Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Dimensi Keteladanan Fathimah Az-Zahra; Manifestasi Kelembutan Seorang Ibu, Spirit Hijab & Bersahaja (1)

1 Pendapat 05.0 / 5

Manifestasi Kelembutan dan Kasih Sayang Seorang Ibu Pendidik

Sayidah Fathimah as bukan saja merupakan manifestasi kelembutan dan kasih sayang seorang istri, namun beliau juga merupakan manifestasi kelembutan dan kasih sayang seorang ibu. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Sayidah Fathimah as seorang yang haniyah, yaitu seorang perempuan yang sangat mengasihi, menyayangi dan lembut terhadap suami dan anak-anaknya.[1]

Banyak riwayat yang menggambarkan tentang kelembutan dan kasih sayang luar biasa Sayidah Fathimah as terhadap putra-putrinya. Cinta, kasih sayang dan perhatian Sayidah Fathimah as terhadap putra-putrinya begitu besarnya sampai-sampai beliau mewasiatkan kepada Imam Ali as untuk menikahi Ummul Banin setelah kepergiannya, karena Ummul Banin sangat dekat dengan putra-putrinya dan sangat menyayangi mereka.[2]

Beliau juga mewasiatkan kepada Imam Ali as agar senantiasa lembut dan baik terhadap putra-putrinya.[3] Bernazar demi kesembuhan putra-putranya. Bermain, membacakan kisah-kisah dan syair-syair untuk putra-putrinya. Mengadakan perlombaan dan mengajari cara penilaian yang terbaik.

Suatu hari, Rasulullah saw menyuruh Hasan as dan Husein as untuk lomba menulis. Barangsiapa yang tulisannya bagus maka dialah yang menang. Kemudian Hasan as dan Husein as pun menulis. Setelah selesai mereka menyerahkan tulisannya untuk dinilai oleh sang kakek. Namun Rasulullah saw tidak memberikan penilaian, tapi mengirim Hasan as dan Husein as ke ibunda mereka untuk memberikan penilaian. Sayidah Fathimah as tidak ingin mengecewakan salah satu dari putra tercintanya. Akhirnya terbesit sebuah ide baik dan beliau berkata, “Wahai putra-putraku sayang, ibu akan melepaskan butiran-butiran kalung ibu, barangsiapa yang lebih banyak mengumpulkan butiran-butiran tersebut maka tulisan dia yang paling bagus.” Dan ternyata Imam Hasan as dan Imam Husein as keduanya telah mengumpulkan butiran kalung dengan jumlah yang sama. Beliau berdua sangat bahagia karena keduanya menang.[4]

 Kasih sayang Sayidah Fathimah as juga terwujud dalam hal-hal spiritual dan ruhani anak-anak. Melatih mereka dengan penanaman nilai agama sejak dini. Ini yang harus kita teladani. Disebutkan bahwa Sayidah Fathimah as melarang putra-putrinya tidur menjelang Magrib. Jika mereka tidur maka beliau akan membangunkan mereka,[5] karena menjelang Magrib merupakan waktu dikabulkannya doa. Beliau mendidik mereka untuk belajar berdoa pada waktu yang tepat.

Begitupula, pada malam-malam Lailatul Qadar, beliau akan memberikan makanan yang ringan kepada putra-putrinya akan dapat terbangun di malam yang penuh berkah ini.[6]

Semua yang telah dilakukan Sayidah Fathimah as terhadap putra-putri tercintanya adalah teladan bagi kita semua sebagai ibu, pendidik dan madrasah pertama bagi anak-anak. Sejarah kehidupan Sayidah Fathimah as kita ketahui bukan sekedar untuk nostalgia sejarah, yang terpenting ialah kita mempelajarinya dan menjadikan pedoman dalam kehidupan kita sekarang ini.

Dengan berlomba dan bermain bagaimana Sayidah Fathimah as mengajarkan kepada kita tentang parenting dan pola asuh yang benar. Pola asuh yang didasari atas cinta dan kelembutan hati seorang ibu.

 

Bersambung ....