlah ajakan untuk berputus asa dari kehidupan, melainkan panggilan untuk hidup dengan kesadaran yang lebih dalam. Dalam pandangan Islam, khususnya sebagaimana diajarkan oleh Ahlulbait Nabi saw, kesadaran akan mati dan Hari Kebangkitan adalah sumber moralitas, keteguhan hati, dan kejernihan batin.  

Baca Yang lain

Akibat Mengingkari Hari Kebangkitan (3)

Akibat Mengingkari Hari Kebangkitan (3) Al-Qur’an menegaskan: “Mereka berkata: ‘Siapakah yang akan menghidupkan kami kembali?’ Katakanlah: ‘Yang telah menciptakan kamu pada kali pertama.’ Lalu mereka menggelengkan kepala dan berkata: ‘Kapankah itu terjadi?’ Katakanlah: ‘Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat.’” (QS. Al-Isra [17]: 51)

Baca Yang lain

Akibat Mengingkari Hari Kebangkitan(2)

Akibat Mengingkari Hari Kebangkitan(2) Pengingkaran terhadap Hari Kebangkitan juga bersumber dari lemahnya keyakinan terhadap kekuasaan dan ilmu Allah. Mereka menganggap mustahil bahwa manusia yang telah mati akan hidup kembali. Bagi mereka, kematian adalah akhir dari segalanya — sebuah kehancuran total.  

Baca Yang lain

Akibat Mengingkari Hari Kebangkitan (1)

Akibat Mengingkari Hari Kebangkitan (1) Iman kepada kebangkitan menegakkan keseimbangan semesta. Ia membuat manusia sadar bahwa setiap tindakan — sekecil apa pun — memiliki akibat. Ia mengajarkan bahwa kehidupan dunia hanyalah ladang tempat menanam benih amal untuk dituai di hari perhitungan.  

Baca Yang lain

Menyingkap Dua Wajah Kematian (2)

Menyingkap Dua Wajah Kematian (2) Kematian tidak bisa dihindari, tapi cara kita menyambutnya bisa dipilih. Kita bisa menyambutnya dengan ketakutan, atau dengan ketenangan. Kita bisa menyambutnya dengan tangis, atau dengan senyuman.  

Baca Yang lain

Menyingkap Dua Wajah Kematian (1)

Menyingkap Dua Wajah Kematian (1) Sebagaimana yang difirmankan dalam al-Qur’an: “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai. Masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS. Al-Fajr: 27–30)

Baca Yang lain

Jika Pria Mendapatkan Bidadari, Wanita Mendapat Apa? (2)

Jika Pria Mendapatkan Bidadari, Wanita Mendapat Apa? (2) Dari beberapa jawaban tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perempuan penghuni surga selain akan mendapatkan balasan harta dan perhiasan, berbagai kenikmatan surgawi, juga akan mendapatkan pasangan surgawi jika suaminya bukan penghuni surga.  (Wallahua’lam)

Baca Yang lain

Jika Pria Mendapatkan Bidadari, Wanita Mendapat Apa? (1)

Jika Pria Mendapatkan Bidadari, Wanita Mendapat Apa? (1) Cukup viral salah satu ceramah seorang Ning tentang balasan laki-laki mukmin di surga dan balasan perempuan mukminah setelah dikomentari seorang pegiat media sosial. Sebagian orang ketika mendengar tentang bidadari di surga, atau mungkin karena jengahnya sering mendengar alasan seseorang misalnya melakukan bom bunuh diri agar mati syahid yang akan disambut oleh 72 bidadari di surga.

Baca Yang lain

Nasib Anak-anak Mukmin dan Kafir di Alam Barzakh Alam Barzak

Nasib Anak-anak Mukmin dan Kafir di Alam Barzakh Alam Barzak Para ulama menegaskan bahwa anugerah ini diberikan kepada anak-anak musyrik dan kafir yang wafat sebelum baligh, mereka bahagia dengan derajat mulia sebagai pelayan para ahli surga. (Sar Newesyt Insan, Ayatullah Ali, Hal.168)

Baca Yang lain

Hadiah dari Penghuni Dunia

Hadiah dari Penghuni Dunia Fenomena amal jariyah ini juga ditegaskan dalam Surat Yasin ayat 12: وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ “Dan Kami mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan apa yang mereka tinggalkan.”  

Baca Yang lain

Hadiah dari Penghuni Dunia (1)

Hadiah dari Penghuni Dunia (1) Hubungan antara penghuni Barzakh dan dunia tidaklah terputus sepenuhnya. Setiap hadiah untuk ruh yang datang dari dunia akan tertulis di buku amalnya. Hadiah ini bisa menjadi sebab naiknya derajat ruh tersebut di sisi Allah Swt. Jika ruh itu termasuk ahli siksa, maka hadiah dari dunia dapat meringankan bahkan menghapus siksaan yang tengah dialaminya.

Baca Yang lain

Dimanakah arwah orang-orang yang telah lama meninggal dunia? (2)

Dimanakah arwah orang-orang yang telah lama meninggal dunia? (2) Imam Shadiq As bersabda: “Tatkala anak manusia memasuki alam kubur dan barzakh, para penghuni barzakh akan datang menjumpainya. Dan sebagian menenangkannya sehingga secara perlahan ia menyesuaikan diri dengan dunia barunya. Karena ia telah melewati ketakutan besar dan melelahkan liang kubur, pertanyaan, tekanan dan sebagainya. Kemudian, mereka mendekat kepadanya dan bertanya tentang teman dan sahabatnya.

Baca Yang lain

Dimanakah arwah orang-orang yang telah lama meninggal dunia? (1)

Dimanakah arwah orang-orang yang telah lama meninggal dunia? (1) Oleh itu, dapat dikatakan bahwa kehidupan dialam barzakh ini sejatinya adalah buah kehidupan kaum mukminin dan amalan-amalan baik mereka yang akan nampak beberapa lama setelah kematiannya.

Baca Yang lain

Ruh Mukmin Mengunjungi Keluarganya di Dunia

Ruh Mukmin Mengunjungi Keluarganya di Dunia Kisah ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan sebagian mukmin hingga mereka memperoleh kenikmatan spiritual yang melampaui logika duniawi.

Baca Yang lain