Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Cara Mendapatkan Ketenangan Menurut Al-Quran

1 Pendapat 05.0 / 5

Setiap orang pastinya ingin hidup dengan tenang. Terutama mereka yang hidup di zaman sekarang yang penuh dengan kesulitan seperti kesulitan ekonomi. Ketika pendapatan sedikit namun harga-harga bahan-bahan dan makanan pokok tinggi maka pastinya kesulitan akan terasa. Kesulitan ini kadang bisa membuat manusia tidak bisa hidup tenang.

Di satu sisi al-Quran adalah kitab suci terakhir yang turun pada Baginda Nabi Muhammad Saw yang mana salah satu fungsinya adalah hidayah umat manusia yakni mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju sinar yang terang benderang.

ذَ?لِكَ ?لْكِتَ?بُ لَا رَيْبَ ? فِيهِ ? هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ

Artinya: Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.

Berangkat dari sini bahwa al-Quran adalah hidayah untuk umat manusia maka seharusnya al-Quran mempunyai solusi untuk menjawab masalah manusia seperti tidak tenang dan penuh khawatir. Maka dari itu di sini kita akan mencari tahu bersama-sama bagaimana al-Quran memberikan solusi supaya manusia mendapatkan ketenangan.

Kembali pada Fitrah

Cara pertama yang diajarkan oleh al-Quran pada kita untuk mendapatkan ketenangan adalah kembali pada fitrah. Yang mana fitrah merupakan dasar dari ketenangan. Kemudian fitrah itu melingkupi seluruh manusia dan tidak terbatas oleh tempat dan zaman. Kemudian kegelapan ruh merupakan tanda bahwa ia telah membelot dari fitrah.

فَ?سْتَمْسِكْ بِ?لَّذِى? أُوحِىَ إِلَيْكَ ? إِنَّكَ عَلَى? صِرَ?طٍ مُّسْتَقِيمٍ

Artinya: Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus. (Az-Zukhruf, ayat 43)

Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. (al-Baqarah, ayat 85)

Adapun al-Quran mengajarkan pada manusia untuk mengamalkan keseluruhan ajaran dari agama Islam dan jangan sampai hanya menjalankannya dengan setengah-setengah. Ajaran al-Quran ini harus menjelma dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Karena dengan mengamalkan ajaran al-Quran secara menyeluruh yakni tidak setengah-setengah dan di dalam aspek pribadi maupun sosial maka akan membuat kita tinggal di shirotol mustaqim (jalur kebenaran).

Mengapa demikian, karena dengan berada di shirotol mustaqim akan memelihara diri kita dari kegelapan. Sehingga hal ini membuat fitrah kita terjaga yang mana membuatnya tetap suci dan bersih. Ketika fitrah suci dan bersih maka kita akan merasakan ketenangan. Pasalnya ketika fitrah kita suci maka diri dan jiwa kita akan selalu terhubung dengan Allah swt yang merupakan sumber dari ketenangan.

Allah SWT berfirman dalam Alquran surat ar-Rad ayat 28: “Ala bidzikrillahi tathmainnul-qulub.” Artinya: “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah (berdzikir), hati menjadi tenteram.”