Hadis Itrah dalam Kitab-Kitab Ahlus Sunah (3)
“ Sesungguhnya Aku Tinggalkan di Tengah Kalian Kitabullah dan Sunnahku “
Yang pertama kali menyebutkan Hadis ini adalah Mâlik dalam kitab Muwaththa’, namun riwayatnya mursal dan tanpa sanad. Setelahnya, al Thabari dalam kitab Tarikh-nya yang juga mursal. Benar, Abu Syekh menyebut sanadnya dalam kitab Thabaqât al Muhadditsîn bi Ashbahân.
Ibnu ‘Abd al Barr al Andalûsi dalam kitabnya, al Tamhîd limâ fî al Muwaththa’ min al Ma’ânî wa al Asânîd menyebutkan sanadnya melalui jalur Shâlih bin Musa al Thalhi, dan sanad yang ketiga melalui jalur Katsîr bin Abdullah.
Juga ada sanad keempat yang disebutkan oleh al Hâkim al Naysabûri dalam kitab “ al Mustadrak ‘ala al Shahîhain melalui jalur Ibnu Abu Uwais dan ayahnya. Kemudian sanad yang kelima disebutkan oleh al Khathîb al Baghdâdi dalam kitabnya, al Faqîh wa al Mutafaqqih melalui jalur Sayf bin Umar.
Berikut ini akan dijelaskan secara mendetail:
11. Kitab al Mustadrak ‘ala al Shahihain Al Hâkim al Naysabûri.
Al Hâkim menyebutkan Hadis ini dangan sanad yang ketiga dari jalur Ismail bin Abu Uways dari ayahnya dalam al Mustadrak ‘ala al Shahihain (Dâr al Kutub al ‘Ilmiyyah Beirut-Lebanon) juz 1 halaman 171.
“ Ismail bin Muhammad bin al Fadhl al Sya’râni, telah menyampaikan kepada Kami kakekku, telah menyampaikan kepada kami ( Ismail ) Ibnu Abu Uways, telah menyampaikan kepadaku ayahku dari Tsawr bin Zaid al Dayli dari ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah saw. telah berkhutbah kepada umat manusia pada haji Wada’ dan bersabda, “ Sesungguhnya setan telah kecewa untuk disembah di tanah kalian tetapi dia rela untuk ditaati pada selain itu dari perbuatan-perbuatan kalian yang saling menghina. Hati-hatilah wahai umat manusia, sesungguhnya Aku telah meninggalkan di tengah kalian sesuatu yang jika kalian berpegangan dengannya, maka kalian tidak akan tersesat selamanya; Kitabullah dan Sunnah NabiNya “.
Al ‘Aqîli menyebutkan Hadis ini dari Ismail bin Abu Uways dalam Kitab al Dhua’fâ’ al Kabîr (Dâr al Kutub al ‘Ilmiyyah Beirut-Lebanon) bagian 1 halaman 87, “ Ismail bin Abdullah bin Abu Uways al Madini. Yahya bin Maîn berkata, “ Abu Uways dan putranya dhaif “.
Yahya bin Maî’n berkata, “ Ismail bin Abu Uways melakukan kedunguan “.
Ibnu ‘Ady menyebutkan Hadis ini dari Ismail bin Abu Uwasy dalam kitab al Kâmil fi Dhua’fâ al Rijâl (Dâr al Kutub al ‘Ilmiyyah Beirut-Lebanon) juz 1 halaman 525, “ Ismail bin Abu Uways. Yahya bin Maîn berkata, “ Ibnu Abu Uways dan ayahnya mencuri Hadis, dan Abu Uways Abdullah bin Abdullah “.
Al Nidhir bin Salamah al Mirwazi berkata, “ Ibnu Abu Uways seorang pendusta, dia telah menyampaikan hadis dari Malik tentang masalah-masalah Abdullah bin wahab “.
Al Nasâ’i berkata, “ Ismail bin Abu Uways dhaif “.
Al ‘Aqîli menyebutkan Hadis ini dari Abu Uways pada sanad al Hâkim dalam Kitab al Dhuafa’ al Kabîr (Dâr al Kutub al ‘Ilmiyyah Beirut-Lebanon) bagian 2 halaman 270, “ Abdullah bin Abdullah bin Uways, Abu Uways bin Abu ‘Âmir al Ashbahi al Madani. Yahya berkata, “ Abu Uways jujur tapi bukan hujjah “.
Pada tempat yang lain dai berkata, “ Abu Uways seperti Falih yang ada ke-dhaifannya “.
Yahya berkata, “ Abu Uways dhaif seperti Falih “. “ Abu Uways dan putranya adalah dhaif “.
Ibnu ‘Uday menyebutkan Hadis ini dari Abu Uways pada sanad al Hâkim dalam kitab al Kâmil fi Dhua’fâ al Rijâl(Dâr al Kutub al ‘Ilmiyyah Beirut-Lebanon) juz 5 halaman 300, “ Abdullah bin Abdullah bin Abu ‘Âmir al Qurasyi al Taymi Abu Uways al Ashbahi al Madîni. Ahmad bin Hanbal berkata, “ Ibnu Abu Uways tidak ada apa-apanya dan ayahnya Hadisnya dhaif “.
Yahya bin Maî’n berkata, “ Ibnu Abu Uways dan ayahnya mencuri Hadis “.
Muawiyah dari Yahya, dia berkata, “ Abu Uways jujur tetapi bukan hujjah, dia di bawah al Darâwardi, dia seperti Falih dalam Hadisnya yang dhaif “.